Secondhand embarrassment menjadi bahasan yang populer belakangan ini. Embarrassment sendiri bisa diartikan sebagai rasa malu atau bentuk emosi yang cenderung dikaitkan dengan perasaan sadar diri yang dirasakan terhadap situasi atau tindakan yang tidak memenuhi ekspektasi sosial.

Rasa malu membuat seseorang merasa tidak enak terhadap kesalahan yang dilakukan. Sementara itu pada kondisi ini, rasa malu mungkin dirasakan saat menyaksikan orang lain mengalami pengalaman memalukan atau dipandang negatif. Rasa malu terhadap perilaku orang lain ini dikenal dengan istilah secondhand embarrassment.

Apa Itu Secondhand Embarrassment?

Secondhand embarrassment merujuk pada suatu rasa malu yang muncul sebagai tanggapan terhadap perilaku atau situasi memalukan yang dialami oleh orang lain. Beberapa contoh situasi yang bisa membuat Anda merasakan hal ini di antaranya:

• Menyaksikan seseorang melupakan pidato atau melakukan kesalahan yang jelas saat tampil di depan umum
• Menyaksikan seseorang melakukan sesuatu yang tidak pantas di depan umum
• Menyaksikan seseorang membuat komentar yang tidak pantas yang dapat memicu rasa malu orang yang melihat atau mendengarnya
• Melihat seseorang melakukan tindakan ceroboh yang dianggap memalukan

Secondhand embarrassment sering kali dikaitkan dengan empati yang dimiliki orang yang mengalaminya. Empati adalah kemampuan dalam merasakan dan memahami perasaan orang lain, baik itu sukacita, kesedihan, kebahagiaan, ketakutan, rasa malu dan situasi lain yang mungkin dialami. 

Otak mampu membuat simulasi pengalaman emosional orang lain dan merasakan apa yang mungkin dirasakan oleh orang lain. Dengan empati, seseorang bisa menempatkan dirinya dalam posisi orang lain dan merasakan hal yang orang lain rasakan. 

Orang yang mengalami secondhand embarrassment baik secara sadar atau tanpa sadar, bisa membayangkan bagaimana reaksi diri mereka bila ada dalam situasi tersebut. Mereka dapat merasakan rasa malu yang serupa dengan orang asli yang mengalami situasi memalukan. 

Baca Juga: Introvert Tidak Sama dengan Pemalu, Ketahui Bedanya

Hubungan Secondhand Embarrassment dengan Kecemasan Sosial

Dalam beberapa kasus, secondhand embarrassment bisa menjadi bentuk dari gejala gangguan kecemasan sosial. Masalah ini lebih besar dari rasa malu biasa. Ketakutan dan kecemasan yang dirasakan tidak kunjung hilang dan dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari, kepercayaan diri, serta hubungan dengan orang lain.

Pada gangguan kecemasan sosial, secondhand embarrassment yang dirasakan bisa membuat mereka mengalami hal seperti:

• Sangat tidak nyaman
• Panik
• Telapak tangan berkeringat
• Berdebar-debar
• Sulit berkonsentrasi
• Merasa malu
• Merasa ingin memperbaiki kesalahan orang lain
• Selalu khawatir bila Anda melakukan sesuatu yang dirasa memalukan
• Kecenderungan menghindari situasi sosial atau mengurangi kontak dengan orang lain

Baca Juga: Pemilu dapat Menyebabkan Stres, Ini Cara Mengatasinya

Cara Mengatasi Secondhand Embarrassment

Anda mungkin mengalami stres atau kecemasan yang tidak disengaja saat merasa malu akan perilaku orang lain. Anda bisa bersikap realistis mengenai situasi tersebut untuk membantu meredakan rasa malu yang muncul. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi secondhand embarrassment:

Rangkul empati yang Anda miliki

Mengalami rasa malu adalah hal yang umum, dan memiliki empati terhadap orang lain juga baik. Emosi manusia dan kemampuan Anda dalam menempatkan diri dalam posisi orang lain adalah hal yang manusiawi.

Namun, Anda perlu menghilangkan kecemasan berlebihan yang bisa menambah tekanan pada diri sendiri. Terkadang, merasakan emosi yang tidak nyaman bisa membuat Anda merasa bahwa Anda adalah orang yang "jahat", dan hal ini bisa membuat Anda menjadi lebih cemas dari seharusnya. Biarkan emosi Anda berlalu dan sadari bahwa Anda adalah manusia biasa begitu juga dengan orang lain yang bisa melakukan kesalahan. 

Teknik STOP

Dilansir Cleveland Clinic, pakar menyarankan untuk mengatasi emosi intens termasuk rasa malu dengan teknik STOP, sebelum emosi tersebut menguasai diri Anda. STOP adalah suatu akronim yang terdiri dari:

• Stop, yaitu menghentikan pikiran dan emosi yang sedang dirasakan dan memberikan jeda pada diri sendiri sebelum emosi intens menguasai diri Anda
• Take a breath, yaitu mengambil napas dalam-dalam dan alihkan fokus dari rasa malu yang dirasakan dengan memfokuskan perhatian pada napas Anda, agar Anda menjadi lebih tenang
• Observe, yaitu mengamati apa yang terjadi di tubuh dan pikiran tanpa penghakiman pada diri 
• Proceed, yaitu mengenali hal yang Anda butuhkan dan tanyakan pada diri Anda, apa hal yang selanjutnya bisa dilakukan yang bermanfaat untuk diri Anda

Teknik tersebut mengajarkan kesadaran diri dan penerimaan terhadap pengalaman emosional tanpa mencoba mengubahnya.

Realistis

Ada rasa yang bisa muncul untuk mencoba menghentikan perilaku memalukan dari orang lain, agar tidak semakin merusak reputasi mereka. Perasaan ini normal dan tidak masalah untuk membantu, namun ketahuilah bahwa Anda tidak diwajibkan untuk melakukan perbaikan.

Pada akhirnya, sadarilah bahwa setiap orang bisa memiliki momen-momen memalukan dalam hidupnya dan hal ini umumnya hanya bersifat sebentar saja. Anda dan teman-teman Anda kemungkinan akan melupakan hal ini dalam beberapa jam atau beberapa hari.

Anda bisa melakukan konsultasi melalui aplikasi Ai Care bila emosi yang Anda rasakan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari. Aplikasi ini bisa diunduh di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!