Istilah burnout biasanya digunakan untuk menyebut kondisi kelelahan akibat lembur di kantor atau stres akibat pekerjaan lainnya. Tapi tahukah Anda bahwa burnout sebenarnya juga bisa dialami para remaja?

Apa Itu Burnout?

Bagi Anda orang dewasa tentu tidak asing dengan istilah burnout. Dilansir dari WebMD, burnout adalah suatu kondisi kelelahan yang disebabkan oleh perasaan kewalahan terus-menerus. Burnout merupakan hasil dari stres emosional, fisik dan mental yang berlebihan dan berkepanjangan.

Burnout sering kali diidentikkan dengan stres akibat pekerjaan, namun menurut para ahli kondisi ini juga bisa dialami oleh remaja. Kesibukan mengejar prestasi di sekolah dan kegiatan lain yang menyita waktu anak juga dapat menyebabkan anak remaja mengalami burnout.

Tanda-Tanda Remaja Mengalami Burnout

Para orang tua perlu menaruh perhatian kondisi burnout pada remaja. Stres yang dirasakan anak bisa berakibat anak melakukan perilaku tidak sehat seperti makan makanan junk food setiap hari, bermalas-malasan, hingga melakukan pekerjaan lainnya yang mengarah ke perilaku kriminal.

Stres yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan anak selalu merasa tegang, memunculkan perilaku agresif dan memiliki kecenderungan untuk memiliki pikiran bunuh diri. Remaja yang mengalami burnout juga dapat melampiaskan rasa stresnya pada perilaku kekerasan, kecanduan alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan terlarang.

Orang tua terkadang tidak mengenali gejala burnout pada remaja dan sering menyalahartikan sikap anak dengan masalah fisik atau psikis lainnya. Namun ada beberapa tanda burnout yang perlu Anda waspadai, di antaranya:

• Depresi. Orang tua perlu memerhatikan jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda depresi seperti kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang ia sukai, mengurung diri di kamar, dan sering melakukan kesalahan ketika mengerjakan sesuatu.
• Gangguan kecemasan. Jika anak remaja Anda mulai menunjukkan masalah kecemasan tanpa sebab, sulit untuk rileks, selalu merasa tegang, maka ini merupakan tanda anak mengalami gangguan kecemasan akibat stres.
• Insomnia atau gangguan tidur. Salah satu tanda anak mengalami burnout adalah mengalami ganguan tidur atau insomnia. Jika Anda mendapati anak Anda begadang atau sulit tidur nyenyak, sering terbangun di malam hari maka sebaiknya ajak anak bicara mengenai masalah yang dialaminya.
• Kebiasaan makan yang buruk. Anak remaja yang stres biasanya memiliki kebiasaan makan berlebihan atau makan sangat sedikit.
• Perubahan perilaku emosional. Apabila Anda mengamati anak remaja Anda mulai bersikap temperamental, atau mudah sedih dan memiliki rasa ketakutan berlebihan, gejala ini juga bisa menjadi tanda anak mengalami burnout.
• Masalah kesehatan fisik. Anak yang mengalami burnout juga rentan mengalami beberapa masalah kesehatan fisik seperti nyeri leher, sakit kepala, mual-mual, sakit perut, pusing, dan sakit tenggorokan. Pada remaja perempuan, stres akibat burnout juga dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan menstruasi.

Gejala anak mengalami burnout dapat berbeda-beda antara satu anak dengan anak yang lain. Apabila Anda mendapati anak menunjukkan gejala burnout, sebaiknya cari waktu untuk bicara dengan anak agar anak mau terbuka mengenai permasalahan yang ia hadapi.

Jika anak merasa tidak nyaman atau malu untuk bicara dengan Anda, tawarkan untuk konsultasi dengan dokter atau psikolog untuk membantu mengatasi masalahnya. Penanganan dini burnout pada anak dapat membantu mencegah anak mengalami masalah kesehatan mental yang lebih parah.

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!