Albumin

Albumin

Bagikan :


Brand/Nama Lain

Albapure 20 g, Albuman 200 G/L, Albumin-Human, Albuminar, Alburaas, Albutein, Octalbin, Robumin.

Cara Kerja

Albumin merupakan protein yang utama di dalam darah manusia, sehingga albumin dapat bekerja dengan meningkatkan konsentrasi darah. Hal ini menyebabkan cairan di luar pembuluh darah akan masuk ke pembuluh darah dan menjaga kembali tekanan dan volume. Albumin seringkali digunakan untuk menangani kondisi gawat darurat, seperti ketika pasien kehilangan darah atau cairan tubuh dalam jumlah besar atau disebut dengan syok hipovolemik.

Larutan albumin tersedia dalam berbagai konsentrasi, seperti 5% atau 25% human albumin. Pada larutan albumin yang pekat (25%), digunakan untuk pasien yang asupan cairan dan natriumnya harus diminimalkan, misalnya untuk pasien dengan hipoproteinemia (kondisi kekurangan protein), edema serebral (pembengkakan otak) atau, pada pasien anak. 

Indikasi

  • Syok hipovolemik akut
  • Hipoproteinemia
  • Hiperbilirubinemia neonatal (kondisi kadar bilirubin dalam darah yang tinggi pada bayi baru lahir, ditandai dengan gejala kulit dan mata bayi berwarna kuning).

Kontraindikasi

  • Riwayat alergi albumin sebelumnya
  • Anemia berat
  • Gagal jantung

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi setelah pemberian albumin: mual, muntah, peningkatan produksi air liur, demam, menggigil, pengenceran darah, dan pembengkakan paru. Efek samping yang dapat berakibat fatal: syok analfilaktik (suatu reaksi alergi yang terjadi mendadak dan dapat mengancam nyawa).

Sediaan

Albumin tersedia dalam bentuk cairan infus 20 ml / 50 ml / 100 ml / 250 ml dengan konsentrasi albumin 5% / 20% / 25%.

Dosis

  • Hiperbilirubinemia neonatal

Anak: 1 g/kg albumin sebelum transfusi. Kecepatan infus: hingga 5 ml/menit (larutan 5%) atau 1-2 ml/menit (larutan 20%).

  • Hipoproteinemia

Dewasa: Hingga 2 g/kg setiap hari. Kecepatan infus: hingga 5 ml/menit (larutan 5%) atau 1-2 ml/menit (larutan 20%).

  • Syok hipovolemik akut

Dewasa: dosis awal 25 g albumin, disesuaikan dengan respon pasien. Kecepatan infus: hingga 5 ml/menit (larutan 5%) atau 1-2 ml/menit (larutan 20%).

Anak: hingga 1 g/kg, disesuaikan dengan respons pasien. Kecepatan infus biasa: hingga 5 ml/menit (larutan 5%) atau 1-2 ml/menit (larutan 20%).

Keamanan

Pemberian albumin harus dilakukan dengan hati-hati dan dipantau secara cermat, terutama pada kondisi-kondisi berikut:

  • Pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pasien yang mendapat terapi cairan tambahan (contoh: pasien dehidrasi).
  • Pantau tanda-tanda kelebihan beban jantung pada pasien cedera atau pascaoperasi.
  • Pemberian albumin membawa risiko penularan virus.
  • Volume dan kecepatan pemberian infus harus selalu disesuaikan dengan situasi dan respon pasien.
  • Kehamilan: uji coba pada hewan menunjukkan terdapat efek samping terhadap janin, namun belum ada penelitian pada manusia. Pemberian albumin pada wanita hamil hanya jika pertimbangan manfaat jauh lebih besar dibanding risikonya. Konsultasikan dengan dokter Anda.
  • Menyusui: belum diketahui apakah albumin dikeluarkan melalui ASI atau tidak. Konsultasi dengan dokter Anda sebelum menyusui.

Interaksi Obat

  • Larutan albumin tidak boleh dicampur dengan hidrolisat protein atau larutan alkohol.
  • Larutan albumin tidak boleh diberikan bersamaan dengan terapi ACE inhibitor (salah satu terapi tekanan darah tinggi) karena akan menyebabkan efek samping yang fatal.
Writer : dr David Wiliam
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Rabu, 12 April 2023 | 13:35