Mengetahui Gejala dan Diagnosis Disfungsi Ereksi

Mengetahui Gejala dan Diagnosis Disfungsi Ereksi

Bagikan :


Disfungsi ereksi adalah keadaan dimana penis tidak mampu untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi dalam melakukan hubungan seksual. Disfungsi ereksi juga dikenal dengan istilah impotensi, meskipun istilah ini sudah jarang digunakan.

Disfungsi ereksi merupakan suatu kelainan yang mungkin terkait dengan masalah lain yang mengganggu hubungan seksual, seperti kurangnya keinginan dan adanya masalah orgasme dan ejakulasi. Disfungsi ereksi juga dapat menjadi tanda peringatan penyakit kardiovaskular yang menunjukkan adanya penyumbatan di sistem vaskular pria. Apabila tidak segera diobati hal tersebut dapat menganggu kehidupan Anda, terutama dalam hubungan seksual.

Dilansir urologyhealth.org, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengalami disfungsi ereksi juga berisiko tinggi terkena serangan jantung, stroke atau masalah peredaran darah di kaki.

Gejala disfungsi ereksi

Beberapa gejala yang muncul ketika Anda mengalami disfungsi ereksi seperti dilansir Mayo Clinic berikut:

  • Kesulitan mendapatkan ereksi
  • Kesulitan mempertahankan ereksi
  • Menurunnya gairah seksual

Diagnosis

Umumnya ketika memiliki gejala disfungsi ereksi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Kemudian langkah selanjutnya, dokter akan meminta Anda menjalani serangkaian tes seperti dilansir Cleveland Clinic berikut:

  • Darah Lengkap (DL) - adalah pemeriksaan tes darah untuk mendeteksi adanya anemia. Anemia dapat menyebabkan kecemasan dan memicu disfungsi ereksi
  • Tes liver dan ginjal - tes darah juga dapat membantu mengetahui apakah liver dan ginjal berfungsi secara normal
  • Kadar lemak - tes darah dapat mengetahui kadar lemak seperti kolesterol di dalam tubuh. Apabila jumlah kolesterol tinggi maka dapat meningkatkan risiko pengerasan arteri yang juga mempengaruhi sirkulasi darah pada penis
  • Tes fungsi tiroid - tiroid adalah salah satu hormon yang mengatur produksi hormon seks. Apabila kadarnya rendah, maka dapat memicu disfungsi ereksi
  • Analisa urin - analisa urin dapat memberikan informasi kesehatan di antaranya kadar protein, gula dan testosterone di dalam tubuh. Kandungan yang jumlahnya tidak normal dapat berisiko memicu disfungsi ereksi
  • Duplex ultrasound - adalah tes terbaik untuk mendiagnosa disfungsi ereksi karena dapat digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan memeriksa adanya tanda-tanda kebocoran vena, pengerasan arteri atau jaringan parut
  • Bulbocavernosus reflex - adalah tes yang dilakukan dengan menekan kepala penis yang menyebabkan kontraksi pada anus. Apabila saraf tidak berfungsi normal maka akan terjadi keterlambatan respon
  • Tes hormon darah - kadar testosteron atau prolaktin di dalam darah dapat diukur untuk melihat apakah ada kelainan
  • Nocturnal penile tumescence (NPT) - adalah tes yang berfungsi mengukur ereksi pria saat sedang tidur. Normalnya, seorang pria akan mengalami lima atau enam kali ereksi saat tidur. Apabila ereksi yang terjadi kurang dari itu, maka ada indikasi masalah saraf atau sirkulasi pada penis
  • Biothesiometri penis - adalah tes yang melibatkan penggunaan getaran elektromagnetik untuk menentukan sensitivitas dan fungsi saraf
  • Injeksi vasoaktif - selama tes ini, obat akan disuntikkan untuk menghasilkan ereksi. Larutan khusus yang disuntikkan menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga memungkinkan darah masuk ke dalam penis
  • Kavernosometri infus dinamis - adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi kebocoran pembuluh darah vena
  • Cavernosography - tes ini dilakukan dengan menyuntikkan pewarna ke dalam penis, kemudian dengan rontgen akan terlihat apakah ada kebocoran pembuluh darah vena
  • Arteriografi - adalah tes yang diberikan kepada orang-orang yang akan menjalani rekonstruksi vaskular (perbaikan jaringan pembuluh darah)

Setelah hasil tes keluar, dokter akan mendiskusikan kondisi dan pengobatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi disfungsi ereksi. Dengan mengatasi disfungsi ereksi sejak dini, tidak hanya membantu mengetahui kondisi kesehatan, namun juga dapat membantu mengatasi masalah dalam hubungan, stres, dan depresi yang terjadi selama disfungsi ereksi terjadi.

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 07:33

Urology Health (2018). What is Erectile Dysfunction?. Available from: https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/e/erectile-dysfunction-(ed)

The Healthline Editorial Team (2019). Everything You Need to Know About Erectile Dysfunction (ED). Available from: https://www.healthline.com/health/erectile-dysfunction

Cleveland Clinic (2019). Erectile Dysfunction. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10035-erectile-dysfunction

Mayo Clinic (2021). Erectile dysfunction. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/erectile-dysfunction/symptoms-causes/syc-20355776