Tumor Intra-abdomen

Tumor Intra-abdomen

Bagikan :


Definisi

Tumor intra-abdomen adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada organ dalam perut. Tumor ini dapat timbul pada keempat bagian atau kuadran perut, yaitu kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah. Secara umum, tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas (kanker). Tumor ganas terjadi akibat mutasi pada DNA sel sehingga sel dapat membelah dan tumbuh tanpa terkontrol.

 

Penyebab

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan adanya tumor intra-abdomen, di antaranya adalah trauma, kista, tumor jinak, kanker, dan penyakit lainnya.

  • Kista: merupakan suatu kantong yang berisi cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi. Kista yang sering menyebabkan tumor intra-abdomen salah satunya adalah kista ovarium.
  • Kanker: sering menyebabkan tumor intra-abdomen. Contohnya adalah kanker usus, kanker ginjal, kanker hati, dan kanker lambung.
  • Penyakit tertentu, seperti:
    • Penyakit Chron, suatu penyakit peradangan usus yang menyebabkan adanya peradangan pada mukosa saluran cerna. Peradangan yang terjadi dapat teraba sebagai tumor.
    • Aneurisma aorta abdominal, yaitu pelebaran abnormal pembuluh darah aorta yang merupakan pembuluh darah besar yang menyuplai darah ke bagian perut.
    • Abses pankreas, yaitu kumpulan nanah pada pankreas.
    • Diverkulitis, yaitu peradangan pada divertikula (kantung-lantung abnormal yang ada pada usus).
    • Pembesaran ginjal akibat tersumbatnya aliran urin.
    • Pembesaran hati.
    • Pembesaran limpa.

 

Faktor Risiko

  • Usia tua
  • Riwayat keluarga dengan tumor
  • Jenis kelamin laki-laki
  • Merokok
  • Obesitas
  • Diet tinggi garam, asam, atau karbon (sering konsumsi makanan asap atau bakar)
  • Diet rendah buah dan sayuran
  • Infeksi H. pylori pada lambung
  • Sakit lambung yang berkepanjangan, misalnya refluks asam lambung, tukak lambung, maag

 

Gejala

Gejala yang paling utama apabila Anda mengalami tumor intra-abdomen adalah terabanya benjolan atau massa pada perut yang dapat disertai nyeri ataupun tidak. Pada beberapa orang dengan ukuran tumor yang kecil atau berada jauh di dalam rongga perut, benjolan tidak dapat teraba. Tumor dapat teraba keras atau lunak, serta ada yang dapat digerakkan dan tidak dapat digerakkan. Beberapa gejala lain yang dapat dialami adalah sebagai berikut:

  • Bengkak pada perut
  • Perubahan bentuk perut
  • Penambahan atau penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • Rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut
  • Kembung atau rasa begah
  • Nafsu makan berkurang
  • Mual
  • Muntah
  • Rasa panas atau terbakar di dada
  • Kuning pada kulit dan mata
  • Sulit menelan
  • Kelelahan
  • Sulit berkemih
  • Sulit BAB
  • BAB berdarah
  • Demam

 

Diagnosa

Untuk mendiagnosa tumor intra-abdomen, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, gejala yang Anda alami, dan dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik terutama pada regio perut di mana tumor berada. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik tumor tersebut, yang meliputi lokasi, ukuran, bentuk, tekstur, kontur, ada tidaknya denyutan, dan ada tidaknya perlengketan dengan organ sekitar. Karakteristik tersebut dapat memberi gambaran mengenai jinak atau ganasnya suatu tumor dan kemungkinan asal tumor.

Pemeriksan darah lengkap akan dilakukan untuk memeriksa apakah ada infeksi atau ketidakseimbangan hormon dalam darah yang dapat terkait dengan jenis tumor tertentu seperti kista ovarium. Sementara itu, pemeriksaan radiologi biasanya dilakukan untuk melihat ukuran dan lokasi tumor, membedakan jinak atau ganas, serta memberi gambaran kemungkinan jenis tumor. Hal ini tidak bisa diketahui secara pasti dengan pemeriksaan fisik saja.

Pemeriksaan radiologi yang biasanya digunakan adalah CT scan, MRI, dan USG. Contoh pemakaian USG adalah pada wanita yang dicurigai memiliki kista ovarium. USG dilakukan dengan memasukan probe ke dalam vagina (USG transvagina). Pemeriksaan PET scan juga bisa dilakukan jika terdapat indikasi adanya penyebaran tumor.

Untuk memeriksa apakah tumor berasal dari organ berongga seperti lambung dan usus, atau untuk mengetahui apakah ada sumbatan saluran cerna akibat tumor tersebut, maka dokter akan melakukan pemeriksaan endoskopi dimana dokter akan memasukan mikroskop kecil ke dalam saluran pencernaan Anda melalui mulut atau lubang anus (kolonoskopi).

Untuk menentukan jenis tumor secara pasti sehingga dapat digunakan untuk mempertimbangkan terapi yang akan diberikan, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan biopsi.

 

Tata Laksana

Pengobatan dan terapi untuk tumor intra-abdomen tergantung oleh jenis tumornya. Terapi terdiri dari terapi obat-obatan, operasi, dan terapi lainnya yang lebih spesifik. Pilihan terapi yang paling sering antara lain:

  • Obat untuk menyeimbangkan hormon, misalnya untuk tumor yang disebabkan oleh perubahan hormon seperti kista ovarium. Tumor ini dapat diterapi dengan obat pengganti hormon atau pil kontrasepsi dosis rendah.
  • Operasi pengangkatan tumor. Terapi ini dipilih tidak hanya berdasarkan jenis tumor namun juga lokasi, ukuran, dan gejala yang ditimbulkan. Pada kista perut yang sangat besar atau menyebabkan nyeri yang berat, dokter dapat memilih untuk mengangkat kista tersebut dengan operasi. Operasi pun bisa dilakukan hanya dengan mengangkat tumor atau dengan mengangkat jaringan sekitar tumor. Namun, tidak semua tumor dapat diangkat dengan operasi karena ada beberapa yang berbahaya jika diangkat sehingga dokter lebih memilih untuk mengecilkan ukuran tumor, biasanya pada tumor ganas atau kanker.
  • Metode pengecilan tumor. Pengecilan tumor ini dapat dilakukan dengan kemoterapi maupun terapi radiasi. Saat ukuran sudah mengecil, maka kemoterapi dapat diakhiri dan tumor tersebut dapat diangkat dengan operasi.
    • Kemoterapi: terapi menggunakan obat-obatan untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker dengan membunuh sel atau menghentikan pembelahannya. Obat tersebut dapat dikonsumsi melalui mulut atau dengan injeksi, tergantung tipe dan stadium tumor
    • Terapi radiasi menggunakan X-ray energi tinggi atau bentuk radiasi lainnya untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Mesin radiasi akan diarahkan ke bagian tumor.
    • Kemoradiasi: kombinasi kemoterapi dan terapi radiasi. Terapi ini diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk memperkecil kemungkinan kanker tumbuh kembali.
  • Targeted therapy: suatu tipe kemoterapi yang menggunakan obat atau senyawa lain untuk mengidentifikasi sel kanker dan melawannya. Terapi ini umumnya lebih tidak merusak sel sehat jika dibandingkan dengan kemoterapi dan terapi radiasi
  • Imunoterapi/bioterapi/terapi biologis: menggunakan sel imun untuk melawan sel kanker
  • Reseksi mukosa endoskopik: prosedur pengangkatan tumor stadium awal yang berasal dari mukosa salura cerna. Prosedur ini dilakukan menggunakan endoskopi sehingga tidak dilakukan operasi.

Terdapat keadaan di mana suatu tumor membutuhkan operasi emergensi, seperti tumor yang berdarah sehingga menyebabkan perdarahan dalam perut. Perdarahan dalam perut ini merupakan keadaan emergensi karena dapat menyebabkan kehilangan darah yang banyak dan berakibat syok.

 

Komplikasi

Meskipun biasanya dapat ditangani, tumor intra-abdomen dapat menyebabkan komplikasi akibat efek tumor itu sendiri, seperti:

  • Kerusakan organ akibat desakan dari tumor yang besar.
  • Perdarahan dalam perut akibat tumor tersebut.
  • Kekambuhan setelah terapi, biasanya pada tumor ganas.
  • Penyebaran tumor ganas ke bagian tubuh lain (terutama pada kasus yang tidak tertangani). Penyebaran ini umumnya terjadi melalui sistem limfatik atau getah bening.

 

Pencegahan

Perubahan gaya hidup dengan menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko kanker dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker, seperti:

  • Mengkonsumsi diet yang sehat, yaitu yang kaya serat seperti buah dan sayur.
  • Menghindari rokok.
  • Menjaga berat badan ideal.

 

Kapan Harus ke dokter?

Jika Anda merasakan adanya benjolan pada perut, segera konsultasi ke dokter, terutama jika Anda mengalami gejala seperti:

  • Nyeri perut hebat
  • Demam
  • Muntah
  • BAB berdarah

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 02:35