Efek Polusi Udara pada Kesehatan Paru-Paru

Efek Polusi Udara pada Kesehatan Paru-Paru
Ilustrasi bahaya polusi udara. | Credit: Freepik

Bagikan :


Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang tidak dapat terhindarkan sehari-hari. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh hasil penggunaan AC, pembakaran bahan bakar hingga limbah industri. Partikel berbahaya di udara yang terkontaminasi dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, terutama pada paru-paru.

 

Tipe-Tipe Polutan Udara

Dampak buruk polusi udara pada paru-paru bergantung pada jenis konsentrasi polutan udara. Beberapa jenis polutan udara yang paling umum, antara lain:

  • PM (particulate matter): Partikel berukuran kecil yang dapat mengiritasi dan menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan. Semakin kecil ukuran partikel semakin dalam partikel tersebut masuk ke saluran udara dan menyebabkan kerusakan paru-paru. Umumnya PM2,5 yaitu materi partikel yang berukuran kurang dari 2,5 nanomicro yang sering dikaitkan dengan kerusakan signifikan pada paru-paru.
  • Nitrogen dioksida: Gas yang dapat mengiritasi saluran udara dan menyebabkan kambuhnya asma atau PPOK (penyakit paru-paru obstruktif kronis)
  • Ozon: Gas yang dapat menurunkan kapasitas paru-paru dan mengiritasi saluran pernafasan.
  • Sulfur dioksida: Gas yang dapat mengiritasi lapisan saluran pernapasan, terutama pada penderita asma

Ketika menghirup polutan tersebut, banyak dari partikel kecil terperangkap di kantung udara sedangkan partikel kecil dapat berpindah dari kantung udara ke aliran darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya. Jika Anda menghirup partikel polutan setiap hari, hal ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan organ tubuh lainnya.

 

Baca Juga: Kenali Bahaya Polusi pada Kulit dan Cara Pencegahannya

 

Bahaya Polusi Udara pada Kesehatan Paru-Paru

Paparan polutan udara dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan akut maupun kronis. Beberapa keluhan yang dapat muncul setelah menghirup udara yang berpolusi anatra lain iritasi pada saluran pernapasan, sesak napas, dan bersin-bersin. Pada orang yang mengidap asma, polusi udara juga dapat memicu asma kambuh.

Pada paru-paru, polusi udara dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan berikut:

Infeksi Pernapasan

Gejala infeksi saluran pernapasan dapat berupa batuk, bersin, sakit tenggorokan, sakit kepala dan nyeri otot. Infeksi saluran pernapasan dapat berlangsung selama 1-2 minggu, apabila dalam kurun waktu tersebut tidak kunjung membaik maka sebaiknya periksakan diri ke dokter.

 

Baca Juga: Bisakah Polusi Udara Menyebabkan Sakit Kepala?

 

Bronkitis

Paparan polusi udara dan asap rokok dapat memicu terjadinya bronkitis, yaitu peradangan pada bronkial yang membawa udara masuk dan keluar paru-paru. Beberapa jenis bronkitis bersifat akut yang dapat berlangsung 10-14 hari atau bersifat kronis yang ditandai dengan batuk selama 3 bulan dan terjadi berulang kali dalam rentang waktu 2 tahun.

 

Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK adalah masalah kesehatan kronis yang terjadi karena peradangan pada paru-paru akibat waktu yang lama. Penyakit ini menyebabkan penderitanya sulit bernapas. Masalah paru-paru seperti bronkitis kronis dan emfisema merupakan beberapa kondisi medis yang termasuk dalam jenis PPOK.

PPOK adalah penyakit yang bersifat progresif atau dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Pengidap PPOK perlu mengontrol gejala yang dialami agar dapat menjaga kualitas hidupnya dengan baik.

 

Kanker paru-paru

Kanker paru-paru adalah kanker yang berkembang di paru-paru. Jenis kanker ini merupakan salah satu kanker yang banyak dialami baik pria maupun wanita. Kebiasaan merokok dan paparan polusi serta zat kimia di area kerja dapat menjadi faktor pemicu terjadinya kanker paru-paru.

 

Kualitas udara sangat berpengaruh pada kesehatan paru-paru. Apabila Anda memiliki masalah pernapasan akibat paparan polusi udara sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi yang tersedia dalam aplikasi Ai Care. 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Selasa, 30 April 2024 | 06:22