Akut Abdomen

Akut Abdomen

Bagikan :


Definisi

Akut abdomen adalah kumpulan tanda serta gejala gangguan saluran cerna yang terjadi secara mendadak dan berat. Akut abdomen merupakan tanda gangguan saluran cerna yang mengancam jiwa dan perlu penanganan segera. Akut abdomen sering disinonimkan dengan nyeri abodmen akut, namun pada anak-anak, populasi dengan sistem imun rendah (HIV, mengonsumsi obat imunosupresan) dan lansia, nyeri bukan gejala utama yang terjadi. Umumnya anak dan bayi tidak dapat mengomunikasikan keluhannya, sehingga nyeri bukan gejala utama dari akut abdomen. Akut abdomen dapat disebabkan oleh banyak hal, oleh karena itu, pemeriksaan secara menyeluruh perlu dilakukan.

Belum ada data pasti mengenai kejadian akut abdomen, namun akut abdomen diperkirakan mencakup 7–10% penyebab kunjungan ke IGD. 

 

Penyebab

Akut abdomen dapat disebabkan oleh berbagai kondisi dan berasal dari berbagai organ, antara lain:

  • Kolesistitis akut
  • Apendisitis akut
  • Divertikulitis Meckel yang mengalami peradangan
  • Pankreatitis akut
  • Kehamilan ektopik terganggu
  • Divertikulitis
  • Tukak lambung/ulkus peptikum
  • Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease)
  • Obstruksi usus dan ileus paralitik
  • Gastroenteritis
  • Iskemia usus akut atau vaskulitis
  • Perdarahan saluran cerna
  • Retensi urin
  • Aneurisma aorta abdominal
  • Pielonefritis
  • Torsio testis
  • Penyebab lain, seperti infark miokard, pneumonia, hepatitis, tifoid, enteritis, dan inflammatory bowel disease.

Penyebab akut abdomen yang memerlukan diagnosis dan operasi segera, antara lain adalah ruptur aneurisma aorta abdominal, perforasi usus atau lambung, iskemia mesenterika, dan kehamilan ektopik terganggu. 

Penyebab akut abdomen yang memerlukan penanganan cepat antara lain obstruksi usus, apendisitis, dan pankreatitis akut.

Pada bayi, balita, dan anak penyebab dari akut abdomen antara lain:

  • Peritonitis mekonium
  • Necrotizing enterocolitis
  • Hypertrophic pyloric stenosis
  • Volvulus, 40% kasus terjadi pada usia satu minggu, 50% kasus terjadi pada usia satu bulan, dan 75% terjadi pada tahun pertama.
  • Atresia ani
  • Intususepsi, umumnya terjadi pada usia 9-24 bulan.
  • Obstruksi usus
  • Apendisitis

Pada beberapa kondisi, lokasi nyeri dapat membantu dokter untuk menentukan gejala. Namun, nyeri juga dapat terjadi pada seluruh lapang abdomen, yaitu ketika sudah terjadi peritonitis. Periotnitis merupakan peradangan pada kavitas peritoneal atau rongga perut. Hal ini disebabkan oleh robeknya saluran cerna yang menyebabkan keluarnya enzim dan bakteri dari usus ke rongga perut. Peritonitis dapat disebabkan oleh kondisi lainnya, seperti apendisitis, divertikulitis, obstruksi usus, pankreatitis, dan penyakit radang panggul. Peritonitis bakterial spontan (spontaneous bacterial peritonitis) dapat terjadi, yaitu ketika rongga peritoneum terinfeksi oleh bakteri yang menyebar melalui darah. Hal ini umumnya terjadi pada kasus asites dan sirosis.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko dari akut abdomen bervariasi bergantung pada penyebab dasarnya.

  • Memiliki hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor risiko aneurisma aorta
  • Mengonsumsi alkohol merupakan faktor risiko pankreatitis
  • Usia tua atau lansia
  • Mengonsumsi obat-obatan pengencer darah
  • Mengonsumsi obat-obatan imunosupresan

 

Gejala

Gejala umum dari akut abdomen adalah nyeri. Lokasi nyeri dapat membantu dokter untuk memperkirakan lokasi penyebab akut abdomen. Namun, pemeriksaan lanjutan tetap harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis.

  • Nyeri pada abdomen kanan dan kiri atas dapat disebabkan oleh pankreatitis akut, infark miokard, dan radikulitis
  • Nyeri pada abdomen kanan atas dapat disebabkan oleh apendisitis, kolesistitis, kolik bilier, hepatitis, perforasi ulkus duodenum
  • Nyeri pada abdomen kiri atas dapat disebabkan oleh gastritis atau ruptur limpa
  • Nyeri pada abdomen kiri bawah dapat disebabkan oleh apendisitis, divertikulitis meckel, dan adenitis
  • Nyeri pada abdomen kanan bawah dapat disebabkan oleh kolitis atau apendisitis 

Gejala lain yang dapat terjadi, antara lain:

  • Rasa begah
  • Rasa terbakar pada ulu hati
  • Muntah
  • Demam
  • Diare
  • Konstipasi/sembelit
  • Kuning
  • Melena, yaitu feses berwarna hitam akibat perdarahan saluran cerna atas
  • Hematuria, yaitu air kemih yang mengandung darah
  • Hematemesis, yaitu muntah darah
  • Penurunan berat badan

Tanda bahaya dari akut abdomen, antara lain:

  • Nyeri hebat
  • Tanda syok (nadi yang cepat, tekanan darah rendah, berkeringat, penurunan kesadaran)
  • Tanda peritonitis (nyeri yang berlangsung terus menerus dan/atau memberat dengan penekanan atau sentuhan ringan)
  • Perut yang membengkak

 

Diagnosis

Dokter Anda akan menanyakan keluhan Anda secara lengkap. Pertanyaan yang mungkin diajukan antara lain:

  • Lokasi nyeri
  • Waktu munculnya nyeri (mendadak atau sudah lama dirasakan)
  • Kualitas nyeri (rasa terbakar, tumpul, menyobek; terjadi terus menerus atau hilang timbul)
  • Riwayat keluhan yang sama sebelumnya
  • Beratnya nyeri
  • Penjalaran nyeri
  • Gejala lain yang menyertai
  • Obat-obatan yang dikonsumsi (obat pengencer darah seperti aspirin, obat penekan sistem imun (imunosupresan) seperti kortikosteroid)
  • Riwayat penyakit sebelumnya
  • Riwayat konsumsi alkohol
  • Riwayat reproduksi, seperti kontrasepsi yang digunakan, siklus menstruasi, riwayat berhubungan seksual, riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, dan riwayat perdarahan vagina

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, laju napas, saturasi oksigen, temperatur), pemeriksaan kesadaran, dan pemeriksaan abdomen (penekanan pada perut, mendengarkan bising usus) untuk membantu menegakkan diagnosis. Pemeriksaan colok dubur dan pemeriksaan obstetri dalam dapat dilakukan sesuai indikasi.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain:

  • Pemeriksaan darah lengkap, panel metabolik, dan elektrolit
  • Pemeriksaan urin
  • Pemeriksaan EKG, terutama pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun
  • Pemeriksaan kehamilan pada seluruh wanita usia subur
  • Pemeriksaan pencitraan, seperti USG abdomen, x-ray, dan CT scan. Umumnya pemeriksaan ini akan dilakukan beberapa kali (serial)
  • Endoskopi yang dilakukan dengan memasukkan kamera ke dalam mulut atau rektum untuk melihat kondisi usus secara langsung

 

Tata Laksana

Tata laksana dari akut abdomen bergantung pada penyebabnya. Pada beberapa kasus, gejala yang timbul sangat berat sehingga pasien perlu dioperasi segera. Dokter akan mencoba untuk tidak menunda operasi hingga hasil pemeriksaan tambahan keluar untuk menyelamatkan nyawa. Dokter akan melakukan penanganan awal, seperti memperbaiki kondisi hemodinamik (dinamika aliran darah) dengan memberikan cairan melalui infus, pemberian antibiotik jika diperlukan, pemberian antiemetik (antimuntah), dan observasi/pemantauan. Jika kondisi cukup stabil, dokter dapat memberikan pengobatan awal seperti analgesik (antinyeri) sembari menunggu hasil pemeriksaan keluar dan tata laksana spesifik dapat dilakukan. Perawatan umumnya akan dilakukan di ICU. Penanganan akan dilakukan oleh tim dokter yang terdiri oleh dokter spesialis penyakit dalam, bedah, radiologis, urologi, dan lain-lain.

 

Komplikasi

Jika tidak ditangani, akut abdomen dapat menyebabkan:

  • Sepsis
  • Nekrosis dan/atau gangren pada usus
  • Fistula
  • Kematian

Pencegahan

Beberapa penyebab dari akut abdomen dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup dan melakukan diet yang baik untuk saluran cerna.

  • Mengonsumsi makanan seimbang dan tinggi serat
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Mengurangi konsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan tukak lambung, seperti obat antinyeri (NSAID). Konsultasikan hal ini dengan dokter Anda

 

Kapan harus ke dokter?

Akut abdomen merupakan kondisi gawat darurat yang perlu ditangani segera. Jika Anda mengalami gejala dan tanda bahaya di atas, segera periksakan diri Anda ke dokter. Penanganan dan diagnosis yang cepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Tannia Sembiring S Ked
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 16 Mei 2024 | 06:18