Banyak yang beranggapan bahwa kematian mendadak umumnya terjadi pada orang dewasa atau lansia. Namun pada beberapa kasus, kematian mendadak dapat terjadi pada anak muda yang berusia 30-40 tahun. Kematian tidak terduga umumnya terjadi tanpa trauma sebelumnya dan terjadi 1 jam setelah munculnya gejala.
Para ahli mengungkapkan beberapa penyebab kematian mendadak biasanya disebabkan oleh adanya penyakit yang tidak disadari, salah satunya gangguan atau masalah pada organ jantung.
Penyebab kematian mendadak pada usia muda
Penyebab kematian mendadak pada usia muda sebenarnya sangat bervariasi. Dalam kaitannya dengan penyakit jantung, kematian mendadak seringkali disebabkan oleh adanya masalah jantung yang tidak terdeteksi atau masalah pada jantung yang selama ini diabaikan. Akibatnya, jantung berdetak dengan tidak normal, aliran darah ke otak dan organ vital tidak lancar sehingga menyebabkan henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) atau serangan jantung yang menyebabkan kematian.
Dilansir dari Healthy Children, penyebab henti jantung mendadak pada usia muda seringkali tidak diketahui penyebabnya dengan pasti. Namun beberapa kondisi yang dapat memicu henti jantung mendadak antara lain:
- Kardiomiopati hipertrofi. Kardiomiopati hipertrofik adalah masalah pada penyakit jantung yang memengaruhi otot jantung. Kondisi ini menyebabkan penebalan pada otot jantung terutama di bilik jantung. Adanya penebalan pada otot jantung menyebabkan gangguan pada sistem kelistrikan jantung sehingga menyebabkan detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan henti jantung mendadak.
- Kelainan arteri koroner. Beberapa orang terlahir dengan kelainan pembuluh arteri sehingga menyebabkan aliran darah menuju jantung terganggu. Kelainan arteri jantung ini umumnya bawaan lahir namun jarang sekali dapat terdeteksi di usia anak-anak dan baru dapat diketahui ketika dewasa.
- Aritmia. Pada orang yang memiliki struktur jantung normal, henti jantung mendadak juga dapat disebabkan oleh kondisi genetik yang tidak terdiagnosis sehingga dapat memengaruhi sistem irama dan kelistrikan jantung. Beberapa kondisi yang menyebabkan gangguan irama jantung ini antara lain sindrom long QT dan sindrom Wolff-Parkinson-White.
- Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy (ARVD). ARVD adalah salah satu kondisi lemah jantung ditandai dengan kerusakan sel otot jantung di bilik kanan. Sel-sel yang rusak kemudian digantikan oleh jaringan parut atau jaringan lemak. Kondisi ini umumnya merupakan penyakit turunan.
- Miokarditis. Miokarditis adalah kondisi peradangan pada otot jantung yang dapat menyebabkan kemampuan jantung dalam memompa darah berkurang sehingga menyebabkan aritmia jantung. Peradangan ini dapat disebabkan oleh infeksi virus atau reaksi dari obat-obatan.
Bagaimana cara mencegah kematian mendadak akibat penyakit jantung?
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin
Kematian mendadak akibat penyakit jantung pada usia muda umumnya disebabkan oleh adanya masalah jantung yang tidak terdeteksi atau tidak ditangani dengan baik. Karenanya, penting dilakukan pemeriksaan jantung pada usia muda terutama jika dalam keluarga memiliki riwayat penyakit jantung. Selain pemeriksaan jantung, Anda juga perlu melakukan pemeriksaan penyakit yang berkaitan dengan jantung seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol.
2. Menerapkan gaya hidup sehat
Masalah jantung umumnya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang olahraga, merokok, dan makan makanan yang tidak mengandung gizi seimbang. Untuk menerapkan gaya hidup sehat Anda bisa memulainya dengan mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, mengurangi kebiasaan merokok dan minum alkohol serta rutin berolahraga minimal 150 menit per minggu.
Meskipun jarang terjadi, namun kematian mendadak pada usia muda akibat penyakit jantung dapat terjadi pada siapa saja. Pastikan Anda mulai rutin melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap dan menerapkan gaya hidup sehat untuk meminimalisir risiko penyakit jantung. Apabila mendapati orang di sekitar Anda mengalami gejala serangan jantung seperti keringat dingin, merasa tercekik dan pegal sebaiknya segera hubungi bantuan medis darurat agar segera mendapat penanganan.
- dr Nadia Opmalina