Anda mungkin kurang familiar dengan nama mineral selenium. Meskipun dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, namun selenium merupakan nutrisi yang memegang peranan penting dalam kelancaran fungsi tubuh. Apa saja manfaat selenium bagi kesehatan? Simak ulasannya berikut ini.
Manfaat Selenium bagi Kesehatan
Selenium adalah salah satu jenis mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh tidak dapat memproduksi selenium secara mandiri sehingga Anda perlu mendapatkannya dari berbagai makanan.
Sejumlah penelitian mengenai manfaat selenium antara lain:
Menjaga kesehatan tiroid
Para ahli percaya selenium memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tiroid. Selenium dapat meningkatkan aktivitas tiroksin 5-deiodinase, yaitu enzim yang menyebabkan kelenjar tiroid melepaskan yodium. Kekurangan selenium atau yodium dapat menyebabkan hipotiroidisme, yaitu kurangnya produksi tiroid oleh kelenjar tiroid.
Menjaga kesehatan jantung
Sebuah penelitian mengungkapkan peningkatan kadar selenium dalam darah sebesar 50% dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung sebesar 24%. Selenium juga dapat menurunkan penanda peradangan dalam tubuh yang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Selenium juga dipercaya memiliki sifat antioksidan tinggi dan antiinflamasi. Memenuhi kebutuhan selenium dapat meningkatkan sistem kekenalan tubuh, menurunkan riskio infeksi, dan mengurangi stres oksidatif akibat efek radikal bebas dalam tubuh.
Baca Juga: Perlukah Minum Suplemen Zat Besi saat Haid?
Menurunkan risiko kanker
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa selenium dapat mendorong perbaikan DNA yang membantu pencegahan kanker. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat ini. Hal ini juga bergantung pada jenis selenium dan jenis kanker yang dialami seseorang.
Mengelola gejala asma
Selenium juga diduga dapat membantu mengelola asma kronis. Sejumlah penelitian menyebutkan selenium berperan dalam meredakan stres oksidatif pada jaringan seperti paru-paru, namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada manusia. Para ahli menyebutkan bahwa pengidap asma sebaiknya tidak mengonsumsi suplemen selenium untuk meredakan gejala tanpa konsultasi ke dokter.
Mencegah penurunan kognitif
Selenium dipercaya memiliki efek neuroprotektif karena kemampuannya untuk mengurangi peradangan dan stres oksidatif. Peradangan sering kali berkontribusi pada perkembangan penyakit Alzheimer dan bentuk demensia lainnya.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mengonsumsi suplementasi selenium dapat meningkatkan hasil tes kognitif pada orang dengan gangguan kognitif ringan dan pengidap Alzheimer.
Baca Juga: Dampak Kekurangan Kalsium pada Gigi
Makanan yang Mengandung Selenium
Selenium merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Dilansir dari Cleveland Clinic, jumlah harian selenium yang dianjurkan bagi dewasa adalah sebagai berikut:
- Dewasa berusia 19 tahun ke atas: 55 mcg per hari
- Ibu hamil: 60 mcg per hari
- Ibu menyusui: 70 mcg per hari
Untuk memenuhi kebutuhan selenium, Anda bisa mengonsumsi beberapa jenis makanan yang mengandung selenium seperti:
- Kacang Brazil: 544 mcg per ons (6-8 kacang)
- Tuna sirip kuning: 92 mcg per porsi 3 ons
- Sarden: 45 mcg per porsi 3 ons
- Udang: 40 mcg per porsi 3 ons
- Makaroni matang: 37 mcg per cangkir
- Daging sapi panggang: 33 mcg per porsi 3 ons
- Kalkun: 31 mcg per porsi 3 ons
- Ayam: 28 mcg per porsi 3 ons
Umumnya, mengonsumsi selenium melebihi kebutuhan harian dianggap tidak berbahaya, asalkan tidak mengonsumsi lebih dari 400 mcg sehari. Kelebihan kadar selenium dapat berbahaya terutama jika Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Jika memiliki pertanyaan seputar mineral selenium sebaiknya konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store dan Play Store.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina