4 Penyebab Vagina Terasa Panas dan Cara Mengatasinya

Bagikan :


Vagina terasa panas seperti terbakar adalah keluhan umum yang dirasakan sejumlah wanita. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi, iritasi dan masalah lainnya. Meskipun umumnya termasuk keluhan ringan, namun keluhan ini perlu mendapat penanganan tepat agar tidak berkembang menjadi penyakit serius.

 

Beberapa penyebab vagina terasa panas dan cara mengatasinya

Sensasi panas yang terasa pada vagina dapat disebabkan oleh berbagai penyebab. Selain terasa panas seperti terbakar biasanya kondisi ini disertai gejala lainnya seperti gatal dan nyeri. Untuk mengatasi vagina yang terasa panas dan terbakar bergantung pada penyebabnya. Dilansir dari Medical News Today, berikut ini penyebab vagina terasa panasa dan terbakar:

1. Infeksi saluran kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih ditandai dengan terasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil, frekuensi berkemih meningkat, rasa tdiak nyaman di perut bawah dan urine berwarna keruh serta berbau tidak sedap. Penyakit ini dapat terjadi pada pria dan wanita namun lebih sering dialami wanita.

Infeksi saluran kemih disebabkan oleh berkembang biaknya bakteri di area saluran kemih yang paling sering disebabkan oleh tingkat kebersihan yang kurang, kurang konsumsi air putih dan cara membersihkan kemaluan yang tidak tepat. Untuk mengatasinya, biasanya dokter akan meresepkan obat antibiotik yang harus dikonsumsi hingga habis. Selain itu, Anda juga dapat memperbanyak minum air putih untuk membantu meredakan gejala.

2. Iritasi produk yang digunakan di sekitar vagina

Rasa panas dan tidak nyaman di sekitar vagina juga dapat disebabkan oleh penggunaan produk di area kewanitaan seperti sabun, tisu toilet, pembalut, juga bahan pakaian dalam yang memicu iritasi. Keluhan tidak nyaman akan terus terasa dan meningkat selama Anda masih menggunakan produk tersebut. Agar gatal yang Anda rasakan tidak semakin parah, hindari pemakaian produk-produk yang menggunakan parfum maupun produk kewanitaan untuk area sekitar vagina, dan gunakan pakaian dalam dari bahan yang nyaman dan tidak menimbulkan iritasi.

3. Infeksi vagina dan keputihan

Infeksi vagina dapat disebabkan oleh bakteri, parasit maupun jamur. Gejala yang paling sering dialami yaitu munculnya rasa panas atau perih dengan disertai keputihan. 

Menurut CDC, bacterial vaginosis (BV) adalah infeksi bakteri yang umum dialami pada perempuan usia 15-44 tahun. Infeksi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan pertumbuhan bakteri jahat yang ada di vagina. Umumnya kondisi ini tidak memunculkan gejala, namun beberapa gejala yang menyertai di antaranya nyeri pada vagina, gatal, vagina beraroma amis setelah berhubungan intim dan keluarnya lendir berwarna putih atau abu-abu. Jika Anda mengalami gejala bacterial vaginosis sebaiknya seegara periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan antibiotik.

Dilansir dari Healthline, setidaknya 75% perempuan dapat mengalami infeksi ragi/jamur vagina sekali dalam seumur hidupnya. Pada infeksi ragi vagina, terlalu banyak sel ragi yang ada di vagina sehingga menyebabkan gatal-gatal, vagina terasa panas seperti terbakar dan labia tampak merah seperti iritasi. Untuk meredakannya, Anda bisa mengoleskan obat atau krim antijamur atau suppositoria yang dioleskan langsung ke vagina, atau minum obat antijamur.

4. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Gonorrhea adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang mukus membran seperti rahim, tuba falopi dan serviks. Beberapa gejala penyakit ini di antaranya gatal, vagina kemerahan dan nyeri, tidak nyaman saat berkemih dan vagina tekadang mengeluarkan darah di luar masa menstruasi. Apabila Anda mengalami gejala gonorrhea, segera periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

 

Writer: Ratih

Edited by: dr. Benita Arini Kurniadi

Last updated: 09/07/2021