Pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH) merupakan kondisi yang umum dialami para pria dewasa. Dilansir dari WebMD, sekitar 9 dari 10 pria akan mengalaminya ketika mereka memasuki usia 80 tahun.
Apabila tidak ditangani dengan tepat, pembesaran prostat jinak dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius seperti tidak bisa buang air kecil dan gangguan pada ginjal. Pembesaran prostat jinak tidak termasuk dalam golongan kanker ganas. Dengan penanganan yang tepat, pembesaran prostat jinak memiliki peluang besar untuk disembuhkan.
Gejala dan penyebab pembesaran prostat jinak
Sebagian besar pria akan mengalami pembesaran kelenjar prostat seiring bertambahnya usia. Namun ketika ukuran prostat menjadi terlalu besar, kondisi ini akan mengganggu proses buang air kecil.
Pada pria berusia 40 tahun ke atas, dianjurkan untuk memeriksakan diri secara rutin apabila mengalami gangguan saat buang air kecil. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Buang air kecil selalu terasa tidak tuntas
- Sulit untuk memulai buang air kecil
- Sering buang air kecil di malam hari
- Aliran urine lemah dan tersendat-sendat sehingga perlu mengejan
Hingga saat ini belum dapat diketahui apa yang menyebabkan BPH pada pria dewasa. Sebagian ahli berpendapat bahwa kondisi ini berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon pria seiring bertambahnya usia.
Faktor risiko pembesaran prostat jinak
Meskipun pembesaran prostat jinak adalah hal yang umum pada para pria, namun ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pembesaran prostat jinak, yaitu:
- Usia
Pembesaran prostat jinak umumnya dialami oleh pria berusia 50 tahun ke atas dan biasanya tidak memengaruhi pria yang berusia lebih muda dari 40 tahun.
- Latar belakang etnis
Sebuah studi mengungkapkan bahwa pembesaran prostat jinak lebih umum dialami oleh pria keturunan Afrika Amerika dan Hispanik daripada ras Kaukasia.
- Riwayat keluarga
Orang-orang dengan riwayat keluarga memiliki masalah prostat cenderung berisiko lebih tinggi mengalami pembesaran prostat jinak
- Diabetes
Pada pengidap diabetes tipe 2, kadar insulin tinggi namun tidak dapat mengendalikan kadar gula dalam darah dengan baik. Ketika pankreas terus memompa insulin untuk menurunkan gula darah, hal ini juga akan merangsang hati untuk menghasilkan insulin-like growth factor yang diyakini dapat memicu pembesaran prostat.
- Kegemukan dan gaya hidup kurang aktif
Orang yang mengalami kegemukan memiliki kadar hormon estrogen lebih tinggi sehingga memicu pertumbuhan prostat. Begitu juga dengan orang dengan gaya hidup yang kurang aktif, mereka memiliki risiko lebih tinggi mengalami pembesaran prostat jinak.
- Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi tidak menyebabkan pembesaran prostat jinak dan sebaliknya. Namun, orang yang memiliki masalah ini cenderung memiliki risiko tinggi terjadinya pembesaran prostat jinak.
Pencegahan pembesaran prostat jinak
Di antara berbagai fakor risiko pembesaran prostat jinak di atas, Anda tidak bisa mengendalikan faktor usia, genetik dan riwayat keluarga. Namun Anda dapat memperbaiki gaya hidup untuk mencegah pembesaran prostat jinak.
Salah satu cara yang dianjurkan untuk pencegahan penyakit tersebut adalah dengan rajin berolahraga dan menerapkan pola makan yang sehat. Olahraga seperti berenang, bersepeda dan jalan pagi yang dilakukan secara rutin dapat menjaga metabolisme tubuh di usia paruh baya.
Jika dipadukan dengan pola makan sehat, hal ini dapat mengurangi risiko kegemukan dan diabetes yang menjadi risiko utama pembesaran prostat jinak.
- dr Hanifa Rahma
WebMD. Can I Prevent BPH?. Available from: https://www.webmd.com/men/prostate-enlargement-bph/can-i-prevent-bph#
Mayo Clinic. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/benign-prostatic-hyperplasia/symptoms-causes/syc-20370087
Watson, S (2018). What Are the Risk Factors for BPH. Available from: https://www.healthline.com/health/enlarged-prostate/bph-risk-factors