Mendengar istilah vagina bengkak mungkin dapat membuat Anda panik. Namun pada wanita, vagina bengkak dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Terkadang vagina bengkak bukan merupakan hal yang berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya. Apa saja penyebab pembengkakan vagina? Simak ulasannya berikut ini.
Penyebab Vagina Bengkak dan Cara Mengatasinya
Beberapa penyebab vagina bengkak adalah hal normal seperti menstruasi atau kehamilan. Namun ada juga penyebab vagina bengkak yang perlu mendapatkan penanganan serius seperti infeksi, kista atau herpes genital.
Dilansir dari Healthline, berikut ini beberapa penyebab vagina bengkak yang perlu Anda waspadai:
Iritasi
Vagina bengkak dapat disebabkan oleh iritasi akibat penggunaan produk untuk area vagina, seperti pembalut, kondom, lubrikan, dan krim lainnya.
Selain itu iritasi juga bisa disebabkan oleh penggunaan produk kimia seperti deterjen atau sabun mandi yang memicu iritasi di area kulit sensitif seperti selangkangan.
Apabila Anda memiliki sensitivitas pada produk-produk tersebut maka sebaiknya segera beralih ke produk yang diformulasikan khusus untuk kulit sensitif guna menghindari risiko pembengkakan vagina.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membersihkan Vagina yang Benar?
Hubungan Seks yang Kasar
Aktivitas seksual seperti hubungan seksual, foreplay atau masturbasi yang kasar dan lama juga dapat menyebabkan vagina mengalami pembengkakan, terutama jika dilakukan tanpa menggunakan pelumas.
Jika Anda mengalami vagina bengkak karena hubungan seks yang kasar sebaiknya awali hubungan seks dengan menggunakan pelumas dan lakukan pemanasan (foreplay) yang cukup.
Bacterial vaginosis
Area vagina memiliki bakteri alami yang bertugas untuk menjaga kesehatan vagina. Ketika terjadi bacterial vaginosis atau ketidakseimbangan bakteri di area vagina, hal ini dapat menyebabkan pembengkakan vagina. Selain bengkak, kondisi ini juga ditandai dengan gatal, rasa panas dan terbakar serta aroma amis dari vagina.
Pada beberapa kasus, ketidakseimbangan bakteri dapat sembuh dengan sendirinya. Namun jika diperlukan, dokter dapat meresepkan antibiotik dan obat-obatan antibakteri minum maupun oles.
Infeksi Jamur
Infeksi ragi atau jamur pada vagina disebabkan oleh jamur Candida albicans. Salah satu gejala umumnya adalah terjadi pembengkakan vagina, munculnya rasa perih dan nyeri saat buang air kecil serta nyeri saat berhubungan seksual.
Jika pembengkakan vagina disebabkan oleh infeksi jamur, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Mengenal Mullerian Agenesis, Ketika Vagina dan Rahim Tidak Terbentuk
Kehamilan
Vagina bengkak juga kerap dialami oleh ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ke area bawah tubuh termasuk vagina.
Pembengkakan vagina ini biasanya diiringi rasa nyeri yang membuat Anda tidak nyaman. Jika pembengkakan vagina disebabkan oleh kehamilan, kondisi ini akan mereda dengan sendirinya setelah proses persalinan.
Kista
Penyebab lain dari vagina bengkak adalah kista Bartholin. Jenis kista ini adalah jenis kista yang muncul pada kelenjar Bartholin dan terletak di kedua sisi bawah lubang vagina. Selain menyebabkan pembengkakan pada vagina, kista Bartholin juga dapat menimbulkan gejala lainnya seperti nyeri, sensasi terbakar dan perdarahan.
Kista Bartholin dapat hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun jika kista ini mengalami infeksi sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Herpes Genital
Herpes genital adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum. Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Orang yang terinfeksi herpes genital dapat mengalami munculnya lenting di area vagina, pembengkakan, rasa nyeri, demam dan sakit di seluruh tubuh.
Vagina bengkak adalah kasus yang sering terjadi dan umumnya tidak berbahaya. Namun apabila vagina bengkak diiringi dengan gejala lainnya seperti demam, menggigil, nyeri yang bertambah dan gejala terus berlangsung lebih dari satu minggu sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina