Kondisi yang Meningkatkan Risiko Saraf Terjepit

Kondisi yang Meningkatkan Risiko Saraf Terjepit
Ilustrasi saraf terjepit. Credits: Freepik

Bagikan :


Saraf terjepit adalah kondisi di mana saraf mengalami tekanan yang mengakibatkan gejala seperti kesemutan, mati rasa, dan nyeri. Saraf terjepit bisa terjadi di berbagai lokasi tubuh, termasuk di leher, punggung, pergelangan tangan, dan juga pinggul.

Saraf terjepit bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti posisi atau gerakan yang kurang baik, cedera, perubahan pada tulang belakang, atau kondisi tertentu seperti sindrom terowongan karpal. Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit yang perlu kita waspadai.

 

Kondisi yang Meningkatkan Risiko Saraf Terjepit

Selain penyebab utama yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa kondisi yang memicu terjadinya saraf terjepit, di antaranya:

Obesitas atau berat badan berlebih

Obesitas atau berat badan berlebih dapat meningkatkan banyak risiko penyakit termasuk saraf terjepit. Kelebihan berat badan memberikan tambahan tekanan pada tulang belakang yang berpotensi menyebabkan saraf terjepit.

Obesitas juga dikaitkan dengan peradangan kronis di dalam tubuh, di mana peradangan ini dapat memperburuk kondisi tulang belakang atau jaringan di sekitar sendi, yang meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit. Dengan obesitas, kekuatan fisik juga menjadi lemah dan menurun. Akibatnya, distribusi tekanan tidak merata pada tulang belakang dan menambah risiko saraf terjepit.

Baca Juga: Penyebab dan Gejala Saraf Terjepit, Tangan Sering Mati Rasa Salah Satunya

Postur tubuh yang buruk

Postur tubuh yang buruk seperti terlalu sering membungkuk atau terlalu lama duduk dengan postur tubuh membungkuk, dapat memengaruhi kesehatan tulang belakang dan meningkatkan risiko saraf terjepit. Tekanan yang tidak merata dapat mempercepat kerusakan dan menyebabkan ketegangan pada otot dan ligamen.

Postur yang buruk juga sering menyebabkan diskus (bantalan tulang belakang) menonjol sehingga menekan saraf yang dilewati.

Kehamilan

Selama kehamilan, berat badan Anda akan bertambah secara signifikan untuk mendukung pertumbuhan janin. Penambahan berat badan ini dapat menyebabkan tekanan berlebihan pada tulang belakang dan sendi, yang meningkatkan risiko penyempitan tulang belakang dan terjadinya saraf terjepit.

Selama kehamilan, tubuh juga mengalami retensi cairan yang menambah tekanan pada saraf terutama di area pergelangan tangan, pinggul, dan bagian bawah punggung.

Baca Juga: Olahraga yang Direkomendasikan untuk Saraf Terjepit

Gerakan berulang

Gerakan berulang yang melibatkan posisi tubuh dan pola gerakan yang sama dapat memberikan tekanan berlebihan pada cakram tulang belakang (diskus intervertebralis), sendi, dan ligamen tulang belakang. Tekanan yang berulang pada tulang belakang dapat menyebabkan pembentukan tulang baru atau kerusakan pada strukturnya. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit.

Tumor

Tumor yang tumbuh di dekat saluran tulang belakang akan memberikan tekanan langsung pada saraf. Tekanan ini dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, atau mati rasa di area di mana saraf tertekan.

Tumor juga umumnya dapat membengkak dan tumbuh menjadi lebih besar. Pertumbuhan ini akan menambah tekanan pada saraf dan meningkatkan risiko saraf terjepit.

 

Untuk mencegah saraf terjepit, Anda perlu melakukan upaya dalam menjaga postur tubuh, menghindari gerakan berulang berlebihan, dan mempertahankan berat badan yang sehat. Apabila Anda merasakan gejala saraf terjepit, segera periksakan diri dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan terapi.

Memiliki pertanyaan lain terkait saraf terjepit? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care dengan mengunduhnya melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 24 September 2024 | 11:08