Pembesaran prostat dan kanker prostat merupakan dua masalah prostat yang sering dialami para pria. Pembesaran prostat jinak akan menyebabkan rasa sakit setiap kali buang air kecil atau ejakulasi. Gejala ini juga dapat muncul pada penderita kanker prostat. Lalu, apa perbedaan di antara keduanya?
Kanker prostat
Prostat adalah kelenjar kecil seukuran biji kenari yang berada di panggul, di bawah kandung kemih. Prostat berfungsi menghasilkan cairan yang menutrisi dan membawa sperma bergerak. Kanker prostat adalah kondisi dimana sel prostat tumbuh abnormal sehingga membentuk tumor yang mendesak dan merusak jaringan di sekitarnya. Sel kanker juga bisa menyebar ke organ lainnya di tubuh.
Pembesaran prostat jinak (BPH)
Pembesaran prostat jinak atau BPH merupakan kondisi yang umum dialami oleh pria yang berusia 40 tahun ke atas. Kondisi prostat membesar ini bukan merupakan keganasan dan berbeda dengan kanker prostat. Penyebab pembesaran prostat jinak belum dapat diketahui dengan pasti namun para ahli menduga hal ini berkaitan dengan perubahan hormon pria seiring peningkatan usianya dan faktor gaya hidup.
Perbedaan kanker prostat dan pembesaran prostat jinak
Baik pada kanker prostat dan pembesaran prostat jinak sama-sama menunjukkan pembesaran pada prostat, namun penanganan keduanya cukup berbeda. Dilansir dari Healthline, perbedaan keduanya antara lain:
1. Perbedaan jenis sel
Pada pembesaran prostat jinak, jenis sel tumor bersifat jinak sehingga tidak termasuk dalam golongan keganasan dan hanya terbatas pada kelenjar prostat saja. Sedangkan pada kanker prostat, pembesaran sel prostat bersifat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Untuk mengatasi pembesaran pada kanker prostat, dokter akan merekomendasikan terapi seperti prosedur pembedahan, radioterapi, terapi hormon dan kemoterapi. Sedangkan pada pembesaran prostat jinak, terapi utama yang diberikan adalah pemberian obat-obatan, perubahan gaya hidup, pemasangan kateter dan prosedur operasi bila terapi lainnya tidak memberikan hasil yang memuaskan.
2. Perbedaan gejala
Kedua penyakit ini memiliki gejala yang mirip sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis. Pembesaran prostat sama-sama menyebabkan saluran kemih tertekan sehingga dapat menyebabkan masalah saat buang air kecil. Umumnya, gejala kanker prostat tidak muncul hingga sel kanker tumbuh sangat besar dan menekan uretra.
Beberapa gejala yang dialami pada pembesaran prostat dan kanker prostat antara lain:
- Selalu merasa ingin buang air kecil
- Sulit mengeluarkan air kencing hingga perlu mengejan
- Sulit memulai dan menghentikan aliran air kencing
- Aliran air kencing yang lemah dan putus-putus
- Merasa kantong kemih tidak benar-benar kosong
Sedangkan pada kanker prostat, gejala lain yang mungkin muncul di antaranya:
- Muncul rasa nyeri saat buang air kecil
- Muncul darah di urine atau air mani
- Sulit mengalami ereksi
- Nyeri saat ejakulasi
Untuk memastikan kondisi yang dialami pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada dubur dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan, MRI, pengukuran kadar PSA (prostat-specific antigen) atau biopsi. Setelah menyimpulkan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan, dokter akan merekomendasikan terapi yang sesuai dengan kondisi kesehatan pasien.
Itulah perbedaan antara pembengkakan kelenjar prostat dan kanker prostat. Apabila Anda memiliki faktor risiko yang terkait dengan masalah prostat serta mengalami gejala-gejala di atas, maka sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan.
- dr Hanifa Rahma
Watson, S. (2018). What’s the Difference Between BPH and Prostate Cancer? Available from: https://www.healthline.com/health/mens-health/bph-vs-prostate-cancer
Schmitz, M. (2020). The Difference Between Prostate Cancer and BPH. Available from: https://www.verywellhealth.com/a-comparison-of-prostate-cancer-and-bph-2782160
NHS. Benign Prostate Enlargement. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/prostate-enlargement/