Penyakit cacar merupakan penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat, baik pada anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam melepuh yang menyebar ke seluruh tubuh. Penyakit cacar yang paling umum adalah cacar air, namun sebenarnya ada beberapa jenis penyakit cacar lainnya yang perlu diwaspadai. Apa saja jenis penyakit cacar lainnya? Simak ulasan berikut ini.
Jenis- Jenis Penyakit Cacar dan Perbedaannya
1. Cacar air (chickenpox)
Cacar air (chickenpox) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. Penyakit ini umumnya dialami anak-anak namun juga bisa dialami oleh orang dewasa. Pada orang dewasa, cacar air lebih rentan dialami wanita hamil dan orang dewasa yang memiliki daya tahan tubuh rendah atau yang belum mendapat vaksin cacar.
Gejala cacar air dapat muncul antara 10-21 hari setelah terkena paparan virus dan dapat berlangsung selama 5-10 hari. Beberapa gejala cacar air antara lain:
- Demam
- Kehilangan selera makan
- Sakit kepala
- Kelelahan
Setelah muncul ruam, benjolan merah akan membentuk lepuhan kecil berisi cairan yang kemudian pecah. Lepuhan yang pecah akan membentuk kerak dan keropeng dan butuh waktu beberapa hari untuk sembuh.
Orang yang mengidap cacar air dapat memiliki kekebalan terhadap cacar air. Namun dilansir dari Mayo Clinic, virus yang dorman di dalam tubuh dapat aktif kembali dan memicu penyakit cacar api (cacar ular) yang dikenal dengan herpes zoster.
2. Cacar api/cacar ular (herpes zoster)
Cacar api atau cacar ular adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. Penyakit ini memiliki banyak nama dan sering dikenal dengan cacar air, cacar api atau herpes zoster. Cacar api disebabkan oleh virus yang sama dengan cacar air, namun keduanya memiliki gejala yang berbeda.
Gejala cacar api yang khas antara lain lenting atau lepuhan yang muncul membentuk garis pada satu sisi tubuh. Garis lepuhan ini biasanya terbentuk di dada, leher atau wajah. Meskipun cacar api bukan penyakit yang berbahaya, namun kondisi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan nyeri yang hebat.
Pemberian vaksin dapat membantu memperpendek masa infeksi cacar dan mengurangi risiko komplikasi. Beberapa komplikasi cacar api yang paling umum adalah neuralgia postherpetic, gangguan penglihatan, dan masalah kulit lainnya.
3. Cacar monyet (monkeypox)
Cacar monyet merupakan penyakit menular yang dapat terjadi pada hewan dan manusia. Penyakit ini awalnya ditemukan pada hewan di tahun 1958 dan pertama kali dilaporkan menginfeksi manusia pada tahun 1970.
Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air dan infeksi virus flu yaitu demam, sakit kepala, serta nyeri otot. Yang membedakan cacar monyet dengan cacar lainnya adalah cacar monyet ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening. Selain itu, ruam dan lentingan yang muncul umumnya berada di wajah, telapak tangan, tangan dan kaki.
Pada penularan dari hewan ke manusia, cacar monyet dapat menular melalui gigitan atau cakaran hewan liar, konsumsi daging hewan liar dan kontak langsung dengan air liur atau luka dari hewan yang terinfeksi. Sedangkan pada penularan antar manusia, penyakit ini dapat menular melalui droplet dan penggunaan barang yang terkontaminasi virus secara bergantian.
Pencegahan Penyakit Cacar
Salah satu langkah pencegahan penyakit cacar adalah dengan pemberian imunisasi varisela. Vaksin cacar air umumnya diberikan sejak usia anak-anak, namun saat ini telah tersedia vaksin cacar air (Varivax) yang dapat diberikan pada anak-anak, remaja dan dewasa.
Sedangkan untuk vaksin cacar monyet, meski telah tersedia di pasaran namun keterserdiaannya sangat terbatas. Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit cacar monyet dan cacar air antara lain:
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Hanya mengonsumsi makanan yang matang sempurna
- Mengurangi kontak dengan orang yang sedang terkena cacar
Penyakit cacar umumnya dapat sembuh sendiri selama 2-4 minggu. Meskipun bukan tergolong penyakit yang membahayakan nyawa, namun penyakit cacar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Jika Anda memiliki gejala cacar, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
Mayo Clinic. Shingles. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shingles/symptoms-causes/syc-20353054
Johnson, S. (2017). Smallpox. Available from: https://www.healthline.com/health/smallpox
Griffin, M. (2021). What’s the Difference Between Smallpox and Chickenpox?. Available from: https://www.webmd.com/children/vaccines/smallpox-chickenpox-differences
Brazier, Y. (2021). What You Need to Know About Chickenpox. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/239450
Mayo Clinic. Chickenpox. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chickenpox/symptoms-causes/syc-20351282
NHS. Monkeypox. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/monkeypox/