Ketika mendengar istilah diet, banyak orang beranggapan bahwa orang yang diet harus banyak mengonsumsi sayuran dan menghindari makanan daging. Namun ada juga jenis diet yang membolehkan pelaku diet mengonsumsi sayuran dan daging, seperti dalam diet flexitarian.
Apa Itu Diet Flexitarian?
Istilah “diet” sering dianggap sebagai penerapan pola makan yang menyiksa, di mana pelaku diet harus menerapkan aturan pola makan ketat. Orang yang sedang melakukan diet identik dengan mengonsumsi banyak sayur dan buah-buahan serta menghindari daging terutama daging merah.
Faktanya, setiap diet memiliki aturan yang berbeda. Bagi Anda yang ingin menerapkan pola makan yang fleksibel, tetap efektif menurunkan berat badan namun Anda tetap dapat mengonsumsi daging, Anda bisa mencoba menerapkan diet flexitarian.
Diet flexitarian pertama kali dicetuskan oleh pakar diet Dawn Jackson Blatner untuk membantu orang merasakan manfaat diet vegetarian namun masih bisa mengonsumsi daging. Itulah sebabnya diet ini diberi nama flexitarian yang merupakan gabungan dari flexible dan vegetarian.
Pada pola makan vegetarian, Anda akan menghindari produk hewani lainnya seperti misalnya daging merah. Sedangkan unutuk vegan biasanya Anda diharuskan untuk menghindari daging, ikan, telur, susu, dan semua produk hewani lainnya.
Pada pola makan diet flexitarian, Anda masih diperbolehkan mengonsumsi produk hewani. Karenanya diet flexitarian sering kali digunakan sebagai latihan bagi orang yang akan beralih ke pola makan vegetarian atau vegan.
Pola makan diet flexitarian tidak memiliki aturan khusus terkait jumlah kalori dan makronutrien yang harus dikonsumsi setiap harinya. Beberapa aturan dalam diet flexitarian di antaranya:
- Fokus makanan pada buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan legum
- Fokus pada protein nabati daripada protein hewani
- Mengurangi konsumsi makanan olahan
- Membatasi konsumsi gula dan makanan manis
- Boleh mengonsumsi daging merah dan produk hewani lainnya namun tidak melebihi konsumsi sayuran dan buah
Makanan yang Dianjurkan dan Perlu Dibatasi dalam Diet Flexitarian
Pada pola makan flextarian, Anda tidak perlu menjadikan jumlah kalori makanan sebagai acuan. Namun Anda perlu membatasi makanan olahan, makanan manis dan karbohidrat olahan. Daging merah dan unggas seperti kalkun, dan ayam masih bisa dikonsumsi namun perlu dibatasi.
Anda juga masih diperbolehkan mengonsumsi makanan laut namun perlu dibatasi ketika mengonsumsi ikan salmon, tilapia, udang dan ikan cod.
Sedangkan untuk makanan yang dianjurkan, Anda dapat mengonsumsi makanan berikut seperti dilansir dari Healthline:
- Protein: kedelai, tahu, tempe, kacang polong, lentil
- Sayuran non-tepung: sayuran hijau, paprika, cucuwis, kacang hijau, wortel, kembang kol
- Sayuran bertepung: labu, kacang polong, jagung, ubi jalar
- Buah-buahan: apel, jeruk, beri, anggur, ceri
- Biji-bijian utuh: quinoa
- Kacang-kacangan, biji-bijian, dan lemak sehat lainnya: almond, biji rami, chia seed, kenari, kacang mente, pistachio, selai kacang, alpukat, zaitun, kelapa
Kelebihan dan Kekurangan Diet Flexitarian
Pola makan yang fokus pada sayuran dan buah-buahan dapat membantu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola makan ini juga dapat mencegah beberapa penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker.
Akan tetapi, diet flexitarian juga memiliki beberapa kekurangan di antaranya risiko kekurangan nutrisi seperti vitamin B12, zink, zat besi, kalsium dan asam lemak omega-3.
Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin mencoba menjalani diet flexitarian, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu agar mendapatkan rekomendasi diet dan pola makan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina