• Beranda
  • gaya-hidup
  • Alasan Psikologis Mengapa Membicarakan Politik dapat Memicu Pertengkaran

Alasan Psikologis Mengapa Membicarakan Politik dapat Memicu Pertengkaran

Alasan Psikologis Mengapa Membicarakan Politik dapat Memicu Pertengkaran
Ilustrasi perdebatan. Credit: Freepik

Bagikan :


Politik menjadi salah satu topik pembicaraan antara keluarga maupun teman kerja. Bagi sebagian orang, pembicaraan mengenai politik dapat berujung memanas hingga memicu pertengkaran. Perbedaan prinsip politik bahkan dapat membuat hubungan keluarga menjadi tidak akur. Mengapa berbincang mengenai politik banyak berakhir dengan perdebatan? Simak ulasannya berikut ini.

 

Penyebab Pembicaraan Politik dapat Memicu Pertengkaran

Di antara berbagai topik pembicaraan antar keluarga dan teman kerja, pembicaraan mengenai politik adalah salah satu topik yang paling sering menimbulkan polarisasi. Topik pembicaraan politik dapat mengubah suasana obrolan ringan menjadi perseteruan, bahkan hingga memutus hubungan baik yang selama ini terjalin.

Perdebatan politik sering diwarnai dengan sikap defensif dan adu argumen yang dapat berujung pada kekerasan verbal maupun fisik. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa politik dapat mengubah hubungan yang sebelumnya harmonis menjadi sebuah pertengkaran. Namun hal ini sebenarnya dapat dijelaskan dari sisi psikologis.

Beberapa penyebab pembicaraan politik dapat memicu pertengkaran antara lain:

Pandangan politik dianggap sebagai identitas

Politik dianggap sebagai keyakinan, nilai moral, ideal atau cita-cita pribadi yang Anda dukung. Kita cenderung melihat ideologi politik sebagai bagian dari identitas kita. Ketika pandangan politik tersebut ditentang, area otak yang berhubungan dengan identitas pribadi, emosi dan respons terhadap serangan, menjadi aktif dan menganggap tentangan pada politik tersebut sebagai ancaman pada identitas pribadi. Inilah yang membuat seseorang bisa merasa bahwa identitasnya diserang.

Namun permasalahan yang banyak terjadi di masyarakat adalah perdebatan politik sering kali fokus hanya pada tokoh-tokoh yang mewakilinya, bukan pada penegakan ideologi politik tersebut. Padahal ide atau gagasan politik bisa dibawakan oleh siapa saja, baik itu tokoh yang Anda dukung maupun tidak. Akibatnya, ketika seseorang tidak menyukai sosok tokoh politik, ia akan cenderung tidak menyukai semua gagasan yang dikeluarkannya.

Baca Juga: Beda Pandangan Politik dengan Pasangan, Ini Tipsnya Agar Tetap Akur

Keberpihakan membuat Anda merasa harus membela kubu tertentu

Dukungan dan keberpihakan politik tanpa disadari telah menciptakan polarisasi, di mana Anda seolah harus "memilih" berada di kubu A atau kubu B, dan tidak ada tempat bagi Anda yang tidak memilih keduanya. Dan ketika melakukan hal tersebut, manusia akan lebih mudah untuk tidak berempati dan memahami perspektif orang lain yang bukan bagian dari kelompoknya. Begitu juga ketika terjadi perdebatan atau penyerangan terhadap tokoh yang didukung, pihak pendukungnya akan merasa perlu membelanya hingga akhir. 

Perbedaan pandangan politik dalam satu kelompok dianggap tidak wajar

Banyak yang beranggapan bahwa dalam satu kelompok, keluarga, atau unit kerja seharusnya memiliki pandangan politik yang sama agar tercipta harmoni yang baik. Saat ini, setiap orang bisa membentuk pendapat sendiri setelah menerima informasi dari media sosial dan berita yang berbeda.

Ketika terjadi perbedaan, orang di kelompoknya mungkin akan mengupayakan agar terjadi persamaan pandangan politik agar situasi terasa lebih kompak. Padahal sebenarnya kebebasan berpendapat atau berpolitik seharusnya tidak memengaruhi keutuhan hubungan keluarga maupun profesionalitas di tempat kerja. 

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental Pria

 

Tips Aman dalam Membicarakan Politik

Meskipun topik politik dapat berujung pada pertengkaran, namun Anda tetap bisa membicarakannya tanpa perlu berakhir dengan pertengkaran. Beberapa tips yang bisa Anda terapkan saat membicarakan politik antara lain: 

Bicarakan dengan pikiran terbuka

Saat berdiskusi tentang politik, penting untuk berpikiran terbuka dan menyadari bahwa lawan bicara Anda juga memiliki alasan atas keyakinannya. Selain itu, mendengarkan pendapat orang lain mungkin memunculkan perspektif yang belum pernah Anda pertimbangkan sebelumnya. Cobalah untuk tidak menghakimi dan mendengarkan dengan pola pikir ingin tahu dan tidak memaksakan kehendak.

Selipkan humor

Untuk mencairkan suasana, Anda bisa menyelipkan humor dalam pembicaraan. Namun berhati-hatilah dalam memilih bahan candaan agar tidak menyebabkan orang lain tersinggung. Hindari menunjukkan gestur provokatif dalam bentuk sikap maupun gerakan. 

Tetap tenang

Jika diskusi mulai terasa memanas, usahakan untuk tetap tenang dan tidak terpancing suasana. Sadari bahwa ini hanyalah pembicaraan politik yang biasa terjadi sehari-hari dan tidak perlu berdampak langsung pada hidup Anda. Tinggalkan pembicaraan dengan sopan jika Anda merasa diskusi terlalu melebar. 

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Rabu, 22 November 2023 | 00:00

Marie, S. (2020). The Psychology Behind Why Politics Can Get So Heated — and How to Show Up Differently. Available from: https://www.healthline.com/health/mental-health/psychology-behind-politics

Adcox, S. (2022). When Families Disagree About Politics. Available from: https://www.verywellfamily.com/when-families-disagree-about-politics-4112342

Loggins, B. (2021). Coping With Political Differences in Your Romantic Relationship. Available from: https://www.verywellmind.com/coping-with-political-differences-in-your-romantic-relationship-5194382

Cherry, K. (2023). How to Be Open-Minded and Why It Matters. Available from: https://www.verywellmind.com/be-more-open-minded-4690673