Amandel atau disebut juga tonsil adalah kelenjar yang berada di bagian belakang tenggorokan. Amandel merupakan bagian dari sistem limfatik tubuh yang berfungsi sebagai bagian dari pertahanan imun untuk melawan infeksi. Amandel melawan infeksi dengan memproduksi sel-sel yang disebut limfosit dan antibodi.
Kadang-kadang, amandel dapat mengalami masalah kesehatan seperti infeksi berulang atau pembengkakan yang menghalangi saluran napas. Dengan masalah tersebut, amandel terkadang perlu diangkat melalui prosedur yang disebut tonsilektomi.
Kapan Perlu Tonsilektomi
Tonsilektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat amandel. Prosedur ini dilakukan untuk mengatasi beberapa masalah amandel, di antaranya:
- Radang amandel berulang
- Radang amandel kronis atau parah
- Pembesaran amandel yang menghalangi jalan napas
- Perdarahan pada amandel
- Penyakit amandel lainnya seperti kanker amandel, perdarahan di dekat area amandel, dan bau napas parah (halitosis)
Baca Juga: Gejala dan Penyebab Radang Amandel (Tonsilitis) pada Anak-Anak
Seperti Apa Prosedur Tonsilektomi
Tonsilektomi termasuk pembedahan umum. Sebelum prosedur ini dilakukan, pasien akan dievaluasi secara seksama, diberikan serangkaian tes darah dan uji lainnya.
Biasanya tonsilektomi dilakukan di bawah anestesi umum sehingga pasien tidak merasakan selama prosedur dilakukan. Dokter akan menggunakan alat bedah seperti pisau bedah untuk mengangkat amandel dan berbagai teknik lainnya.
Setelah amandel diangkat, dokter akan memeriksa dan memastikan tidak ada perdarahan berlebihan. Luka bekas amandel kemudian akan ditutup dengan jahitan atau menggunakan teknik lain seperti elektro kauter atau laser. Pasien kemudian akan dibawa ke ruang pemulihan dan menunggu waktu pulih dari anestesi.
Pasien perlu mendapatkan perawatan dan pemantauan selama beberapa hari untuk memastikan tidak ada komplikasi atau perdarahan berlebihan. Setelah pasien pulang ke rumah, pasien akan diberi instruksi termasuk makanan dan minuman yang perlu dihindari, serta istirahat yang cukup untuk memungkinkan penyembuhan yang baik.
Baca Juga: Radang Amandel, Haruskah Melakukan Operasi?
Risiko Prosedur Tonsilektomi
Seperti umumnya pembedahan lainnya, tonsilektomi memiliki berbagai risiko, di antaranya:
- Reaksi anestesi seperti sakit kepala, mual, muntah atau nyeri otot
- Pembengkakan di lidah yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan beberapa jam setelah prosedur dilakukan
- Perdarahan parah
- Perdarahan di masa penyembuhan
- Infeksi
Pada sebuah penelitian dilaporkan pula kondisi komplikasi yang langka, pascaprosedur tonsilektomi, seperti pneumotoraks dan emfisema subkutan.
Risiko tonsilektomi juga tetap perlu diwaspadai ketika Anda sudah pulang dari rumah sakit. Anda perlu segera memeriksakan diri kembali ke dokter khususnya bila mengalami gejala berikut:
- Perdarahan parah
- Kesulitan bernapas
- Nyeri yang memburuk setelah lima hari atau nyeri yang memburuk walau sudah minum obat pereda nyeri
- Mual dan muntah
- Tanda-tanda dehidrasi
- Demam 38 derajat atau lebih yang tidak membaik dengan obat penurun panas
Apabila Anda mengalami radang amandel berulang, periksakan diri ke dokter dan diskusikan dengan dokter apakah Anda perlu menjalani prosedur tonsilektomi. Dokter akan memberikan saran dan rekomendasi terbaik sesuai dengan kondisi Anda.
Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store terkait keluhan tentang amandel atau gejala kesehatan lainnya.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim
Mayo Clinic (2022). Tonsillectomy. Available from: https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/tonsillectomy/about/pac-20395141
Cleveland Clinic (2022). Tonsillectomy. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/15605-tonsillectomy
Penn Medicine (2022). Tonsillitis. Available from: https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/patient-information/conditions-treated-a-to-z/tonsillitis
Yanquan Liu, et all (2022). Rare and fatal complications of tonsillectomy: sudden pneumothorax and extensive subcutaneous emphysema. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9340339/