Kardiomiopati adalah salah satu masalah pada otot jantung yang perlu diwaspadai. Kardiomiopati menyebabkan otot menjadi lemah sehingga dikenal sebagai kondisi lemah jantung yang menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Akibatnya detak jantung menjadi tidak beraturan sehingga dapat menyebabkan gagal jantung.
Apa Itu Kardiomiopati?
Kardiomiopati adalah kondisi yang memengaruhi otot-otot jantung. Kardiomiopati membuat jantung menjadi kaku, menebal dan membesar sehingga menyebabkan jaringan parut. Akibatnya jantung akan sulit memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Jika kondisi ini tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan tepat, jantung dapat melemah sehingga menyebabkan gagal jantung. Namun jika kondisi ini dapat dideteksi dan diatasi dengan cepat, hal ini dapat mencegah masalah jantung yang lebih serius.
Kardiomiopati bukan hanya dapat memengaruhi orang dewasa, namun juga dapat dialami oleh balita dan anak-anak. Pada anak-anak, kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus. Namun pada beberapa kasus kardiomiopati sulit diketahui penyebabnya.
Meskipun demikian, kardiomiopati dapat terjadi akibat faktor genetik, penyakit koroner jantung, serangan jantung, infeksi pada otot jantung, kehamilan, masalah hormon seperti tiroid dan diabetes, serta konsumsi alkohol secara berlebihan.
Apabila Anda atau si kecil mengalami gejala kelelahan, jantung yang terus berdetak cepat, pembengkakan (edema) di kaki, betis dan pergelangan kaki maka sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mengetahui risiko kardiomiopati.
Pencegahan Kardiomiopati
Pada beberapa kasus, kardiomiopati sangat sulit dihindari, misalnya pada kasus kehamilan. Namun secara umum kardiomiopati dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Apabila Anda memiliki masalah jantung, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapat rekomendasi perubahan gaya hidup sehat yang dibutuhkan.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kardiomiopati di antaranya:
Berhenti mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang
Alkohol diketahui dapat merusak fungsi jantung dan mengganggu kerja otot jantung. Apabila Anda terbiasa mengonsumsi alkohol, hal ini dapat menyebabkan gangguan kardiomiopati.
Sama halnya dengan penggunaan narkotika atau obat-obatan terlarang. Obat-obatan terlarang tersebut mengandung racun dan senyawa kimia yang menyebabkan kerja otot jantung terganggu.
Makan makanan yang sehat
Apabila dalam keluarga Anda memiliki riwayat penyakit jantung maka Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung, termasuk kardiomiopati.
Untuk menjaga kesehatan jantung Anda dianjurkan mengonsumsi makanan-makanan yang sehat seperti buah, sayur, dan makanan yang mengandung asam lemak omega-3.
Berolahraga secara teratur
Olahraga penting untuk menjaga kesehatan jantung. Selain dapat membantu membakar lemak dan menurunkan berat badan, olahraga teratur minimal 150 menit per minggu dapat membantu melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
Tidur yang cukup
Tidur yang cukup bukan hanya membuat tubuh terasa lebih segar namun juga membantu menjaga kesehatan jantung. Dengan tidur cukup, regenerasi sel akan berlangsung lebih baik, tekanan darah Anda akan menurun, sehingga menurunkan faktor risiko terkena penyakit jantung.
Kelola stres dengan baik
Stres yang Anda rasakan baik karena urusan pekerjaan, hubungan rumah tangga, masalah ekonomi dan lain-lain juga dapat memengaruhi kerja otot jantung. Stres dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu Anda melakukan gaya hidup tidak sehat lainnya seperti makan berlebih (stress eating), minum minuman beralkohol dan menggunakan narkotika yang berbahaya bagi kesehatan.
Anda dapat meredakan stres dengan melakukan latihan relaksasi, olahraga, atau melakukan hal menyenangkan lainnya.
Itulah cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya lemah jantung atau kardiomiopati. Bagi Anda yang memiliki riwayat kolesterol, tekanan darah tinggi dan diabetes sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk membantu memantau kondisi kesehatan jantung.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina