Definisi
Teratoma sakrokoksigeal adalah tumor langka yang tumbuh dari area tulang ekor (sakrokoksigeal) bayi dan ditemukan pada bayi baru lahir. Istilah “teratoma” diambil dari bahasa Yunani yang berarti “tumor yang seperti monster”. Hal ini karena tumor teratoma tersusun dari jaringan yang berbeda seperti jaringan rambut, otot, tulang atau gigi.
Teratoma sakrokoksigeal tergolong sebagai penyakit kongenital atau penyakit bawaan lahir karena sudah berkembang sejak janin masih di dalam kandungan atau saat bayi. Tumor ini termasuk salah satu tumor yang paling sering ditemui pada bayi baru lahir, terdapat 1 kasus dalam setiap 35-40 ribu kelahiran bayi yang hidup.
Teratoma biasanya dilapisi selaput tipis atau kulit. Sebagian besar teratoma memiliki pembuluh darah dalam berbagai ukuran yang melalui tumor. Sebagian besar teratoma bersifat jinak, namun karena tumor bisa bertumbuh cukup besar, seringnya tumor perlu diangkat melalui pembedahan. Pada kasus yang langka, teratoma sakrokoksigeal bisa bersifat ganas saat lahir.
Sebagian besar kasus tumor ditemukan selama kehamilan melalui USG atau pemeriksaan kehamilan rutin. Tumor teratoma sakrokoksigeal dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan lokasi dan derajat keparahannya, yaitu:
- Tipe 1: Tumor berada di bagian luar tubuh dan menempel ke tulang ekor.
- Tipe 2: Terdapat tumor pada bagian luar tubuh dan ada sebagian tumor yang tumbuh di dalam tubuh.
- Tipe 3: Tumor dapat terlihat dari luar, tetapi sebagian besar tumor berada di dalam perut bayi.
- Tipe 4: Jenis teratoma yang paling serius, tumor tidak dapat terlihat dari luar dan seluruh bagian tumor berada di dalam tulang ekor.
Penyebab
Penyebab teratoma sakrokoksigeal masih belum diketahui. Jenis tumor ini berkembang dari area tulang ekor, bisa menonjol keluar dan tumbuh ke dalam rongga panggul. Berbicara mengenai mekanisme perkembangan tumornya, teratoma diduga berasal dari germ cell atau sel germinal yang diproduksi ketika proses embriogenesis (terjadi 8 minggu setelah pembuahan) atau pembentukan embrio dalam kandungan yang akan menjadi janin.
Sel germinal adalah bentuk awal dari sperma atau sel telur, di mana sel germinal akan berpindah masuk ke dalam buah zakar (testis) atau pria dan indung telur (ovarium) pada wanita. Teratoma sakrokoksigeal berasal dari sel-sel ini yang mengalami kesalahan selama perpindahan menuju buah zakar atau indung telur di kandungan. Area tulang ekor menjadi area tersering tumor ini berada.
Faktor Risiko
Tumor ini lebih banyak ditemukan pada anak perempuan dibandingkan laki-laki, dengan rasio kasus perempuan dengan laki-laki sekitar 3:1 sampai 4:1. Sebagian besar kasus teratoma sakrokoksigeal bersifat sporadis, yang berarti tumor tidak muncul dalam pola tertentu dan terjadi pada interval yang tidak teratur.
Tidak ada kecenderungan riwayat keluarga yang pasti, walaupun riwayat kehamilan kembar dalam keluarga ditemukan pada 10-15 persen pasien. Saat ini, tidak ada perbedaan penyebaran penyakit bila melihat berdasarkan wilayah ditemukannya kasus.
Gejala
Gejala dari teratoma sakrokoksigeal dapat bervariasi tergantung tipe tumor dan ukuran tumor tersebut. Tumor yang berukuran kecil seringnya tidak menyebabkan keluhan dan dapat diangkat setelah bayi lahir.
Karena banyak teratoma yang sudah ditemukan selama kehamilan, ibu bisa datang dengan rahim yang berukuran besar melebihi usia kehamilannya. Rahim yang besar perlu dicurigai bila terdapat air ketuban dalam jumlah yang banyak, ukuran plasenta terlalu besar, adanya tumor, dll.
Ketika bayi lahir, bisa terlihat jaringan tumor di area tulang ekornya. Selain itu pada bayi juga bisa tampak:
- Urine keluar menetes dari kelamin.
- Tinja susah keluar.
- Keluar lendir dari dubur.
Diagnosis
Sekitar 25-50 persen kasus teratoma sakrokoksigeal didiagnosis ketika janin berada dalam kandungan. Selama pemeriksaan kehamilan, dokter bisa bertanya mengenai:
- Usia kehamilan saat ini.
- Riwayat kehamilan ibu sebelumnya.
- Apakah ada keluhan selama hamil.
- Pola makan dan aktivitas ibu sehari-hari.
- Riwayat pengobatan tertentu sebelum hamil dan selama hamil.
- Riwayat penyakit di keluarga.
Melalui pemeriksaan kehamilan rutin, dokter akan mengukur besarnya rahim dan memastikan apakah ukuran perut ibu sesuai atau memang lebih besar dibandingkan usia kehamilan saat itu.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang. Dari pemeriksaan USG rutin, dokter bisa melihat:
- Bentuk janin dan bila ada tampilan massa atau jaringan abnormal pada janin.
- Jumlah air ketuban janin.
- Taksiran berat badan janin.
- Apakah pertumbuhan janin sudah sesuai dengan kehamilan.
Dokter bisa merekomendasikan pemeriksaan penunjang lain seperti:
- Profil pembekuan darah dan kadar trombosit pasien.
- Kadar AFP (alfa fetoprotein) dan β-hCG (human β-chorionic gonadotropin) darah.
Selain pemeriksaan pada kehamilan, tumor juga bisa baru ditemukan setelah bayi baru lahir. Pada saat persalinan, dokter anak akan segera melakukan pemeriksaan menyeluruh pada bayi dari ujung kepala hingga ujung kaki, termasuk melihat apakah ada kelainan fisik pada bayi.
Tata Laksana
Pengobatan standar dari teratoma sakrokoksigeal adalah tindakan pembedahan. Prosedur pembedahan atau operasi dapat dilakukan saat bayi baru lahir, mempertimbangkan kondisi kesehatan bayi yang memungkinkan dan tipe dari teratoma sakrokoksigeal. Penundaan pembedahan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Namun pada beberapa kasus, tindakan pembedahan juga dapat ditunda hingga usia di atas 2 tahun sesuai dengan kondisi kesehatan pasien.
Selain itu, bila tumor teratoma sakrokoksigeal sudah ditemukan sejak dalam kandungan, maka dokter akan memantau kondisi ibu dan janin secara intensif. Perkembangan ukuran tumor dan kondisi jantung bayi akan diobservasi lebih ketat. Bila ukuran tumor melebihi 10 cm dan menyulitkan persalinan secara normal, maka ibu wajib melakukan persalinan dengan operasi caesar.
Setelah bayi baru lahir maka bayi akan dipantau kondisi kesehatannya dan dilakukan pemeriksaan laboratorium darah sebelum akhirnya dokter akan melakukan tindakan lebih lanjut.
Komplikasi
Komplikasi dari teratoma sakrokoksigeal yang sering terjadi antara lain adalah kondisi hidrops fetalis, atau penumpukan cairan di sekitar tubuh bayi yang dapat mengancam nyawa. Kemudian, bisa terjadi juga ruptur atau pecahnya pembuluh darah jaringan tumor yang dapat menyebabkan perdarahan di sekitar tumor.
Ketika dewasa, penderita teratoma sakrokoksigeal yang sudah sembuh memiliki risiko mengalami gangguan fungsi usus, inkontinensia urine (gangguan menahan buang air kecil), dan bekas luka menahun yang lebih tinggi.
Bila Anda tertarik untuk membaca mengenai hidrops fetalis, Anda bisa membacanya di sini: Hidrops Fetalis - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Pencegahan
Cara mencegah teratoma sakrokoksigeal secara pasti tidak diketahui, namun kondisi tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan kehamilan rutin. Oleh karenanya bila Anda sedang hamil, jangan lupa untuk melakukan kontrol kehamilan secara rutin sesuai jadwal. Dengan melakukan kontrol kehamilan secara rutin, Anda dapat mengetahui perkembangan kehamilan Anda. Bila ada kejadian yang tidak diinginkan maka hal tersebut dapat diantisipasi secara cepat.
Kapan Harus ke Dokter?
Rerata kasus dari teratoma sakrokoksigeal harus mendapatkan tindakan dan langsung dibawa mendapat perhatian dokter ketika pertama kali diketahui. Bila anda mengidentifikasi adanya tumor yang semakin tumbuh besar pada bagian tulang ekor dan tidak kunjung membaik, segeralah bawa ke dokter.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Children's Hospital of Philadelphia - Saccrococcygeal Teratoma. (2014). Retrieved 2 December 2022, from https://www.chop.edu/conditions-diseases/sacrococcygeal-teratoma-sct.
NORD Rare Diseases - Saccrococcygeal Teratoma. Retrieved 2 December 2022, from https://rarediseases.org/rare-diseases/sacrococcygeal-teratoma/.
Ji H.P., (2021). Sacrococcygeal Teratoma: A Tumor at The Center of Embryogenesis. Retrieved 2 December 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8128526/.
Yadav K.D., Acharya K., Goel P., (2020). Sacrococcygeal Teratoma: Clinical Characteristics, Management, and Long - Term Outcomes in a Prospective Study from a Tertiary Center. Retrieved 2 December 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6910050/.