Bahaya Paparan Limbah Radioaktif pada Makanan

Bahaya Paparan Limbah Radioaktif pada Makanan
Ilustrasi bahaya paparan limbah radioaktif pada makanan. | Credit: Freepik

Bagikan :


Di tanah, air dan udara bisa ditemukan elemen radioaktif alami. Manusia sebenarnya bisa terpapar elemen radioaktif alami ini, paparan masih dalam batas aman karena kadar elemennya sangat sedikit. Sebagian besar radionuklida ada secara alami di lingkungan, dan ada juga yang berasal dari sumber buatan manusia yang berkaitan dengan penggunaan radiasi di bidang medis dan industri.

Lantas, bagaimana dengan efek limbah radioaktif pada makanan?

 

Pengaruh Radioaktif pada Makanan

Bicara mengenai bahan radioaktif, di lingkungan termasuk dalam makanan, juga bisa ditemukan elemen radioaktif alami. Kondisi ini tidak memerlukan suatu tindakan khusus dari pemerintah karena paparan radiasi yang diberikan sangatlah rendah.

Namun pada kondisi bencana radiasi nuklir, tanaman dan hewan bisa terpapar elemen radioaktif dalam dosis besar. Seiring berjalannya waktu, elemen tersebut bisa menyebar ke tanah dan sungai tempat tanaman tumbuh serta hewan tinggal, yang akhirnya menumpuk dalam makanan.

Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi limbah nuklir dalam jumlah besar akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Risiko kesehatan terkait konsumsi makanan dengan kontaminasi radioaktif bergantung pada jenis elemen radionuklida, besaran kadar radionuklida yang terpapar dan jumlah elemen radioaktif yang masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: Inilah Penyebab dan Gejala Penyakit Hipertiroid

Salah satu bahaya pengaruh kontaminasi limbah radioaktif pada makanan adalah kerusakan sel tubuh dan peningkatan risiko terkena penyakit kanker. Salah satu contoh kandungan radioaktif yang dapat mengontaminasi makanan adalah caesium radioaktif. Paparan caesium radioaktif dapat bertahan selama puluhan tahun di lingkungan. Paparan caesium radioaktif dapat menyebabkan peningkatan risiko beberapa jenis kanker.

Dilansir dari WHO, tidak semua produksi makanan akan terkontaminasi radiasi pada kondisi bencana nuklir. Umumnya, makanan yang dikemas dalam kaleng atau dibungkus plastik dan tersegel akan terlindungi dari paparan radioaktif. Namun begitu, jika beberapa makanan diproduksi di area yang diketahui telah terkontaminasi radioaktif cukup lama maka sebaiknya dilakukan pemantauan kadar radioaktif pada makanan untuk dilakukan analisis risiko. Bila dianggap perlu, maka pemerintah setempat dianjurkan untuk menerapkan langkah mitigasi untuk mencegah dosis radionuklida yang tertelan masyarakat serendah mungkin.

Baca Juga: Rekomendasi Makanan untuk Menjaga Kesehatan Paru-Paru

 

Tips Aman Mengonsumsi Makanan dalam Kondisi Darurat Radiasi

Apabila dalam satu wilayah dinyatakan sebagai kondisi darurat radiasi, berikut ini beberapa tips aman mengonsumsi makanan dan minuman sesuai anjuran CDC:

  • Mengonsumsi makanan dalam kemasan tertutup atau tersegel seperti makanan kalengan atau botolan
  • Makanan yang disimpan dalam lemari es atau freezer, dapur atau laci yang jauh dari bahan radioakatif aman untuk dimakan
  • Sebelum makan, bersihkan peralatan makan dengan handuk bersih sebelum digunakan, pisahkan handuk atau lap yang telah dipakai untuk membersihkan peralatan makan dengan peralatan lainnya lalu masukkan ke dalam kantong dan simpan di tempat yang jauh dari orang lain atau hewan peliharaan
  • Cuci tangan setelah menyiapkan makanan dan menggunakan alat makan
  • Hindari memetik atau memakan makanan dari kebun hingga pemerintah setempat memutuskan bahwa hal tersebut aman dilakukan
  • Minuman dalam kemasan tertutup (minuman botol) atau kemasan tersegel termasuk minuman yang aman dikonsumsi
  • Minuman yang tersimpan dalam lemari es atau freezer juga aman dikonsumsi

 

Perlu diketahui bahwa merebus minuman tidak dapat menghilangkan unsur radioaktif dari air tersebut. Untuk amannya, sebaiknya siapkan
minuman botol kemasan untuk persediaan sehari-hari. 

Untuk mengukur paparan radioaktif pada makanan, diperlukan pengujian pada bahan makanan dan produksi makanan yang beredar di masyarakat. Pemerintah setempat perlu melalukan pemantauan dan membatasi konsumsi serta distribusi makanan jika diketahui jumlah radionuklida yang dikandungnya melebihi tingkat yang dianggap dapat diterima. 

Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan sebaiknya konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care. 

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 30 April 2024 | 08:04

WHO. Radioactivity in food after a nuclear emergency. Available from: https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/radioactivity-in-food-after-a-nuclear-emergency/?

CDC. Food, Drinking Water, and Medicine Safety in a Radiation Emergency. Available from: https://www.cdc.gov/nceh/radiation/emergencies/food_water_safety.html

EPA. Natural Radioactivity in Food. Available from: https://www.epa.gov/radtown/natural-radioactivity-food

Norwegian Radiation and Nuclear Safety Authority. Available from: Radioactivity in food and drink. https://dsa.no/en/radioactivity-in-food-and-environment/radioactivity-in-food-and-drink

Ministry of the Environment. Health Effects of Radiation: 5 Themes. Available from: https://www.env.go.jp/en/chemi/rhm/portal/digest/food/index.html

FDA. FDA Response to the Fukushima Daiichi Nuclear Power Facility Incident. Available from: https://www.fda.gov/news-events/public-health-focus/fda-response-fukushima-daiichi-nuclear-power-facility-incident

CDC. Public Health Statement for Cesium. Available from: https://wwwn.cdc.gov/TSP/PHS/PHS.aspx?phsid=575&toxid=107