Penyebab Seseorang bisa Kecanduan Seksual

Credits: Freepik.

ADS

287 x 220

Bagikan :


Hiperseksualitas atau kecanduan seksual adalah perilaku seksual kompulsif. Perilaku ini melibatkan berbagai bentuk aktivitas seksual seperti menonton film porno, perilaku seksual secara daring, atau sering berganti-ganti pasangan seksual. Hiperseksualitas bisa membuat perilaku seksual menyita waktu dan pikiran seseorang, terkadang sampai mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.

Kecanduan seksual bisa merusak kehidupan secara keseluruhan, termasuk hubungan, karier dan kesehatan mental. Mereka juga mungkin mengembangkan rasa bersalah, malu, tidak ada harapan, depresi, kecemasan, ketakutan dan mendorong perilaku bunuh diri. Saat ini tidak ada kriteria diagnosis khusus untuk hiperseksualitas. Namun, kondisi ini bisa diatasi dan tenaga kesehatan bisa menawarkan berbagai pilihan pengobatan.

 

Penyebab Kecanduan Seksual

Kecanduan seksual tidak berkembang tiba-tiba. Namun demikian, para ahli juga belum memahami sepenuhnya mengapa seseorang bisa mengalami dorongan dan perilaku seksual yang tak terkendali.

Secara teori, perilaku seksual kompulsif mungkin didorong oleh banyak kombinasi faktor, di antaranya:

Ketidakseimbangan kimiawi di dalam otak

Perilaku seksual kompulsif mungkin terkait dengan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak meskipun mekanisme pastinya tidak sepenuhnya diketahui. Otak adalah organ yang mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk dorongan seksual dan respons terhadap rangsangan seksual melalui zat kimia otak.

Neurotransmitter adalah molekul yang memiliki peran untuk mengantar sinyal kimi dari satu sel saraf ke sel target lainnya. Kemungkinan, neurotransmitter seperti serotonin, norepinefrin atau dopamin yang berperan dalam banyak hal, salah satunya suasana hati, menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan zat kimia otak tersebut dapat menyebabkan perubahan dorongan seksual dan mungkin meningkatkan perilaku seksual.

 

Kesehatan mental lainnya

Beberapa kondisi kesehatan mental dapat terkait dengan perilaku seksual kompulsif, misalnya seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, atau OCD (gangguan obsesif kompulsif). Dalam beberapa kasus OCD, obsesi dan kompulsi yang terjadi bisa bermanifestasi salah satunya dengan seksualitas. Artinya, seseorang mungkin memiliki obsesi yang berulang dan tak terkendali terkait pikiran seksual dorongan atau perilaku seksual yang intrusif.

Baca Juga: Cara Menghadapi Trauma Akibat Perselingkuhan

 

Trauma masa kecil

Trauma masa kecil seperti pelecehan seksual dapat memiliki dampak signifikan pada perkembangan seseorang, termasuk dalam hal seksualitas. Pelecehan seksual di masa kanak-kanak dapat menyebabkan konflik internal seperti perasaan bersalah, rasa malu, ketidaknyamanan terkait seksualitas atau memengaruhi pola pikir dan perilaku seksual yang berlebihan.

 

Hubungan dengan orang tua atau wali semasa kanak-kanak

Pola hubungan antara anak dan orang tua atau wali semasa perkembangan dapat memengaruhi seseorang dalam memahami seksualitas. Pola hubungan yang tidak sehat, kurangnya komunikasi akan seksualitas yang sehat atau pengalaman traumatis dalam keluarga bisa menjadi faktor berkembangnya perilaku seksual kompulsif di kemudian hari.

Baca Juga: Intergenerational Trauma, Ketika Trauma Orang Tua Diturunkan pada Anak

 

Pengaruh lingkungan

Lingkungan seksual juga sangat berperan dalam perkembangan hiperseksualitas. Saat ini, konten seksual bisa dengan mudah diakses, bahkan melalui media daring. Kemudahan ini bisa memudahkan seseorang untuk mengakses dan melihat informasi dan media seksual  yang intens.

Memiliki teman atau lingkungan sosial yang mendorong perilaku seksual berlebihan juga dapat memengaruhi perkembangan perilaku seksual kompulsif.

 

Hiperseksualitas yang dibiarkan berkembang dapat mengganggu hubungan pribadi, keharmonisan keluarga, menyebabkan masalah mental, meningkatkan risiko infeksi menular seksual, dan memengaruhi produktivitas serta kesejahteraan sosial. Jika tidak diatasi, perilaku kompulsif ini, bahkan bisa menyebabkan depresi dan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Sangat penting untuk menyadari bahwa perilaku seksual yang dialami terlalu berlebihan. Segera cari bantuan dari dokter atau psikiater bila merasa memiliki perilaku seksual yang mengganggu kehidupan sehari-hari.

Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Senin, 13 November 2023 | 14:20

Hope Gillette (2021). What Is Sex Addiction?. Available from: https://psychcentral.com/lib/what-is-sexual-addiction 

Toketemu Ohwovoriole (2023). How Is Sex Addiction Treated?. Available from: https://www.verywellmind.com/treatment-options-for-sex-addiction-5210412 

Cleveland Clinic (2022). Sex Addiction, Hypersexuality and Compulsive Sexual Behavior. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22690-sex-addiction-hypersexuality-and-compulsive-sexual-behavior 

WebMD (2022). Signs of a Sex Addict. Available from: https://www.webmd.com/mental-health/addiction/signs-sex-addict 

Mayo Clinic (2023). Compulsive sexual behavior. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/compulsive-sexual-behavior/symptoms-causes/syc-20360434 

Cecilia Effa (2023). OCD and hypersexuality. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/ocd-and-hypersexuality 

Elizabeth Hartney, BSc, MSc, MA, PhD (2022). What Is Childhood Sexual Abuse?. Available from: https://www.verywellmind.com/was-i-sexually-abused-21947 

Geralyn Dexter, PhD, LMHC (2023). What Is a Nymphomaniac?. Available from: https://www.verywellhealth.com/nymphomania-5209598