Siapa sih yang bisa menolak kelezatan gorengan? Perpaduan dari rasa gurih dan crispy yang selalu membangkitkan selera ini memang tak pernah lepas dari menu makanan di Indonesia.
Selagi Anda menikmati gorengan, Anda juga perlu mengingat bahwa gorengan adalah makanan yang tinggi kalori, lemak, garam, dan karbohidrat, namun rendah akan serat, vitamin dan mineral. Singkat kata, makanan ini mungkin lezat namun tidak memiliki banyak manfaat kesehatan bagi tubuh, sehingga Anda harus membatasi porsinya.
Gorengan kerap disajikan sebagai salah satu menu takjil saat berbuka puasa. Sebelum Anda menghabiskan banyak porsi gorengan, ketahui terlebih dahulu alasan mengapa Anda sebaiknya harus menghindari gorengan berikut ini:
Dapat Menyebabkan Kembung, Sakit Perut dan Diare
Di antara jenis makronutrien seperti karbohidrat, lemak dan protein, lemak adalah yang paling lambat untuk dicerna tubuh. Karena makanan berminyak mengandung lemak dalam jumlah tinggi, maka saat makan gorengan mereka akan memperlambat pengosongan perut.
Karena lama menghabiskan waktu di dalam perut, Anda akan merasa mual bahkan sesaat setelah makan gorengan. Pada orang dengan keluhan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar atau pankreatitis kronis, makanan berlemak dapat memicu sakit perut, kram dan diare.
Dapat Merusak Mikrobioma Usus
Makanan berminyak diketahui dapat membahayakan bakteri sehat yang hidup di usus Anda. Bakteri sehat memiliki banyak fungsi di dalam tubuh, salah satunya dapat membantu memecah makanan dan mengubah nutrisi menjadi hal-hal yang dapat digunakan oleh tubuh. Penelitian menemukan jika bakteri baik di dalam usus menurun jumlahnya dan lebih banyak jenis bakteri jahat, maka Anda akan berisiko memiliki penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan sindrom iritasi usus.
Dapat Menyebabkan Kenaikan Berat Badan dan Obesitas
Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori daripada makanan yang tidak digoreng. Mengonsumsi makanan yang digoreng dalam jumlah banyak sama halnya dengan meningkatkan asupan kalori secara signifikan.
Penelitian menunjukkan bahwa lemak trans dalam makanan yang digoreng juga dapat menyebabkan penambahan berat badan karena dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak. Terlepas apakah makanan yang digoreng tinggi kandungan lemak trans atau kalori, penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi gorengan menunjukkan kaitannya dengan kenaikan berat badan dan obesitas.
Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Gorengan mengandung terlalu banyak lemak jenuh, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) di dalam darah. Tingginya kolesterol LDL di dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
The American Heart Association merekomendasikan untuk mengonsumsi 5%-6% kalori dari lemak jenuh agar asupan kalori dan kebutuhan kalori tetap seimbang. Ini artinya Anda harus membatasi asupan makanan tinggi garam, gorengan, tinggi gula, lemak hewani, makanan olahan dan juga alkohol.
Dapat Menimbulkan Jerawat
Jerawat umumnya tumbuh karena adanya penyumbatan folikel rambut oleh minyak dan sel kulit mati. Namun tak jarang jerawat dikaitkan dengan konsumsi makanan berminyak. Faktanya, penelitian menunjukkan ada kaitan antara konsumsi makanan karbohidrat olahan, makanan cepat saji, makanan berminyak dengan jerawat.
Para ahli menduga bahwa rasio tinggi asam lemak omega-3 dan asam lemak omega-6 menyebabkan peningkatan peradangan yang menyebabkan jerawat, di mana asam lemak omega-3 dan omega-6 juga ditemukan di dalam minyak yang digunakan untuk menggoreng makanan.
Sudah tahu kan bagaimana efek buruk yang disebabkan makan gorengan? Yuk hindari memilih takjil menu gorengan dan beralih pada makanan yang lebih sehat seperti puding buah, kolak pisang tanpa santan, atau bubur kacang hijau.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya, cek di sini ya!
- dr Anita Larasati Priyono