Definisi
Fistula diartikan sebagai saluran abnormal yang terbentuk antara dua lokasi organ. Fistula dapat terjadi pada organ manapun. Namun pada wanita, terdapat tiga jenis fistula yang paling sering terjadi yakni fistula vesiko-vaginal, uretero-vagina, dan rektovagina.
Arti dari ketiga jenis fistula tersebut adalah sebagai berikut:
- Fistula vesiko-vaginal: Saluran yang terbentuk antara organ kandung kemih dengan vagina
- Fistula uretero-vaginal: Saluran yang terbentuk antara organ ureter dengan vagina
- Fistula rektovagina: Saluran yang terbentuk antara organ rektum (anus) dengan vagina
Selain pada organ tersebut, fistula dapat terbentuk antara organ dalam lain seperti usus besar, disebut juga dengan fistula colovaginal. Atau usus halus yang dikenal juga dengan fistula enterovaginal.
Fistula merupakan kondisi yang cukup sering terjadi. Sebanyak 100.000 orang di seluruh dunia dapat mengalami fistula pada bagian vaginanya setiap tahun, terutama pada negara yang memiliki fasilitas kesehatan terbatas.
WHO sendiri memperkirakan bahwa terdapat 2 juta manusia di Asia dan Sub-Sahara Afrika yang menderita fistula pada bagian vagina. Sebagian besar fistula ini disebabkan karena proses persalinan melalui vagina yang terlalu lama akibat tekanan dari bayi yang mendorong dinding vagina dan mengurangi aliran darah sehingga menyebabkan matinya jaringan di sekitar vagina.
Penyebab
Fistula pada bagian vagina paling sering disebabkan akibat proses persalinan yang lama. Namun terdapat penyebab lain yang dapat menyebabkan fistula rektovaginal, vesiko-vaginal, atau uretero-vaginal. Antara lain adalah sebagai berikut:
- Tindakan episiotomi atau tindakan menggunting bagian perineum saat proses persalinan
- Kanker pada bagian panggul, seperti kanker rahim atau kanker usus besar
- Tindakan pembedahan pada bagian perut dan panggul seperti operasi sesar dan operasi pengangkatan rahim
- Penyakit peradangan usus seperti penyakit Chron atau penyakit kolitis ulseratif
- Infeksi usus seperti divertikulitis
- Menerima terapi radiasi pada bagian panggul
- Penyebab lain seperti feses yang tersumbat dan tidak dapat keluar dari usus, atau cedera pada vagina yang disebabkan oleh hal lain selain persalinan
Faktor Risiko
Faktor risiko dari fistula pada vagina secara garis besar antara lain adalah:
- Wanita usia produktif
- Riwayat persalinan lebih dari sekali
- Melakukan persalinan di rumah
- Persalinan lama
- Melakukan persalinan tanpa dampingan tenaga medis
- Tidak melakukan kontrol kehamilan rutin selama hamil
- Faktor kultural yang mendorong terjadinya kehamilan dan pernikahan dibawah umur
- Status sosioekonomi rendah
- Kurangnya edukasi dan pendidikan mengenai kesehatan reproduksi wanita
Gejala
Gejala dari fistula pada area vagina antara lain adalah:
- Nyeri perut
- Keluar cairan vagina yang berbau tidak sedap
- Terdapat gas, nanah, atau feses yang keluar dari vagina
- Mual, muntah, diare
- Dispareunia, atau nyeri saat berhubungan seksual
- Infeksi saluran kemih yang berulang
- Vaginitis, atau infeksi vagina yang berulang
- Perdarahan pada anus
- Perdarahan pada vagina
- Iritasi pada kulit sekitar vagina
- Iritasi pada kulit perineum
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
Diagnosis
Untuk mendiagnosis fistula, baik fistula vesiko-vaginal, uretero-vaginal, dan rektovagina, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis akan menanyakan keluhan utama pasien, keluhan penyerta, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat penyakit terdahulu terutama pada otot panggul, riwayat pengobatan, riwayat penyakit keluarga, dan riwayat aktivitas dan pola hidup sehari-hari.
Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa keadaan umum pasien yakni memeriksa tekanan darah, laju napas, nadi, dan suhu tubuh. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan lokal yakni pemeriksaan pada bagian panggul dan vagina.
Dokter akan menggunakan sarung tangan untuk melihat dan meraba daerah vagina dan anus untuk memastikan adanya perubahan bentuk, cairan, dan benjolan pada bagian tersebut. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan inspekulo atau pemeriksaan dalam pada vagina dengan alat bantu bernama spekulum bila dirasa perlu.
Selain itu, dokter dapat merekomendasikan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan x-ray pada panggul, CT Scan yang menggunakan cairan, dan MRI. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lain seperti kolonoskopi, sigmoidoskopi, pemeriksaan darah, dan urinalisis bila dirasa perlu.
Tata Laksana
Pengobatan fistula pada vagina bergantung dengan penyebab dari fistula tersebut. Tata laksana dapat berupa pengobatan, atau tindakan pembedahan.
Pengobatan
Pengobatan dapat direkomendasikan oleh dokter untuk membantu mengobati fistula secara langsung atau untuk sebagai persiapan tindakan pembedahan, antara lain adalah:
- Antibiotik
Antibiotik dapat diberikan bila dokter menemukan adanya infeksi pada daerah di sekitar fistula. Pemberian antibiotik juga berguna sebagai persiapan untuk tindakan pembedahan.
- Obat antinyeri
Obat antinyeri seperti ibuprofen dan parasetamol dapat diberikan kepada pasien bila mengalami nyeri.
Baca juga mengenai obat parasetamol di sini: Obat Parasetamol/Asetaminofen - Cara Kerja, Kontra Indikasi, Efek samping | AI Care (ai-care.id)
Tindakan Pembedahan
Tindakan pembedahan biasanya menjadi pengobatan utama baik itu untuk fistula vesiko-vaginal, uretero-vaginal, dan retrovagina. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan subspesialis uroginekologi yang akan menjadi operator dalam tindakan pembedahan ini. Tujuan utama dari tindakan adalah untuk menghilangkan fistula dan menutup saluran abnormal yang seharusnya tidak ada.
Setelah tindakan pembedahan selesai, Anda akan diberikan antibiotik sebagai pencegahan terhadap risiko infeksi pascaoperasi, kemudian Anda akan disarankan untuk:
- Tidak berhubungan seksual
- Tidak menggunakan tampon, atau membasuh vagina dengan sabun terlebih dahulu
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi protein, serat dan vitamin seperti buah-buahan, sayur, dan daging untuk membantu mempercepat penyembuhan luka dan mencegah konstipasi
- Menghindari makanan asam atau pedas untuk mencegah diare
Kebanyakan pasien dengan fistula dapat sembuh dan tidak memiliki gejala setelah tindakan pembedahan, namun bila setelah tindakan pembedahan, fistula muncul kembali dan tidak sembuh dengan baik, maka perlu dicurigai adanya penyakit lain seperti keganasan atau kanker pada area usus atau vagina.
Komplikasi
Komplikasi dari fistula pada organ reproduksi wanita antara lain adalah:
- Inkontinensia feses atau ketidakmampuan anus untuk menahan rasa ingin buang air besar sehingga feses dapat keluar dengan sendirinya
- Permasalahan sanitasi dan higienitas pada alat reproduksi
- Infeksi saluran kencing yang berulang
- Iritasi dan peradangan pada vagina, perineum, atau kulit disekitarnya
- Fistula yang berkembang menjadi infeksi dapat menjadi abses atau benjolan berisi nanah yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan baik
- Rekurensi atau fistula yang hilang timbul dan berulang
Selain itu, komplikasi seperti infeksi juga dapat terjadi dari tindakan pembedahan bila pasien tidak meminum antibiotik yang disarankan dokter. Diare dan konstipasi juga dapat terjadi bila pasien tidak mencukupi kebutuhan cairan, protein, dan serat setelah operasi.
Pencegahan
Pencegahan dari fistula dapat diatasi dengan:
- Kontrol kehamilan secara rutin agar bila ada faktor risiko fistula dapat dicegah dengan baik
- Melakukan olahraga yang berfokus pada kelenturan otot panggul dan sekitarnya sebelum persalinan sehingga persalinan menjadi lancar
- Pastikan bahwa Anda memilih tempat bersalin yang memiliki tenaga medis yang kompeten untuk membantu proses persalinan agar fistula tidak terjadi
Kapan Harus ke Dokter?
Segeralah ke dokter bila Anda baru melahirkan dan mengalami salah satu dari gejala tersebut. Anda dapat melakukan pemeriksaan di dokter spesialis kandungan. Dari dokter spesialis kandungan umum, biasanya Anda akan dirujuk ke dokter spesialis kandungan subspesialis uroginekologi bila fistula cukup parah dan membutuhkan tindakan pembedahan.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Cleveland Clinic - Rectovaginal Fistula. (2022). Retrieved 15 October 2022, from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22260-rectovaginal-fistula
Cleveland Clinic - Vesicovaginal Fistula. (2022). Retrieved 15 October 2022, from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16442-vesicovaginal-fistula
Mayo Clinic - Rectovaginal Fistula. (2020). Retrieved 15 October 2022, from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rectovaginal-fistula/symptoms-causes/syc-20377108
Medscape - Vesicovaginal Fistula and Ureterovaginal Fistula. (2021). Retrieved 15 October 2022, from: https://emedicine.medscape.com/article/452934-overview
Tebeu P.M., Fomulu J.N., Rochat C.H., (2012). Risk factors for obstetric fistula: a clinical review. Retrieved 15 October 2022, from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3305871/
WebMD - Vaginal Fistula. (2022). Retrieved 15 October 2022, from: https://www.webmd.com/women/guide/what-is-a-vaginal-fistula