Setiap harinya, Anda perlu mengambil keputusan baik keputusan sederhana maupun keputusan besar terkait pekerjaan dan aspek kehidupan lainnya. Terkadang banyak mengambil keputusan bisa jadi hal yang melelahkan dan memicu stres. Ketika Anda merasa sangat stres karena banyaknya keputusan yang harus Anda tentukan setiap harinya, kondisi ini dikenal dengan nama decision fatigue.
Apa Itu Decision Fatigue?
Setiap hari kita selalu dihadapkan pada keputusan kecil seperti memilih minum teh atau kopi, naik lift atau naik tangga, hingga keputusan besar yang memengaruhi kehidupan diri sendiri dan orang lain. Terkadang seseorang dapat mengalami kelelahan atau burnout karena jumlah, kerumitan atau potensi dampak dari keputusan-keputusan yang harus mereka buat, dan dikenal dengan istilah decision fatigue.
Dilansir dari Medical News Today, kondisi ini adalah fenomena psikologis di mana seseorang cenderung mengambil keputusan buruk karena sudah membuat banyak keputusan sebelumnya. Hal ini mengacu pada teori di mana seorang manusia dapat mengambil keputusan buruk setelah mengambil banyak keputusan lainnya karena otaknya semakin lelah. Mereka mengalami kelelahan secara fisik, mental dan emosional.
Kelelahan ini berlaku pada setiap pengambilan keputusan, baik keputusan kecil maupun keputusan besar dan sulit. Decision fatigue dapat diibaratkan dengan baterai yang selalu berkurang energinya ketika dipakai. Semakin banyak dan sering energi baterai digunakan untuk mengambil keputusan, maka energinya akan berkurang dan kesulitan untuk mengambil keputusan yang baik setelahnya.
Baca Juga: Tanda-Tanda Fisik Bila Mengalami Burnout Pekerjaan
Apakah Decision Fatigue Tergolong Sebagai Kondisi Medis?
Decision fatigue masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Banyak ahli masih sulit menerima gagasan fenomena psikologis ini karena sulit membuktikan dampaknya dengan cara yang konkret.
Dalam sebuah penelitian di jurnal Frontiers in Psyhchology mengungkapkan fenomena ini kurang memiliki definisi spesifik yang mudah untuk dikategorikan dan diuji sehingga sulit untuk mengetahui efeknya. Selain itu decision fatigue juga sulit diukur dan diuji.
Namun peneliti juga telah mengamati fenomena tersebut. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa perawat cenderung membuat keputusan klinis yang kurang efisien dan lebih mahal bagi pasien jika perawat tidak beristirahat dalam waktu lama.
Baca Juga: Remaja Juga Bisa Mengalami Burnout, Kenali Tanda-Tandanya
Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Decision Fatigue
Seseorang dengan decision fatigue tidak menunjukkan gejala khusus, namun ia bisa merasa lelah, mengalami brain fog (daya pikir tidak seefisien atau seefektif biasanya), dan dapat mengalami tanda-tanda kelelahan fisik atau mental lainnya. Karena fenomena ini dapat meningkat ketika seseorang mengambil lebih banyak keputusan, maka mereka akan merasa lebih lelah atau semakin terkuras energinya seiring berjalannya waktu.
Dilansir dari Cleveland Clinic, beberapa tanda yang dapat muncul akibat decision fatigue antara lain:
- Sering menunda pekerjaan tanpa sadar
- Bersikap impulsif dan menjadi kurang hati-hati terhadap pilihan yang harus dibuat
- Merasa lelah secara fisik dan mental
- Mudah lupa atau teralihkan fokusnya
- Mulai merasa kewalahan
- Sulit membuat keputusan atau ragu-ragu
Faktor Risiko Decision Fatigue
Fenomena decision fatigue dapat dialami siapa saja, namun kondisi ini sering dialami oleh seseorang dengan faktor risiko berikut:
- Memiliki profesi yang berkaitan dengan pengambilan banyak keputusan setiap hari, seperti hakim, dokter bedah, atau atlet.
- Keputusan yang diambil memengaruhi kehidupan orang lain seperti keluarga, karyawan, atau perusahaan.
- Sedang berada dalam keputusan sulit
- Berada dalam situasi yang serba tidak pasti
- Memiliki kecenderungan bersikap perfeksionis
Mengatasi Decision Fatigue
Dalam menghadapi decision fatigue, Anda dapat mengatasinya dengan memfokuskan tenaga dan pikiran pada hal yang perlu Anda kerjakan. Beberapa cara yang bisa Anda coba antara lain:
Prioritaskan mengambil keputusan yang sangat penting dahulu
Mengambil keputusan pada hal-hal penting dan besar dapat menjadi sangat melelahkan. Jika memungkinkan, sebaiknya prioritaskan tenaga dan pikiran Anda pada hal yang paling penting terlebih dahulu untuk mencegah Anda mengambil keputusan yang kurang tepat seiring berjalannya waktu.
Singkirkan distraksi
Sebelum mengambil keputusan penting, sebaiknya hindari melakukan hal-hal yang dapat mengganggu pikiran agar tidak memengaruhi pengambilan keputusan Anda.
Rawat diri Anda
Untuk dapat mengambil keputusan dengan baik, Anda perlu merawat diri sendiri dengan baik. Anda bisa melakukannya dengan memastikan makan makanan yang sehat dan bergizi, beristirahat jika diperlukan, rutin berolahraga, kelola stres dengan baik dan pastikan tubuh Anda mendapat istirahat yang cukup.
Decision fatigue masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Namun jika Anda mengalami kelelahan baik akibat burnout pekerjaan atau hal lainnya sebaiknya konsultasikan ke dokter. Anda juga dapat memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang dapat diunduh di ponsel Anda.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Lamothe, C. (2019). Understanding Decision Fatigue. Available from: https://www.healthline.com/health/decision-fatigue
Cleveland Clinic. 8 Signs of Decision Fatigue and How To Cope. Available from: https://health.clevelandclinic.org/decision-fatigue/
Johnson, J. (2020). What is decision fatigue?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/decision-fatigue