Masalah kesehatan dan akivitas seksual masih menjadi hal yang tabu di masyarakat. Salah satu topik yang masih dianggap tabu adalah masturbasi. Hingga saat ini banyak beredar mitos seputar masturbasi yang menyebutkan bahwa masturbasi berbahaya bagi kesehatan. Benarkah demikian?

Mitos Seputar Masturbasi

Masturbasi adalah kegiatan memberi stimulasi genital untuk mendapatkan kepuasan seksual. Kegiatan ini dianggap sebagai cara aman untuk mendapatkan kepuasan seksual tanpa perlu berhubungan seks sehingga meminimalisir risiko tertular penyakit menular seksual dan kehamilan tidak direncanakan.

Sayangnya, banyak orang memiliki pemahaman keliru seputar masturbasi. Berikut ini beberapa mitos dan fakta seputar masturbasi yang perlu diluruskan di masyarakat:

Masturbasi Menyebabkan Disfungsi Ereksi

Salah satu mitos tentang masturbasi yang banyak dipercaya masyarakat adalah masturbasi dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria. Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi untuk berhubungan seksual. Faktanya, sering masturbasi tidak berhubungan dengan kondisi disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh kondisi penyakit kronis pada pria seperti diabetes, gagal ginjal, sirosis, dan penyakit yang menyerang saraf. Selain itu faktor kondisi psikologis seperti stres dan depresi juga dapat menyebabkan terjadinya kegagalan ereksi. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa masturbasi dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Ada beberapa dugaan mengapa masturbasi dianggap dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Pertama, jika sering masturbasi Anda mungkin akan terbiasa dengan rangsangan-rangsangan genital sehingga membuat Anda susah terangsang. Namun hal ini bukan berarti Anda mengalami disfungsi ereksi.

Masturbasi Menyebabkan Kemandulan

Sering masturbasi juga dianggap dapat menyebabkan pria menjadi mandul. Faktanya, belum ada penelitian yang mengungkapkan masturbasi dapat menyebabkan kemandulan. Kemandulan disebabkan oleh banyak hal mulai dari penyakit kronis, bentuk dan fungsi sperma yang tidak normal, paparan zat kimia, hingga pengaruh obat-obatan.

Masturbasi Menyebabkan Kebutaan

Mitos masturbasi dapat menyebabkan kebutaan berawal dari sebuah kasus langka dimana seorang pria mengalami kebutaan setelah melakukan masturbasi.

Dilansir dari Psych Central, pada kondisi langka, kegiatan yang berlebihan termasuk masturbasi dapat meningkatkan aliran darah dan detak jantung sehinga memicu risiko pecahnya pembuluh darah. Apabila pembuluh darah mata pecah, hal ini dapat menyebabkan kebutaan.

Jadi, jika Anda melakukan masturbasi secara teratur dalam kekuatan sedang, kecil kemungkinan untuk mengalami risiko pecahnya pembuluh darah atau kebutaan.

Masturbasi Hanya Dilakukan orang yang Tidak Memiliki Pasangan

Banyak yang beranggapan masturbasi hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki pasangan. Faktanya, masturbasi adalah aktivitas seksual yang normal dan aman dilakukan siapa saja baik Anda yang sudah memiliki pasangan atau tidak.

Masturbasi Berbahaya untuk Kesehatan

Faktanya, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa masturbasi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Masturbasi dapat melepaskan hormon bahagia yang membuat tubuh lebih rileks dan merasa bahagia.

Rutin melakukan masturbasi juga dapat membuat tidur lebih nyenyak, meredakan stres, dan membantu mengeksplorasi hal-hal yang Anda sukai dalam berhubungan seks.

Jika dilakukan dengan tepat dan tidak berlebihan, masturbasi justru bermanfaat bagi kesehatan dan dapat membantu keharmonisan Anda dengan pasangan.

Masturbasi merupakan salah satu aktivitas seksual yang menyehatkan. Masturbasi yang dilakukan dengan tidak higienis dan berlebihan dapat memicu iritasi kulit, edema (pembengkakan) atau infeksi bakteri. Apabila Anda memiliki masalah seputar kesehatan seksual, lakukan konsultasi ke dokter untuk mendapat penanganan yang sesuai.

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!