Ketika Anda mengalami batuk dan demam, yang perlu Anda lakukan adalah minum pereda demam atau obat pengencer dahak. Sayangnya, Anda tidak bisa begitu saja memberikan obat yang sama pada bayi jika mereka batuk.
Batuk pada bayi bisa disebabkan oleh banyak faktor, utamanya adalah lingkungan atau infeksi virus. Berikut adalah beberapa penyebab batuk pada bayi, di antaranya:
- Batuk akibat pilek dan flu. Bayi bisa saja terinfeksi virus flu, terutama bila Anda membawanya keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain.
- Batuk berdahak. Batuk berdahak biasa diawali dengan gejala hidung berair, suara serak, demam, napas berbunyi.
- Batuk akibat pneumonia. Pneumonia ini biasanya ditularkan oleh anak-anak lain atau dari orang dewasa lewat sentuhan atau ciuman. Dalam kondisi ini bayi juga mungkin sangat rewel dan menangis sepanjang waktu.
- Batuk rejan. Ditandai dengan gejala demam, dan hidung berair, bayi akan mengalami batuk ringan dan batuk rejan. Bila tidak mendapatkan pengobatan segera, batuk ini akan menjadi lebih parah dengan batuk yang terdengar kering namun disertai suara dahak di setiap batuknya.
- Batuk karena asma. Jika usia bayi Anda tak lebih dari 6 bulan, maka penyebab batuk asma yang dialami bayi adalah virus. Bayi cenderung mengalami kesulitan dalam bernapas, ada cekungan di antara iga, kelelahan, napas yang pendek-pendek hingga kulit yang membiru.
- Batuk karena alergi. Beberapa bayi mengalami batuk karena reaksi alergi terhadap makanan, produk susu sapi, atau cuaca. Gejalanya mungkin akan sedikit berbeda dibandingkan batuk lain, dan umumnya memburuk setiap kali bertemu pemicu alerginya.
- Batuk karena refluks. Apakah bayi Anda sering gumoh, kehilangan berat badan, rewel selama atau setelah menyusu? Kemungkinan bayi Anda mengalami batuk refluks. Batuk refluks sangat tidak nyaman karena kerap membuat isi lambung naik kembali, inilah kenapa dia sering menangis saat menyusu dan terlihat tidak nyaman.
Sebagian besar batuk yang dialami oleh bayi membutuhkan pertolongan medis lebih lanjut. Anda tidak bisa memberikan sembarang jenis obat dan dosis karena bisa saja membahayakan atau memperparah kondisi batuknya.
Namun ada cara untuk membuat bayi merasa lebih tenang selama Anda menemui dokter anak Anda, sebagai berikut:
1. Pastikan bayi tidak dehidrasi
Sangatlah penting menjaga agar bayi tidak dehidrasi selama menderita batuk. Susui lebih sering jika usia bayi di bawah 6 bulan. Anda juga bisa memberikan air putih beberapa saat sekali untuk bayi di atas 6 bulan. Anda dapat memeriksa tanda-tanda dehidrasi pada bayi dengan melihat kondisi fisik nya seperti mata cekung, lemas, tidak keluar air mata, serta cubitan kulit kembali lambat.
2. Gunakan humidifier
Humidifer adalah alat yang cukup populer dan wajib dimiliki setiap keluarga. Alat ini bermanfaat untuk menguapi bayi sehingga dapat melonggarkan jalan pernapasan dan mengatasi hidung tersumbat. Anda juga dapat memberikan uap air hangat saat bayi mengalami gejala batuk dan pilek atau melakukan cuci hidung untuk mengeluarkan lendirnya.
3. Menggendong atau menopang bayi
Bayi kerap mengalami batuk yang lebih konsisten di malam hari. Para ahli berpendapat untuk memposisikan kepala bayi lebih tinggi untuk melonggarkan jalan pernapasan. Posisi ini mungkin bisa dilakukan untuk bayi di atas 12 bulan, dengan meletakkan bantal lebih di kepala bayi. Sayangnya posisi ini tidak disarankan untuk bayi usia di bawah 12 bulan. Untuk bayi di bawah 12 bulan, Anda bisa memposisikan kepala bayi 10 derajat lebih tinggi di bouncer atau dalam gendongan Anda untuk meringankan batuknya.
Writer: Agatha
Edited By: dr. Ayu Munawaroh
Last Updated: 06-Sep-2021
Sumber:
- Marcin A. 7 Cough Remedies for Babies (2020). Available from: https://www.healthline.com/health/baby/how-to-help-baby-with-cough#causes.
- Alli RA. Cough Remedies for Babies and Toddlers (2020). Available from: https://www.webmd.com/cold-and-flu/cough-home-remedies-babies-toddlers.