Orang yang menderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan termasuk risiko amputasi kaki. Diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi kronis yang memengaruhi sistem tubuh terutama jika kadar gula tidak terkontrol dengan baik.
Namun, tidak semua penderita diabetes harus menjalani amputasi kaki. Ketahui lebih banyak tentang risiko amputasi kaki pada penderita diabetes.
Penyebab Amputasi Kaki pada Penderita Diabetes
Amputasi kaki pada penderita diabetes terjadi ketika diabetes yang diderita memicu berkembangnya komplikasi serius pada kaki. Kebutuhan amputasi dilakukan bila tidak ada pengobatan lain yang bisa mengatasi kondisi serius tersebut.
Kebutuhan amputasi pada penderita diabetes umumnya disebabkan oleh beberapa komplikasi sebagai berikut:
- Adanya kerusakan saraf pada penderita diabetes yang mengakibatkan hilangnya sensasi di kaki yang disebut diabetes neuropati. Karena adanya kerusakan saraf maka luka atau cedera tidak terdeteksi dengan cepat. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, luka bisa berkembang menjadi luka lebih dalam dan infeksi
- Diabetes dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan penyakit arteri perifer, di mana aliran darah ke kaki dan tungkai terhambat. Kurangnya pasokan darah yang cukup dapat menyebabkan luka sulit sembuh dan meningkatkan risiko infeksi
- Kombinasi neuropati dan penyakit arteri perifer pada perkembangannya akan menyebabkan munculnya ulkus atau luka di kaki yang sulit sembuh. Luka ini biasanya akan terus terbuka sehingga selalu rentan terhadap infeksi
- Infeksi pada luka yang tidak diobati dengan benar dapat menyebar lebih dalam ke jaringan tulang. Saat infeksi ini tidak dapat dikontrol lagi maka akan menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) yang meluas. Pada saat inilah dibutuhkan tindakan medis yang lebih serius
- Jaringan mati karena kurang suplai darah disebut gangren. Jaringan ini bisa meluas bila infeksi dibiarkan berkembang semakin parah. Jaringan yang sudah mati tidak bisa dipertahankan dan disembuhkan, maka amputasi adalah tindakan terakhir yang harus dilakukan sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran infeksi, menghilangkan jaringan yang terinfeksi atau sudah mati dan mencegah masalah yang lebih serius yang dapat mengancam jiwa.
Baca Juga: Mengapa Luka pada Orang dengan Diabetes Lama Sembuhnya?
Ciri-Ciri Luka yang Perlu Diwaspadai
Orang dengan diabetes perlu lebih waspada saat memiliki luka di kaki. Segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami luka dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Luka disertai pembengkakan di kaki
- Munculnya lepuhan
- Kuku yang tumbuh ke dalam
- Tumbuhnya kutil
- Adanya luka terbuka
- Luka yang berlangsung lebih dari seminggu
- Nyeri di bagian luka
- Adanya perdarahan aktif pada luka yang tak kunjung berhenti
- Perubahan warna kulit di luka
- Rasa hangat di area kaki yang terluka
- Munculnya borok pada luka
- Tulang pada luka terlihat disertai bau tak sedap
- Bisul pada luka yang tumbuh membesar
- Luka tidak kunjung sembuh walau sudah diobati
Baca Juga: Brittle Diabetes, Ketika Gula Darah Naik Turun dan Sulit Dikendalikan
Dengan adanya ciri-ciri luka tersebut, maka Anda membutuhkan perawatan dan tindakan medis yang tepat. Perawatan dan pengobatan yang diberikan tergantung pada seberapa parah kondisi luka pada kaki. Dokter mungkin masih akan meresepkan obat untuk membantu menyembuhkan luka bila belum ada jaringan yang mati. Tetapi bila sudah banyak ditemukan jaringan yang mati, maka amputasi mungkin dibutuhkan.
Untuk mengurangi risiko amputasi sebaiknya kelola kadar gula darah dengan baik. Anda juga perlu mengelola tekanan darah serta kolesterol tubuh tetap terjaga. Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan daring terkait dengan diabetes dan keluhan penyakit lain melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim