Sistem saraf adalah pusat komando tubuh yang mengontrol gerakan, pikiran dan respon otomatis terhadap lingkungan sekitar. Setiap saraf di dalam tubuh dapat mendeteksi sensasi di area tertentu pada kulit maupun organ dalam. Ketika ada saraf yang terjepit, ini berarti jaringan otot yang mengelilingi saraf menekan saraf itu sendiri, dan mengakibatkan gangguan kemampuan saraf untuk berfungsi dengan baik. Tekanan tersebut dapat menyebabkan rasa sakit, kesemutan, mati rasa maupun kelemahan.

Gejala saraf terjepit

• Mati rasa atau penurunan sensasi di area yang dikelilingi saraf
• Rasa sakit yang tajam atau seperti terbakar yang dapat menyebar ke luar
• Sensasi kesemutan (paresthesia)
• Kelemahan otot di area yang dikelilingi saraf

Di area mana saja saraf terjepit dapat terjadi?

Saraf terjepit dapat terjadi di seluruh tubuh berdasarkan lokasi saraf yang terkena, namun area paling umum yang kerap merasakan efek saraf terjepit di antaranya:

• Leher dan bahu (saraf serviks terkompresi)
• Punggung dan dada bagian atas (nervus toraks dan lumbal terkompresi)
• Lengan dan siku
• Pergelangan tangan dan tangan (disebabkan oleh carpal tunnel syndrome)

Penyebab saraf terjepit

Sebagian besar kondisi saraf terjepit akan membaik dengan istirahat dan bantuan dari obat pereda nyeri. Namun ada kalanya saraf terjepit juga dapat menyebabkan kondisi serius, rasa sakit kronis, yang dapat berujung kerusakan saraf permanen.

Adapun saraf terjepit dapat disebabkan oleh beberapa hal di antaranya:

• Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis adalah gangguan peradangan kronis yang dapat menekan saraf di dekatnya. Gangguan autoimun ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh Anda sendiri. Kerusakannya juga mempengaruhi lapisan sendi, menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan yang pada akhirnya mengakibatkan erosi tulang dan deformitas sendi.

• Penuaan

Penuaan menyebabkan keausan pada tulang belakang dan cakramnya. Seiring waktu, kadar air di cakram tulang belakang semakin berkurang sehingga cakram menjadi lebih rata.

• Cedera fisik

Cedera akibat olahraga atau kecelakaan juga menyumbangkan angka kasus saraf terjepit. Gerakan seperti mengangkat, menarik atau memutar dapat menyebabkan herniasi diskus.

• Gerakan berulang

Melakukan gerakan berulang dalam waktu salam seperti misalnya mengetik dalam waktu lama pada keyboard dapat menyebabkan stres pada pergelangan tangan dan tangan. Akibatnya, Anda akan mengalami peradangan tendon yang menekan saraf median di lengan yang lebih dikenal dengan istilah carpal tunnel syndrome.

• Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas menyebabkan jalur saraf mengalami pembengkakan dan memberi tekanan pada saraf.

• Kehamilan

Kenaikan berat badan pada kehamilan juga dapat meningkatkan pembengkakan dan tekanan pada saraf.

• Diabetes

Tingginya kadar gula di dalam darah juga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf, yang memicu saraf terjepit.

Pada banyak kasus saraf terjepit, pengobatan sederhana seperti mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri seperti parasetamol maupun NSAID, mengompres dengan es atau air hangat, menurunkan berat badan, dan terapi fisik sudah cukup membantu. Namun, ada beberapa kondisi saraf terjepit yang membutuhkan campur tangan prosedur pembedahan untuk memperbaikinya.

Untuk mencegah terjadinya saraf terjepit, Anda disarankan untuk menjaga berat badan dan postur tubuh, melakukan latihan peregangan yang dapat menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot, tidak duduk, berbaring atau menyilangkan kaki terlalu lama, dan membatasi pergerakan terus menerus seperti misalnya mengetik terlalu lama.

Mau tahu informasi kesehatan lainnya? Yuk, baca lebih banyak di sini!