Manusia memiliki respon terhadap hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup seperti kecelakaan, bencana alam atau musibah lainnya. Respon trauma ini muncul ketika Anda mengalami peristiwa buruk tersebut. Namun tahukah Anda bahwa trauma yang Anda alami dapat memengaruhi masa depan anak-anak Anda?
Apa Itu Intergenerational Trauma?
Trauma yang dialami seseorang dapat terjadi dalam bermacam-macam bentuk. Kehilangan orang yang Anda kasihi, mengalami kekerasan fisik maupun verbal, hingga mengalami peristiwa buruk seperti menjadi korban kecelakaan atau bencana alam dapat menimbulkan trauma.
Beberapa jenis trauma dapat mereda seiring dengan berjalannya waktu. Namun sebagian trauma bisa memberikan dampak yang lebih jauh mendalam. Peristiwa traumatis berskala besar sering kali tidak hanya bertahan pada Anda yang mengalami trauma tersebut namun juga dapat diturunkan pada generasi berikutnya. Kondisi ini dikenal dengan istilah intergenerational trauma atau trauma antar generasi.
Trauma yang diwariskan ke generasi berikutnya dapat memengaruhi beberapa aspek dalam hidup, bukan hanya bagi orang yang mengalaminya namun juga bagi generasi yang belum dilahirkan ketika penyebab trauma terjadi. Trauma antargenerasi ini dapat memengaruhi beberapa aspek dalam hidup, seperti:
- Hubungan antar anggota keluarga dan pasangan
- Kesadaran akan diri atau identitas pribadi
- Pola komunikasi
- Gaya pengasuhan
- Kesehatan mental dan kehidupan sehari-hari
Meskipun trauma antargenerasi memiliki efek yang dalam dan dapat menjangkau generasi yang belum dilahirkan, tetap ada kemungkinan untuk menyembuhkan diri dan meminimalisir kemungkinan Anda untuk meneruskan trauma pada keturunan Anda.
Baca Juga: Jenis-Jenis Trauma Masa Kecil yang Mungkin Terjadi
Contoh Bentuk Intergenerational Trauma
Bentuk trauma antargenerasi sering kali tidak dapat terlihat dengan jelas. Pasalnya, setiap orang dapat mengalami trauma dan menunjukkan respon yang berbeda-beda pada trauma yang dialaminya.
Orang yang mengalami trauma warisan dari generasi sebelumnya tidak mengalami trauma yang dirasakan secara langsung, mereka tidak mengalami kilas balik ketika terjadi hal yang memicu trauma. Namun, sedang diteliti apakah terdapat peran dari epigenetik, yaitu perubahan pada DNA yang bisa mengubah gen mana yang akan aktif dan tidak aktif.
Mungkin generasi selanjutnya tidak mengalami secara langsung trauma yang dialami oleh buyut, kakek, atau orang tua. Namun, gen anak tetap membawa pengetahuan yang sudah dijalani oleh orang tua dan generasi sebelumnya.
Contohnya, orang tua bisa sering berteriak memarahi anaknya bila menghadapi suatu masalah. Ternyata saat masih kecil, mereka tumbuh dalam keluarga yang juga sering berteriak dan membentak mereka. Dampak dari trauma membuat anak dan keturunannya melanjutkan perilaku ini dengan berteriak pada anak mereka sendiri nantinya, ketika trauma yang mereka miliki masih belum teratasi.
Kondisi ini bisa terbentuk akibat banyak faktor, di antaranya anak yang mencontoh lingkungan di sekitarnya, juga respon tubuh yang diwariskan secara genetik.
Baca Juga: Trauma Masa Kanak-Kanak yang Bisa Membentuk Pribadi Mudah Marah
Bagaimana Intergenerational Trauma Bisa Terjadi?
Ketika seseorang mengalami trauma, DNA akan merespon dengan mengaktifkan gen untuk membantu individu melewati masa-masa traumatis. Tubuh dan pikiran bisa bekerja dan melakukan salah satu dari 4 macam respon seperti flight (menghindari ancaman), fight (melawan ancaman), freeze (tubuh menjadi diam atau kaku dan menunggu untuk menentukan respon terbaikk) atau fawn (meredakan sumber trauma/ancaman).
Selanjutnya, pengetahuan tersebut akan diwariskan ke generasi berikutnya untuk mempersiapkan mereka menghadapi kemungkinan peristiwa traumatis. Gen ini dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Inilah yang membuat seseorang dapat mengalami trauma antargenerasi.
Cara Mengatasi Intergenerational Trauma
Trauma antargenerasi dapat bertahan selama beberapa generasi. Apabila dokter atau psikolog menyatakan Anda memiliki trauma antargenerasi dan mengganggu kehidupan sehari-hari, dokter dapat mengintervensi trauma tersebut dengan pengobatan terapi.
Dalam masa pengobatan, terapis akan membahas mengenai riwayat taruma pada keluarga, melatih Anda melatih respon yang muncul (stres, rasa marah, ketakutan) dan mengenali pemicu trauma serta cara menghadapinya. Selain terapi, trauma juga dapat disembuhkan dengan menciptakan lingkungan di mana trauma tersebut tidak terjadi selama beberapa generasi. Misalnya dengan menciptakan lingkungan sekitar yang positif dan tidak traumatis.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma