Tetanus

Bagikan :


Definisi

Tetanus merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh adanya racun saraf atau neurotoksin yang disebut tetanospamin. Racun ini diakibatkan oleh infeksi kuman. Tetanospamin menghambat sinyal saraf GABA dan glisin, sehingga aktivitas refleks otot terhambat. Hal ini menimbulkan adanya kekakuan otot, baik secara lokal (sekitar area yang mengalami infeksi) atau umum (mengenai otot di kepala, anggota gerak, dan batang tubuh). Kaku dan tegang yang terjadi dapat terasa menyakitkan dan menyebabkan kematian.

 

Penyebab

Infeksi kuman atau bakteri Clostridium tetani merupakan penyebab terjadinya tetanus. Bakteri ini banyak ditemukan pada tanah, debu, atau kotoran hewan seperti kuda dan sapi. Bakteri penyebab tetanus ini dapat bertahan cukup lama di udara luar dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka. Ketika bakteri telah masuk ke tubuh, bakteri cepat berkembang biak dan menghasilkan racun yang menyerang saraf. Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui hal berikut ini:

  • Luka yang terkontaminasi tanah, kotoran, atau ludah yang mengandung bakteri.
  • Luka yang disebabkan tertusuk paku atau jarum.
  • Luka akibat kebakaran.
  • Kecelakaan lalu lintas.
  • Gigitan hewan, misalnya tikus.

Selain hal di atas, bakteri penyebab tetanus juga dapat menginfeksi tubuh melalui kulit akibat gigitan serangga, infeksi gigi, prosedur bedah yang kurang steril, luka akibat patah tulang, obat-obatan intravena atau yang melalui pembuluh darah, serta suntikan intramuskular atau yang melalui otot. 

Tetanus juga dapat terjadi pada bayi baru lahir akibat penggunaan alat yang tidak steril saat melahirkan dan ibu yang tidak mendapatkan imunisasi tetanus lengkap. Tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir dikenal dengan tetanus neonatorum.

 

Faktor Risiko

Seseorang dapat lebih mudah terinfeksi kuman penyebab tetanus apabila memiliki beberapa faktor risiko berikut, seperti:

  • Riwayat vaksinasi tetanus yang tidak lengkap atau belum pernah vaksinasi.
  • Sistem imun yang lemah, misalnya dikarenakan penyakit atau obat-obatan rutin tertentu.
  • Adanya benda asing yang menyebabkan luka, misalnya tertancap paku yang berkarat.
  • Luka yang tidak dibersihkan dengan baik.

 

Gejala

Infeksi tetanus memerlukan waktu sekitar 3-21 hari (dengan rata-rata 10 hari) dari mulai terpajan bakteri hingga terjadinya gejala pada seseorang. Namun, durasi tersebut juga bervariasi, bahkan hingga beberapa bulan, tergantung jenis luka infeksi yang dialami.  

Tanda dan gejala yang umumnya dialami ialah:

  • Kaku pada otot rahang (lockjaw), sehingga sulit membuka mulut.
  • Nyeri disertai kaku pada otot, sehingga sulit bernapas dan menelan.
  • Demam.
  • Keringat berlebihan.
  • Berdebar-debar.

 

Secara umum, terdapat 4 macam bentuk gejala tetanus berdasarkan area yang terkena, yaitu:

  1. Tetanus lokal. Gejalanya meliputi kaku dan tegang yang menetap serta rasa sakit pada otot di sekitar luka. Jenis tetanus ini dapat berkembang menjadi tetanus umum.
  2. Tetanus sefalik. Bentuk tetanus ini mengenai wajah dengan masa inkubasi sekitar 1-2 hari. Biasanya disebabkan adanya luka pada daerah kepala atau infeksi telinga. Gejalanya berupa tegang atau kaku pada otot rahang (disebut juga dengan trismus), sulit menelan, serta adanya gangguan pada saraf di kepala. Meski jenis tetanus ini jarang terjadi, tetapi dapat berkembang menjadi tetanus umum dan lebih sering menyebabkan kematian.
  3. Tetanus umum. Apabila terdapat luka cukup dalam, rentan terkena tetanus, atau perburukan dari bentuk tetanus lainnya, maka dapat terjadi tetanus umum. Gejalanya meliputi kaku atau tegang otot rahang, kaku leher, susah menelan, kaku pada dada dan perut (disebut dengan opistotonus), adanya rasa sakit dan kecemasan hebat, serta kejang. Kejang juga dapat terjadi terutama akibat rangsangan ringan, seperti sinar, suara, dan sentuhan. Namun, pada tetanus, kejang yang terjadi disertai dengan kesadaran yang tetap baik.
  4. Tetanus neonatorum. Bentuk tetanus ini terjadi pada bayi baru lahir. Penyebab utamanya adalah adanya infeksi pada tali pusat serta akibat prosedur yang tidak bersih. Gejalanya meliputi ketidakmampuan menyusui, kelemahan, serta adanya kaku dan tegang otot.

 

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan seperti keluhan yang dirasakan saat ini baik pada pasien maupun pada keluarga jika pasien dalam keadaan yang kurang baik. Selain itu, status vaksinasi tetanus juga menjadi riwayat yang penting untuk diketahui. 

Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan dokter untuk menilai derajat keparahan tetanus. Sedangkan, pemeriksaan penunjang umumnya tidak dibutuhkan untuk penegakan diagnosis karena tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik untuk tetanus. Namun, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan laboratorium darah untuk memeriksa tanda dan gejala lainnya yang mengindikasikan derajat keparahan.

 

Tata Laksana

Pengobatan untuk tetanus dapat meliputi:

  • Perawatan luka, untuk membersihkan luka dan mengangkat jaringan yang sudah mati. Rekomendasi untuk perawatan luka akibat cedera adalah sebagai berikut:
    • Semua luka harus dibersihkan dan apabila diperlukan, dokter dapat melakukan pembersihan lebih dalam yang disebut dengan prosedur debridement.
    • Riwayat imunisasi tetanus perlu didapatkan oleh dokter.
  • Suntikan anti tetanus. Bertujuan untuk menetralkan racun.
    • Suntikan anti tetanus atau Tetanus Toksoid (TT) perlu diberikan jika riwayat booster vaksin terakhir lebih dari 10 tahun atau tidak diketahui.
    • Jika riwayat imunisasi terakhir lebih dari 10 tahun, maka dokter perlu memberikan pula Tetanus Immunoglobulin (TIg).
  • Antibiotik, untuk membunuh bakteri tetanus.

Pemberian oksigen atau pemasangan alat bantu napas dapat dipertimbangkan oleh dokter apabila racun mengenai otot pernapasan. Perawatan penderita tetanus dapat membutuhkan waktu yang lama, misalnya 2-4 bulan. Penderita tetanus yang dilakukan perawatan di rumah sakit juga memerlukan ruang isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara serta cahaya, sehingga ruang isolasi dibuat redup dan sunyi. Selain itu, penyakit ini juga belum memiliki obat khusus, hanya obat yang dapat menetralkan racun yang belum mengenai saraf. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pencegahan terkait penyakit ini dengan melakukan vaksin tetanus.

 

Komplikasi

Tetanus merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti:

  • Gangguan pernapasan akibat tegangnya otot pernapasan.
  • Kerusakan otak akibat kurangnya pasokan oksigen.
  • Patah tulang karena otot kaku dan tegang.
  • Gangguan irama jantung.
  • Luka atau trauma pada lidah akibat kejang.
  • Luka pada punggung penderita akibat berbaring terlalu lama dalam satu posisi saja.
  • Infeksi lain akibat perawatan lama di rumah sakit.

 

Pencegahan

Vaksinasi tetanus merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah tetanus. Vaksin ini merupakan vaksin wajib di Indonesia dan diberikan sebanyak 3 kali pada anak sebelum usia 1 tahun. Dalam pemberiannya, vaksin ini digabungkan dengan vaksin lain, yaitu difteri dan pertusis/batuk rejan (vaksin DPT). Ikatan Dokter Indonesia tahun 2020 merekomendasikan pemberian booster vaksin DPT pada usia 5-7 tahun. Selain itu, pada usia 10-18 tahun, dapat diberikan vaksinasi Td. Setelah itu, vaksinasi perlu diulang setiap periode 10 tahun.

Pemerintah Indonesia juga mewajibkan seorang wanita melakukan vaksinasi tetanus saat sebelum menikah dan saat hamil untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir. Vaksin tetanus ini dapat dilakukan di puskesmas, posyandu, klinik, atau rumah sakit. Pada kehamilan pertama, ibu hamil perlu menjalani setidaknya 2 kali suntik vaksin tetanus dengan jarak pemberian 4 minggu. Namun, apabila status vaksinasi sebelumnya tidak diketahui, ibu hamil perlu diberikan vaksin sebanyak 3 kali. Jarak antara suntikan pertama dan kedua adalah 4 minggu, sedangkan jarak antara suntikan kedua dan ketiga ialah 6 bulan.

Selain melakukan vaksinasi, hal penting yang perlu dilakukan adalah melakukan perawatan luka. Hal ini dikarenakan salah satu jalur masuk kuman penyebab tetanus ialah melalui luka yang cukup dalam dan tidak bersih. Apabila memungkinkan, Anda perlu membersihkan luka dengan air mengalir dan sabun. Namun, bila luka Anda cukup dalam dan lebar atau sulit dibersihkan, segera ke fasilitas kesehatan terdekat.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala tetanus, terutama tetanus umum, Anda perlu segera menemui dokter. Penanganan dini diperlukan agar tetanus tidak mengalami perburukan dan komplikasi lebih lanjut. Terdapat beberapa kondisi di mana seseorang perlu segera menemui dokter, antara lain:

  • Bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama.
  • Terjadi komplikasi, seperti gangguan pernapasan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Editor AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 07:24

 

  1. CDC. Tetanus. Available from: https://www.cdc.gov/tetanus/index.html.

  2. Mayo Clinic. Tetanus: Overview. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tetanus/symptoms-causes/syc-20351625.

  3. John Hopkins Medicine. Tetanus. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/tetanus.

  4. NHS. Tetanus. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/tetanus/.

  5. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 2017.

  6. Soedjatmiko, Sitaresmi MN, Hadinegoro SR, et al. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun: Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020. Sari Pediatri. 2020;22(4):252-60.