Seperti halnya batuk, bersin adalah cara tubuh untuk mengeluarkan iritan dari hidung atau tenggorokan. Saat bersin, beberapa orang dapat merasakan nyeri di dada. Beberapa penyebab rasa nyeri ini tidak selalu berbahaya, namun ada juga kondisi yang mengindikasikan masalah kesehatan serius.

Penyebab Nyeri Dada saat Bersin

Nyeri dada saat bersin bisa terjadi karena beberapa hal mulai dari otot tegang, penyakit, atau cedera pada dinding dada. Nyeri dada dapat memburuk ketika Anda batuk atau bersin, ketika otot dan tulang dada bergerak.

Saat bersin, Anda dapat merasakan nyeri dada di satu titik atau di area dada yang lebih luas, mulai dari leher hingga perut. Nyeri dada yang dirasakan juga bervariasi, Anda bisa merasakan nyeri tajam atau menusuk, nyeri tumpul, nyeri terbakar, hingga nyeri yang terasa seperti remasan, sesak, atau tertekan. 

Nyeri dada saat bersin dapat disebabkan oleh kondisi ringan seperti nyeri otot maupun kondisi serius seperti tumor atau infeksi paru. Berikut penjelasan mengenai penyebab nyeri dada saat bersin:

Otot tegang

Bersin dapat menjadi gejala flu yang terkadang disertai batuk. Terlalu banyak batuk atau bersin dapat menyebabkan otot interkostal pada pada tulang rusuk menjadi tegang. Otot yang tegang atau tertarik dapat menyebabkan hingga 49% nyeri dada. Biasanya kondisi ini tidak serius dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Selain otot tegang, nyeri dada saat bersin juga bisa disebabkan oleh riwayat cedera atau jatuh. Terkadang cedera dapat menyebabkan rusaknya otot sehingga ketika Anda mengangkat sesuatu yang berat atau memutar tubuh bagian atas maka dada akan terasa sakit. 

Asma

Alergi dapat memicu asma pada beberapa orang. Rinitis alergi atau demam menyebabkan gejala hidung tersumbat, bersin-bersin dan peradangan sinus. Asma alergi juga dapat menyebabkan nyeri dada ketika Anda mengalami bersin-bersin. Beberapa gejala lain yang dapat timbul antara lain pilek, mata gatal, nyeri dada, sesak, mengi, dan kelelahan.

Dokter dapat meresepkan obat untuk meredakan gejala asma alergi. Untuk langkah pencegahan, Anda sebaiknya menghindari alergen seperti serbuk sari, bulu binatang, dan debu. 

Baca Juga: Sering Batuk di Pagi Hari, Mungkin Ini Penyebabnya

Pleuritis

Pleuritis atau radang selaput pleura terjadi ketika pleura, lapisan di sekitar paru-paru, meradang atau bengkak. Pada kasus serius, penumpukan cairan di antara lapisan ini dapat memicu infeksi.

Penyebab pleuritis sangat beragam, di antaranya infeksi jamur, pneumonia bakteri, adanya riwayat luka atau cedera dada, adanya gumpalan darah di area tersebut, anemia sel sabit, kanker hingga kondisi kronis seperti lupus.

Pleuritis dapat menyebabkan nyeri dada yang tajam dan bertambah parah saat bernapas, bersin atau batuk. Gejala lain pleuritis antara lain sesak napas, batuk, demam dan nyeri punggung atau bahu.

Infeksi Paru

Bersin dan nyeri dada bisa menjadi tanda infeksi paru-paru. Infeksi paru-paru dapat memengaruhi saluran pernapasan. Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi dapat bertambah parah dan menyebabkan kondisi sulit sembuh.

Jika selain bersin-bersin Anda mengalami batuk kering atau basah, nyeri dada, adanya lendir atau dahak berwarna kuning atau hijau dan demam, kemungkinan Anda mengalami infeksi paru. 

Baca Juga: Sering Bersin-Bersin Setelah Makan? Selain Alergi, Mungkin Ini Penyebabnya

Tumor

Nyeri dada saat bersin juga dapat disebabkan oleh tumor, meskipun kondisi ini sangat jarang sekali terjadi. Adanya tumor di dinding dada atau di dalam atau sekitar paru-paru atau jantung dapat menyebabkan nyeri dada. Nyeri dada bisa bertambah parah saat bersin dan menguap. Gejala lainnya meliputi batuk, sulit bernafas, adanya cairan di paru-paru.

Tumor dada atau teratoma dapat bersifat jinak atau ganas. Untuk penanganan lebih tepat sebaiknya segera periksakan ke dokter. 

Nyeri dada saat bersin dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kondisi ringan seperti masalah otot hingga infeksi paru atau penyakit lainnya. Jika Anda mengalami nyeri dada saat bersin yang tidak segera membaik sebaiknya periksakan ke dokter atau konsultasi menggunakan aplikasi Ai Care. 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!