Dalam sebuah hubungan asmara, seringkali terjadi kekerasan yang terjadi tanpa disadari, salah satunya adalah kekerasan emosional (emotional abuse). Berbeda dengan kekerasan fisik yang mudah dikenali dan meninggalkan tanda, kekerasan emosional memiliki banyak bentuk dan seringkali sulit untuk dikenali tanda-tandanya.
Dampak kekerasan emosional juga tidak bisa diremehkan. Efek samping kekerasan emosional bisa jauh lebih bebrahaya dibandingkan kekerasan fisik. Apalagi, kekerasan emosional seringkali tidak disadari oleh pelaku dan korban.
Apa itu kekerasan emosional (emotional abuse)?
Dilansir dari Verywell Mind, kekerasan emosional adalah tindakan kekerasan dimana seseorang mencoba mengintimidasi orang lain lewat kata-kata kasar maupun perilaku. Ketika dalam sebuah hubungan ada satu pihak yang selalu menunjukkan perilaku bullying baik secara fisik maupun non fisik, maka dapat dikatakan seseorang menjadi korban kekerasan emosional. Bentuk-bentuk perilaku kekerasan emosional yang sering terjadi di antaranya meremehkan, mengancam, mengintimidasi, membungkam, mengabaikan, hingga bersifat posesif.
Dilansir dari Allure, pada umumnya pelaku kekerasan emosional menunjukkan sikap yang sangat baik dan memikat di awal hingga korban percaya padanya. Lalu pada suatu titik tertentu dalam sebuah hubungan, pelaku akan melakukan kekerasan emosional tersebut, baik disadari maupun tidak.
Tanda-tanda Anda mengalami kekerasan emosional dalam sebuah hubungan
Seringkali pelaku dan korban tidak menyadari bahwa mereka sedang berada dalam hubungan yang diliputi kekerasan emosional. Pasalnya, bentuk kekerasan emosional seringkali tersamarkan oleh dinamika hubungan asmara sehingga banyak yang menganggap perilaku tersebut adalah wajar. Untuk mengenali bentuk kekerasan emosional dalam sebuah hubungan, berikut ini tanda-tandanya:
Anda sering menjadi pelampiasan amarah
Jika pasangan Anda seringkali melampiaskan amarah pada Anda padahal masalah yang dihadapi seringkali tidak ada sangkut pautnya dengan Anda, maka ini adalah salah satu tanda Anda sedang mengalami kekerasan emosional. Tak jarang, pasangan Anda juga mengucapkan kata-kata kasar dan merendahkan.
Setelah masalah dan emosinya mereda, pasangan Anda akan meminta maaf pada Anda bahkan mungkin hingga memohon-mohon. Namun hal ini bukan jaminan bahwa kelak di kemudian hari peristiwa ini tidak akan terjadi lagi.
Meminta maaf untuk hal yang bukan kesalahan Anda
Pelaku kekerasan emosional memiliki kecenderungan sikap manipulatif atau gaslighting. Seringkali mereka akan mempermainkan sikap dan kata-kata sehingga Anda mempertanyakan perasaan Anda sendiri.
Salah satu bentuknya, Anda kerap disalahkan atas peristiwa yang bukan merupakan kesalahan Anda dan keributan tidak akan berakhir jika bukan Anda yang minta maaf. Apabila situasi ini kerap terjadi di hubungan Anda, maka pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan tersebut.
Posesif
Posesif memiliki banyak bentuk, di antaranya mengharuskan Anda untuk mengabarkan semua kegiatan Anda, mengabarkan Anda sedang bersama siapa, membatasi pergaulan dan kegiatan, bahkan mengharuskan Anda memberi akses semua media sosial Anda.
Kegiatan posesif sering tersamarkan dengan menghindari cemburu atau mencegah perselingkuhan. Namun jika cara-cara tersebut membuat Anda kehilangan waktu pribadi, maka hal ini termasuk sebagai kekerasan emosional.
Anda sering diremehkan dan diabaikan
Dalam sebuah hubungan, wajar jika terjadi perbedaan pendapat. Namun jika setiap kali berdiskusi atau berdebat pendapat Anda selalu diabaikan tanpa memberi alasan yang jelas, maka ini adalah tanda yang harus diwaspadai karena pasangan Anda tidak menghargai Anda.
Contoh lain bahwa pasangan Anda selalu merendahkan Anda adalah ia tidak menghargai prestasi atau pencapain yang baru saja Anda raih. Setiap kali Anda bercerita mengenai pencapaian Anda, ia akan mengeluarkan kalimat-kalimat yang membuat Anda merasa kecil dan tidak berarti.
Mengancam
Jika setiap perdebatan diakhiri dengan ancaman, seperti ancaman akan merusak barang-barang Anda atau akan meninggalkan Anda, maka hal ini juga merupakan tanda yang perlu Anda waspadai. Ancaman-ancaman ini bermaksud untuk menunjukkan bahwa Anda akan selalu bergantung padanya. Jika terus dibiarkan, hal ini akan membuat Anda tertekan dan tidak bahagia.
Bila Anda sering mengalami salah satu atau beberapa tanda-tanda di atas, maka sebaiknya pertimbangkan kembali untuk melanjutkan hubungan Anda. Semakin cepat Anda keluar dari hubungan asmara yang tidak sehat maka semakin cepat Anda akan terhindar dari masalah kesehatan mental yang semakin sulit dilepaskan.
- dr Hanifa Rahma
Gordon, S (2020). What is Emotional Abuse. Available from: https://www.verywellmind.com/identify-and-cope-with-emotional-abuse-4156673
Brennan, D (2020). Signs of an Emotionally Abusive Relationship. Available from: https://www.webmd.com/sex-relationships/signs-emotionally-abusive-relationship
Thomas, S (2020). 11 Signs of Emotional Abuse in Relationships That You Should Never Overlook. Available from: https://www.allure.com/story/emotional-abuse-signs-relationship