Definisi
Tenosinovitis supuratif adalah infeksi pada tendon dan selubung pelindungnya. Pada kondisi ini, di sekitar tendon bisa terbentuk kantung-kantung yang berisi nanah (abses) juga. Nanah tersebut bisa menyebar ke area sekitar tendon dan menghancurkan jaringan. Tendon yang rusak bisa membuat anggota tubuh yang terkena sulit digerakkan.
Tendon adalah jaringan ikat yang fleksibel dan menghubungkan otot dengan tulang. Contohnya, pada tendon yang menghubungkan otot lengan bawah dengan tulang jari-jari, ketika otot lengan bawah berkontraksi, tendon di jari akan menarik jari dan membuat jari bergerak. Tendon biasanya diselimuti oleh selubung yang membantu tendon agar bisa bergerak dengan lancar. Selubung tendon ini membantu pergerakan menjadi lebih lancar.
Infeksi ini paling sering terjadi pada jari (terutama jari telunjuk, jari tengah dan jari manis), tangan, atau pergelangan tangan. Tenosinovitis supuratif diperkirakan berjumlah sekitar 10% dari seluruh kasus infeksi tangan dan bisa menjadi infeksi yang cukup serius. Pengobatan segera dapat membantu mencegah kerusakan permanen pada jaringan.
Penyebab
Penyebab tenosinovitis supuratif yang paling banyak adalah cedera pada jari. Cedera seperti gigitan hewan, gigitan manusia, dan luka tusuk memungkinkan mikroorganisme masuk ke dalam selubung tendon. Penyalahgunaan obat-obatan suntik juga dapat menjadi penyebab. Meskipun kondisi ini paling banyak disebabkan oleh masuknya mikroorganisme dari luar ke dalam tangan, namun terdapat beberapa kasus tenosinovitis supuratif yang disebabkan oleh penyebaran bakteri dari pembuluh darah.
Mikroorganisme yang paling banyak menyebabkan infeksi ini adalah bakteri Staphylococcus aureus. Selain itu, bakteri lainnya yang juga sering ditemukan adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Staphylococcus epidermidis, group A Streptococcus, dan Pseudomonas aeruginosa. Jika terdapat riwayat gigitan manusia atau hewan, maka bakteri Eikenella corrodens atau Pasterurella multocida juga dapat dipertimbangkan sebagai sumber infeksi.
Infeksi yang tidak ditangani ini akan membentuk nanah yang dapat menyebar sampai ke ujung jari dan ujung selubung tendon. Infeksi dan nanah di sekitar tendon dapat merusak jaringan dengan cepat. Gerakan meluncur tendon menjadi terganggu sehingga jari sulit atau tidak dapat bergerak.
Faktor Risiko
Tenosinovitis adalah kondisi yang umum ditemukan, dan angka penyebaran kasusnya bervariasi tergantung penyebab penyakitnya. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tenosinovitis supuratif, yaitu:
- Menderita diabetes mellitus, penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam waktu lama karena tubuh tidak bisa merespon secara normal dengan insulin.
- Menyalahgunakan obat-obatan suntik terlarang.
- Mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, misalnya pada pasien HIV, kanker, atau penyakit autoimun lainnya.
- Dalam terapi rutin dengan obat penekan sistem kekebalan tubuh seperti steroid.
- Memiliki kebiasaan atau pekerjaan yang rutin menggunakan tangan, seperti bertani, berkebun, konstruksi, pekerja pabrik, dll.
Gejala
Tanda infeksi biasanya muncul dalam satu minggu setelah cedera. Karena kondisi ini banyak ditemukan pada tangan dan jari, gejala tenosinovitis supuratif yang bisa timbul meliputi:
- Pembengkakan dan kemerahan.
- Nyeri yang bisa bertambah berat, terutama saat menggerakan jari. Hal ini menyebabkan gerakan jari menjadi terbatas.
- Jari sedikit tertekuk saat istirahat.
- Gangguan dalam menggunakan tangan atau jari.
- Demam (tidak selalu ada).
Diagnosis
Tenosinovitis supuratif adalah suatu diagnosis klinis, yang artinya dokter dapat menegakkan diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan. Terdapat satu tanda utama yang disebut dengan Kanavel signs yang digunakan untuk membedakan tenosinovitis supuratif dengan infeksi lainnya. Tanda tersebut meliputi:
- Jari yang sakit terlihat membengkak besar seperti sosis.
- Jari berada dalam posisi sedikit tertekuk mengarah ke telapak tangan.
- Nyeri yang luar biasa di sepanjang selubung tendon, terutama bila disentuh.
- Nyeri hebat saat jari diluruskan.
Meskipun begitu, terkadang dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan tambahan seperti X-ray untuk mendeteksi adanya benda asing yang dapat tersembunyi di bawah kulit. Untuk mengidentifikasi tipe bakteri yang menyebabkan infeksi, sampel nanah dari abses dapat diambil dan diperiksa di laboratorium.
Sementara itu, pemeriksaan darah yang dapat membantu diagnosis dengan melihat bila terdapat tanda peradangan atau infeksi pada pasien adalah:
- Pemeriksaan darah seperti sel darah putih
- Laju endap darah
- Protein C reaktif
Tata Laksana
Tenosinovitis supuratif harus ditangani secepat mungkin. Namun, bahkan terapi yang cepat pun tidak seutuhnya dapat mencegah potensi komplikasi tenosinovitis supuratif.
Terapi dapat meliputi:
- Obat-obatan
Antibiotik dapat diresepkan untuk melawan infeksi bakteri, biasanya diberikan melalui infus. Oleh karena itu, Anda biasanya akan dirawat di rumah sakit. Pemilihan antibiotik akan bergantung pada penyebab luka. Beberapa studi mengatakan bahwa seseorang yang cepat mendapat pengobatan bisa mengalami pemulihan dalam 2-11 hari setelah pemberian antibiotik melalui infus. Selain dengan obat-obatan, mengangkat tangan yang cedera di atas level jantung dan membatasi pergerakannya dengan brace juga dapat membantu.
- Operasi
Pada kasus lainnya, pilihan terapi yang lebih agresif mungkin diperlukan. Bergantung pada tingkat keparahan infeksi, pilihan terapi dapat meliputi beberapa jenis operasi yang dilakukan dengan:
-
- Membuat sayatan untuk mengeluarkan dan mengirigasi (membersihkan) selubung tendon
- Membuka selubung tendon untuk membersihkan infeksi.
- Membuang jaringan yang mati sehingga jaringan yang masih sehat dapat sembuh.
- Pemberian antibiotik minum setelah operasi.
Secara umum, operasi akan dipertimbangkan bila:
-
- Seseorang sudah mengalami gejala tenosinovitis supuratif selama lebih dari 48 jam.
- Tidak ada perbaikan dalam waktu 24 jam pasca pemberian antibiotik.
- Terdapat nyeri saat meluruskan jari.
Setelah infeksi sembuh, Anda mungkin memerlukan bantuan terapis untuk mengembalikan mobilitas atau gerakan tangan Anda yang terkena tenosinovitis supuratif sebelumnya.
Komplikasi
Tenosinovitis supuratif dapat membutuhkan waktu beberapa bulan sampai satu tahun untuk sembuh dengan sempurna. Terapi yang terlambat, kebiasaan merokok, diabetes dan penurunan kekebalan tubuh telah dikaitkan dengan infeksi yang lebih berat.
Komplikasi infeksi yang berat meliputi:
- Robekan tendon yang membutuhkan operasi perbaikan tendon.
- Penurunan aliran darah dan kematian jaringan tulang, serta infeksi tulang.
- Kekakuan jari dan penurunan ruang gerak sendi, yang dapat bersifat permanen. Terdapat beberapa studi yang melaporkan ditemukan sebanyak 10-20 persen insiden kekakuan jari yang menetap setelah episode tenosinovitis supuratif.
- Amputasi (pembuangan bagian tubuh yang mati). Tenosinovitis supuratif yang tidak diterapi dengan cepat dapat menyebabkan kematian jaringan akibat infeksi. Jika cukup banyak jaringan yang mati, anggota gerak tersebut mungkin perlu diamputasi. Faktor yang meningkatkan kemungkinan amputasi meliputi terapi yang terlambat, usia lebih dari 43 tahun, dan riwayat penyakit seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah tepi.
- Infeksi yang tidak ditangani dapat menyebar ke jaringan di dekatnya atau ke dalam pembuluh darah sehingga terjadi infeksi berat yang dapat mengancam nyawa.
Pencegahan
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah tenosinovitis supuratif adalah dengan membersihkan luka dengan baik segera setelah terjadi cedera. Membersihkan luka bertujuan untuk membuang sebanyak mungkin mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi.
Selain itu, bila cedera yang terjadi pada jari-jari tangan, tangan, maupun pergelangan tangan cukup dalam ataupun kotor, pembersihkan luka oleh tenaga kesehatan professional biasanya dibutuhkan untuk memastikan kebersihan luka dan pemberian obat-obatan untuk menurunkan kemungkinan infeksi.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami salah satu dari gejala di bawah ini:
- Demam dengan suhu 38 derajat Celcius atau lebih.
- Kemerahan, hangat, nyeri, atau keluar cairan berbau dari suatu luka atau sayatan operasi.
- Pembengkakan atau nyeri yang semakin buruk.
- Perubahan warna kulit.
- Gejala yang tidak kunjung membaik, atau bertambah buruk.
- Gejala baru yang Anda rasakan.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma