Perikarditis

Perikarditis
Credit: Medicine Net. Ilustrasi Kantung perikardium tempat jantung berada di dalamnya.

Bagikan :


Definisi

Perikarditis merupakan suatu peradangan pada perikardium. Perikardium sendiri adalah sautu kantung tipis berisi cairan yang menutupi permukaan luar jantung, yang berfungsi memberikan efek pelumasan untuk jantung, melindungi jantung dari infeksi dan keganasan, dan tempat jantung berada di dinding dada. Perikardium juga menjaga jantung agar tidak mengembang secara berlebihan ketika volume darah meningkat, yang dapat membuat jantung berfungsi secara efisien. Perikardium terdiri dari beberapa lapis, di antaranya:

  • Perikardium visceral, yaitu lapisan dalam yang menyelimuti seluruh permukaan jantung.
  • Lapisan cairan tengah untuk mencegah gesekan antara perikardium viseral dan perikardium parietal.
  • Perikardium parietal, yaitu lapisan luar yang terbuat dari jaringan ikat fibrosa.

Perikarditis sering menyebabkan timbulnya nyeri dada yang tajam. Nyeri dada terjadi ketika lapisan perikardium yang teriritasi saling bergesekan. Perikarditis biasanya terjadi secara akut, artinya berkembang secara tiba-tiba dan dapat berlangsung hingga beberapa bulan. Kondisi ini biasanya akan hilang setelah 3 bulan, tetapi terkadang gejala dapat bersifat hilang timbul selama bertahun-tahun.

Ketika Anda menderita perikarditis, lapisan pembungkus di sekitar jantung Anda akan menjadi merah dan bengkak. Kadang-kadang bisa terdapat cairan tambahan di ruang antara lapisan perikardium, yang disebut efusi perikardial. Perikarditis pada dasarnya dapat menyerang siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada pria berusia 16 hingga 65 tahun.

 

Penyebab

Penyebab timbulnya perikarditis seringkali sulit ditentukan dan pada beberapa kasus mungkin tidak ditemukan, atau yang dikenal dengan perikarditis idiopatik. Penyebab perikarditis dapat meliputi:

  • Akibat respon sistem kekebalan tubuh setelah terjadi kerusakan jantung akibat serangan jantung atau operasi jantung (sindrom Dressler, disebut juga sindrom pasca serangan jantung atau sindrom pasca cedera jantung)
  • Infeksi virus, seperti COVID-19, virus saluran cerna, HIV (Human Immunodeficiency Virus)
  • Infeksi bakteri, seperti Tuberculosis
  • Infeksi jamur
  • Infeksi parasit
  • Penyakit peradangan, termasuk penyakit lupus, scleroderma, spondilitis ankilosa, penyakit radang usus, dan rheumatoid arthritis
  • Cedera pada jantung atau dada
  • Kondisi kesehatan kronis lainnya, termasuk gagal ginjal dan kanker
  • Penyakit genetik seperti Familial Mediterranean Fever (FMF)
  • Obat-obatan. yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh
  • Efek pengobatan radiasi
  • Gangguan metabolisme, seperti asam urat dan hipotiroidisme (kadar hormon tiroid yang rendah)

 

Faktor Risiko

Risiko untuk terkena perikarditis akan meningkat lebih tinggi setelah terjadi serangan jantung, operasi jantung (sindrom pascaperikardiotomi), terapi radiasi, atau perawatan perkutan, seperti kateterisasi jantung atau ablasi frekuensi radio (RFA). Dalam kasus ini, kemungkinan peradangan pada perikardium adalah akibat kesalahan dalam respons tubuh terhadap prosedur atau kondisi tersebut. Terkadang diperlukan beberapa minggu agar gejala perikarditis dapat berkembang setelah menjalani operasi bypass.

 

Gejala

Gejala paling umum yang sering muncul pada perikarditis adalah nyeri dada. Gejala nyeri dada biasanya terasa tajam atau menusuk-nusuk. Namun, pada beberapa kasus, nyeri dada dapat dirasakan sebagai nyeri yang tumpul, sensasi pegal-pegal, atau seperti tertekan. Nyeri perikarditis biasanya terjadi di belakang tulang dada atau di sisi kiri dada. Karakteristik nyeri dada perikarditis dapat berupa nyeri yang:

  • Menyebar ke bahu kiri dan leher
  • Semakin parah saat batuk, berbaring, atau menarik napas dalam-dalam
  • Menjadi lebih baik saat duduk atau bersandar ke depan

 

Tanda dan gejala perikarditis lainnya mungkin termasuk:

  • Batuk kering
  • Kelelahan atau perasaan lemah atau sakit secara umum
  • Pembengkakan di kaki, tungkai, dan pergelangan kaki
  • Demam ringan
  • Detak jantung berdebar (jantung berdebar-debar)
  • Sesak napas saat berbaring
  • Pembengkakan pada perut

 

Gejala spesifik dapat berbeda-beda tergantung pada jenis perikarditis. Perikarditis dapat  dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yang berbeda, sesuai dengan pola gejala dan berapa lama gejala berlangsung, yaitu:

  • Perikarditis akut, yang dimulai secara tiba-tiba tetapi tidak berlangsung lebih dari tiga minggu. Episode berulang mungkin dapat terjadi. Terkadang cukup sulit untuk membedakan antara perikarditis akut dan nyeri akibat serangan jantung.
  • Perikarditis rekuren (berulang) terjadi sekitar empat sampai enam minggu setelah episode perikarditis akut tanpa gejala di antara jeda waktu tersebut.
  • Perikarditis incessant (terus-menerus) yang berlangsung sekitar empat sampai enam minggu tetapi kurang dari tiga bulan. Gejalanya timbul terus menerus.
  • Perikarditis konstriktif kronis biasanya berkembang secara perlahan dan berlangsung lebih dari tiga bulan.

 

Diagnosis

Dalam mendiagnosis perikarditis, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara dengan Anda. Dokter akan menanyakan gejala-gejala apa saja yang Anda rasakan, sejak kapan gejala dirasakan, karakteristik nyeri dada yang dirasakan, serta faktor-faktor risiko yang mungkin berperan terhadap timbulnya perikarditis. Selanjutnya, dokter akan melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa bunyi jantung Anda dengan menggunakan stetoskop. Pada perikarditis biasanya akan ditimbulkan suara tertentu, yang disebut pericardial friction rub, yaitu suara akibat dua lapisan kantung yang mengelilingi jantung (perikardium) saling bergesekan. Pemeriksaan darah biasanya juga dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda serangan jantung, peradangan, dan infeksi. Pemeriksaan penunjang lain yang digunakan untuk mendiagnosis perikarditis mungkin termasuk:

  • Elektrokardiogram (EKG), merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan cepat dan tanpa rasa sakit untuk merekam sinyal listrik di jantung.
  • Rontgen dada dapat menunjukkan perubahan ukuran dan bentuk jantung. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi jantung yang membesar.
  • Ekokardiogram dengan bantuan gelombang suara (ultrasound) akan menciptakan gambar jantung yang bergerak. Ekokardiogram dapat menunjukkan seberapa baik jantung memompa darah dan jika terdapat penumpukan cairan di jaringan sekitar jantung.
  • CT-scan jantung dapat digunakan untuk mencari penebalan jantung yang mungkin merupakan tanda perikarditis konstriktif.
  • MRI jantung dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar penampang jantung. MRI jantung dapat mengungkapkan penebalan, peradangan, atau perubahan lain pada jaringan tipis di sekitar jantung.

 

Tata Laksana

Pengobatan dan terapi perikarditis akan bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gejalanya. Perikarditis ringan mungkin dapat membaik tanpa pengobatan. Beberapa pilihan tata laksana perikarditis, antara lain:

  • Obat-obatan, untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan, meliputi:
    • Obat pereda nyeri, seperti aspirin atau ibuprofen.
    • Kolkisin. Obat ini dapat mengurangi peradangan dalam tubuh dan digunakan untuk mengobati perikarditis akut atau jika gejalanya cenderung berulang.
    • Kortikosteroid, yang termasuk obat untuk melawan peradangan. Kortikosteroid seperti prednison dapat diresepkan jika gejala perikarditis tidak membaik dengan obat lain, atau jika gejala terus kembali.
    • Jika perikarditis disebabkan oleh infeksi bakteri, pengobatan mungkin termasuk antibiotik dan drainase jika perlu.

 

  • Operasi atau prosedur lainnya

Jika perikarditis menyebabkan penumpukan cairan di sekitar jantung, pembedahan atau prosedur lain mungkin diperlukan untuk mengalirkan cairan, seperti:

    • Perikardiosentesis. Dalam prosedur ini, jarum steril atau tabung kecil (kateter) digunakan untuk mengeluarkan dan mengalirkan kelebihan cairan dari rongga perikardial.
    • Pengangkatan perikardium (perikardiektomi). Seluruh perikardium mungkin perlu diangkat jika kantung yang mengelilingi jantung secara permanen kaku karena perikarditis konstriktif.

 

Komplikasi

Jika perikarditis tidak diobati, maka kondisinya dapat menjadi lebih buruk dan menimbulkan komplikasi, seperti:

  • Tamponade jantung: Jika terlalu banyak cairan menumpuk di perikardium, hal ini dapat memberi tekanan tambahan pada jantung, sehingga mencegahnya terisi darah. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang fatal jika tidak ditangani
  • Perikarditis konstriktif: akan melibatkan penebalan permanen dan jaringan parut pada perikardium. Hal ini menyebabkan pengerasan jaringan dan membatasi jantung untuk bekerja dengan baik, dan berpotensi menyebabkan pembengkakan pada kaki dan tungkai serta sesak napas.

 

Pencegahan

Tidak ada pencegahan khusus terhadap perikarditis. Namun, dengan melakukan langkah-langkah berikut ini untuk mencegah infeksi dapat membantu mengurangi risiko peradangan jantung:

  • Hindari orang yang memiliki penyakit virus atau seperti flu sampai mereka sembuh.
  • Ikuti pola hidup bersih yang baik. Mencuci tangan secara teratur dapat membantu mencegah penyebaran penyakit.
  • Dapatkan vaksin yang direkomendasikan, seperti terhadap COVID-19, rubella dan influenza.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan diri Anda ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengarah ke perikarditis.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Dedi Yanto Husada
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Jumat, 2 Agustus 2024 | 08:44