Kecanduan seksual atau hiperseksual sering menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Sebagian besar berpendapat bahwa kecanduan seksual bukanlah gangguan mental, namun sebagian lagi beranggapan bahwa kecanduan seksual adalah salah satu bentuk gangguan mental karena orang hiperseksual tidak bisa mengontrol keinginan dan pikirannya mengenai aktivitas seksual.
Kecanduan seksual atau hiperseksual merupakan salah satu gangguan mental yang jarang disadari. Sebagian besar masyarakat masih menganggap pembicaraan mengenai seksual adalah hal yang tabu. Kondisi ini menyebabkan orang sulit terbuka atas kecanduan yang dialami sehingga semakin sulit untuk ditangani.
Gejala dan penyebab perilaku kecanduan seksual (hiperseksual)
Orang yang mengalami kecanduan seksual memiliki pikiran yang dipenuhi dengan fantasi dan hal-hal berbau seks lainnya. Orang dengan kecanduan seksual juga kerap menunjukkan perilaku sulit menahan dorongan seksual sehingga berani melakukan aktivitas seksual berisiko seperti eksibisionisme, berganti-ganti pasangan dalam hubungan seksual dan perilaku menyimpang lainnya.
Selain itu, orang yang mengalami kecanduan seksual juga sering menunjukkan tanda-tanda berikut:
- Masturbasi berlebihan
- Mengonsumsi konten pornografi
- Menjadikan aktivitas seksual sebagai pelarian dari masalah lain seperti kesepian, depresi dan kecemasan
Dilansir dari Medicine Net, para ahli menduga faktor genetik dan lingkungan menjadi salah satu penyebab utama kecanduan seksual. Selain itu, trauma pelecehan seksual juga bisa menjadi pemicu seseorang mengalami hiperseksual. Pada orang hiperseksual, dianjurkan untuk memeriksakan diri pada psikolog, psikiater atau terapis seks agar dapat mengontrol gangguan yang dirasakan.
Terapi untuk mengatasi kecanduan seksual
Kondisi kecanduan seksual seringkali disamakan dengan hasrat seksual yang tinggi, namun sebenarnya keduanya sangat berbeda. Orang yang memiliki hasrat seksual tinggi dapat mengendalikan keinginan seksualnya sedangkan hiperseksual cenderung sulit mengendalikan keinginan melakukan aktivitas seksual, bahkan berani melakukan hal-hal berisiko demi mendapatkan kepuasan seksual.
Untuk mendiagnosis seseorang mengalami kecanduan seksual, psikolog atau psikiater perlu melakukan pemeriksaan dan wawancara mendalam. Setelah mendapatkan diagnosis yang tepat, psikolog atau psikiater akan memberi pengobatan sesuai pemeriksaan.
Seorang hiperseksual dapat menerima lebih dari satu jenis terapi untuk mengatasi kecanduan seksual. Dilansir dari WebMD, beberapa jenis terapi yang dapat diberikan antara lain:
1. Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)
Terapi CBT atau terapi kognitif dan perilaku adalah sesi terapi dimana klien akan berhadapan dengan terapis untuk menggali masalah yang dihadapi. Dalam sesi terapi ini, terapis akan mengajak klien berdiskusi tentang rasa candu yang dialami. Setelah berdiskusi, klien akan diajak untuk membentuk perilaku positif yang baru sehingga dapat meninggalkan perilaku lamanya. Umumnya, terapi ini juga sering digunakan untuk mengatasi jenis kecanduan lainnya seperti kecanduan alkohol dan rokok.
2. Terapi psikodinamika
Terapi psikodinamika adalah terapi yang fokus untuk mencari akar konflik yang tanpa disadari menjadi pemicu perubahan perilaku seseorang. Terapi ini akan menggali kekuatan bawah sadar seseorang yang memegang peranan dalam mengatur pikiran, perilaku dan emosi. Tujuan dari terapi ini adalah mengolah proses psikologis dalam diri pasien sehingga dapat mengurangi gejala kecanduan seksual yang dimiliki.
3. Pengobatan penstabil suasana hati
Para ahli menduga salah satu penyebab hiperseksual adalah ketidakseimbangan cairan kimiawi yang ada di otak. Beberapa obat penstabil suasana hati umumnya diberikan untuk pasien bipolar, namun juga memiliki khasiat untuk menurunkan dorongan seksual pada pasien hiperseksual. Obat-obatan yang masuk kategori ini di antaranya lithobit, depakote dan depakene.
4. Pengobatan serotonergic (SSRI)
Pada beberapa kasus tertentu, hiperseksual dapat disebabkan oleh masalah mental lainnya seperti depresi. Untuk mengatasinya diberikan obat-obatan SSRI (Selective serotonin reuptake inhibitors) yang merupakan jenis paling umum dari obat antidepresan.
5. Terapi kelompok
Program terapi kelompok adalah terapi secara berkelompok yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisi hiperseksual yang dialami dan berbagi informasi mengenai pilihan pengobatan yang tersedia. Dalam terapi kelompok, sesama anggota kelompok juga akan saling mendukung agar dapat terbebas dari gangguan kecanduan yang dialami.
Jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan gejala kecanduan seksual maka sebaiknya konsultasikan ke psikolog atau psikiater. Penanganan yang tepat akan membantu Anda segera terbebas dari kecanduan seksual yang berdampak buruk pada kehidupan Anda secara keseluruhan.
- dr Nadia Opmalina