Brand/Nama Lain
Afinitor, Certican
Cara Kerja
Everolimus adalah obat penekan sistem imun yang memiliki efek antiproliferatif dan antiangiogenik. Antiproliferatif berarti mencegah atau memperlambat penyebaran sel-sel keganasan ke jaringan di sekitarnya. Sementara itu, antianiogenik berarti obat mencegah atau memperlambat pertumbuhan kanker dengan memengaruhi suplai aliran darah yang memberi sel kanker asupan energi.
Everolimus adalah obat golongan inhibitor proliferasi sel dan agen imunosupresi yang digunakan tunggal maupun kombinasi dengan kalsineurin inhibitor untuk mencegah rejeksi setelah transplantasi ogan. Obat ini bekerja pada protein kinase, salah satu enzim yang meregulasi fungsi sel dan berperan dalam fungsi banyak protein. Everolimus terikat pada immunophilin FK Binding Protein-12 (FKBP-12) untuk menggerakkan kompleks immunosupresif yang terikat.
Indikasi
Everolimus adalah obat yang bisa diberikan pada berbagai kondisi, seperti:
- Untuk mencegah reaksi penolakan organ pada pasien yang akan menerima transplantasi organ, seperti hati, ginjal atau jantung
- Sebagai salah satu pengobatan pada wanita pascamenopause yang memiliki hormon reseptor kanker payudara
- Tumor neuroendokrin yang progresif dan berasal dari pankreas pada stadium tertentu
- Karsinoma ginjal tingkat lanjut yang mengalami kegagalan dalam terapi dengan obat kanker (sunitinib atau sorafenib)
Dan beberapa jenis kanker lainnya, seperti TSC (Kompleks Sklerosis Tuberosa) atau SEGA (Astrositoma Giant Cell Subependimal).
Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas atau riwayat alergi pada everolimus dan derivatif obat rapamycin lainnya. Selain itu, ibu menyusui juga tidak boleh mendapat obat ini. Pasien yang baru mendapat vaksin hidup juga tidak bisa menerima obat ini.
Efek Samping
Penggunaan everolimus juga dapat menyebabkan efek samping. Berikut ini merupakan efek samping everolimus yang paling umum terjadi, yaitu:
- Demam
- Batuk
- Sesak napas
- Penurunan nafsu makan
- Sakit perut
- Mual atau muntah
- Mulut kering
- Sakit kepala
- Diare
- Gatal
- Lemah atau lelah
- Kulit pucat
- Kesulitan menelan
- Nyeri sendi
- Insomnia atau sulit tidur
- Kerusakan kuku
- Gangguan menstruasi, dan lain-lain
Sediaan
Everolimus yang beredar di Indonesia tersedia dalam bentuk tablet salut selaput, mulai dari 0,25 mg, 0,5 mg, 0,75 mg, 2,5 mg, 5 mg dan 10 mg.
Dosis
Obat ini tergolong sebagai obat golongan keras dan hanya bisa didapatkan dari resep dokter. Everolimus diminum sekali sehari di waktu yang sama dan harus ditelan dalam bentuk utuh, di mana obat tidak boleh dikunyah atau ditumbuk. Dosis obat akan ditentukan oleh dokter sesuai dengan kondisi medis pasien.
Keamanan
Tergantung dengan obat yang dihasilkan oleh pabrik produsen tertentu, everolimus berdasarkan kehamilan tergolong sebagai kategori C atau D. Kategori C berarti bahwa saat obat diteliti pada hewan percobaan, terlihat adanya efek samping pada janin. Namun, belum ada penelitian terkontrol pada wanita hamil, sehingga everolimus akan diberikan dokter bila dirasa manfaat obat lebih besar dibandingkan kemungkinan risiko yang dapat muncul.
Sementara itu, pada obat kategori D, sudah dilakukan penelitian everolimus pada wanita hamil. Dari penelitian tersebut, ditemukan adanya risiko pada janin dari pemberian obat ini.
Interaksi Obat
Obat ini dapat:
- Meningkatkan risiko angioedema jika everolimus diberikan bersama obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor (captopril, ramipril, dll.)
- Meningkatkan kadar obat anestesi midazolam di dalam plasma darah
- Meningkatkan risiko terjadinya disfungsi ginjal, dan lain-lain
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma