Kaki Gajah (Filariasis)

Credit: Shutterstock. Contoh Pembengkakan Kaki Pada Filariasis

Bagikan :


Definisi

Fillariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit yang bersifat kronik atau terjadi dalam durasi jangka panjang. Filariasis dikenal juga dengan nama filariasis limfatik atau kaki gajah (elefantiasis). 

Penyakit ini menduduki peringkat kedua sebagai penyakit yang menyebabkan terjadinya kecacatan permanen di dunia. Penyakit filariasis dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Namun, penyakit ini memiliki kecenderungan muncul pada laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan 10:1.

Infeksi oleh kuman parasit penyebab filariasis dapat terjadi pada masa kanak-kanak dan baru menimbulkan gejala seperti pembengkakan pada kaki yang muncul dikemudian hari. Lebih lanjut, jika penyakit ini tidak diobati dengan baik, filariasis dapat menyebabkan berbagai macam jenis komplikasi, seperti kecacatan sementara atau kecacatan permanen.

 

Penyebab

Di negara tropis seperti Indonesia, nyamuk menjadi salah satu hewan yang menjadi pembawa kuman parasit dan menyebarkannya ke manusia. Jenis kuman parasit ini berupa cacing gelang yang bernama Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Beberapa jenis nyamuk yang menjadi pembawa kuman parasit tersebut adalah nyamuk spesies Aedes, Anopheles, Culex, Mansonia, dan Ochlerotatus. Nyamuk-nyamuk tersebut akan menggigit manusia dan menyebarkan kuman parasit pada manusia hingga menyebabkan munculnya penyakit. Salah satu penyakit yang dapat muncul diperantarai oleh nyamuk adalah filariasis.

Kuman parasit ini dibawa oleh nyamuk dan masuk ke tubuh manusia melalui air liur nyamuk yang mengandung kuman parasit. Di tubuh, kuman-kuman ini akan menyebar melalui pembuluh limfe dan menyebabkan kerusakan. Lebih lanjut, kerusakaan pada pembuluh limfe akan menyebabkan terjadinya bendungan dan pembengkakan pada tangan, kaki, payudara dan alat kelamin.

Kuman parasit ini berkembang biak di dalam pembuluh limfe manusia. Kemudian larva yang belum matang lepas ke dalam aliran darah. Darah yang mengandung larva tersebut kemudian ditelan oleh nyamuk ketika nyamuk mengigit manusia. Larva yang belum matang tersebut akan mengalami proses pematangan di tubuh nyamuk. Nyamuk tersebut kemudian mengigit manusia lain, kuman parasit akan terbawa melalui air liur nyamuk dan menyebarkan infeksi filariasis.

 

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya filariasis, yaitu:

  • Tinggal di dekat rawa
  • Berpenghasilan rendah
  • Memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, terutama tentang penyakit filariasis dan cara mencegahnya
  • Tidak menggunakan kelambu atau obat nyamuk ketika tidur
  • Menggunakan pakaian yang terbuka di area lengan atau tungkai sehingga mudah tergigit nyamuk

 

Gejala

Infeksi filariasis dapat tidak menimbulkan gejala, muncul gejala yang bersifat akut (bersifat baru terjadi atau gejala berlangsung sebentar) dan kondisi kronis (penyakit sudah berlangsung lama). Mayoritas infeksi pada kasus filariasis bersifat tanpa gejala (asimptomatis) dan tidak menunjukkan adanya tanda pada tubuh. Pada kasus ini, sebenarnya orang tersebut sudah terinfeksi dan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pembuluh limfe, ginjal, serta menganggu sistem kekebalan tubuh.

Ketika infeksi filariasis menjadi kondisi kronis, akan terjadi pembengkakan jaringan serta penebalan pada kulit di sekitar kaki. Tak jarang juga terjadi pembengkakan pada buah zakar (hidrokel). Pembengkakan juga dapat terjadi pada alat kelamin dan payudara.

 

Diagnosis

Wawancara

Dokter Anda akan menanyakan keluhan yang Anda rasakan, seperti bila ada demam, sakit kepala, menggigil, dan rasa lelah. Jika filariasis yang terjadi pada Anda disertai dengan terjadinya benjolan berwarna merah dan terasa hangat, akan muncul gejala berupa pembengkakan dan rasa nyeri pada area tubuh yang bengkak. Benjolan tersebut dapat pecah dan mengakibatkan keluarnya parasit dewasa yang mati. Pada beberapa kasus, filariasis dapar menyebabkan air seni berwarna putih susu karena pecahnya pembuluh limfe yang kemudian mengalir menuju ke saluran kencing. Air seni juga dapat berubah menjadi berwarna kemerahan karena mengandung darah, nyeri pada pangkal paha dan pada testis, munculnya pembengkakan kecil pada ketiak dan pangkal paha (limfadenopati).

 

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, dokter Anda biasanya akan melihat di mana lokasi pembengkakan pada tubuh, bila pembengkakan ada di alat kelamin, kaki bagian atas atau bagian bawah. Jika diraba, kulit yang membengkak akan teraba keras dan tebal.

 

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium 

Dilakukan tindakan pengambilan sampel darah yang diambil pada pukul 8 malam ke atas. Hal ini dilakukan mengingat kuman parasit filariasis aktif pada malam hari. Hasil sampel darah yang diambil akan dilihat di bawah mikroskop. Pada pemeriksaan darah, bila seseorang menderita filariasis akan ditemukan adanya peningkatan jumlah darah putih, terutama eosinofil.

2. PCR 

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi antigen dari kuman parasit. Pemeriksaan ini merupakan metode diagnosis yang disukai karena dapat mendeteksi infeksi filariasis yang bersifat tersembunyi atau tidak bergejala.

3. USG Scrotal

Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien laki-laki yang diduga mengalami filariasis tanpa gejala. Pada USG skrotal, dokter Anda akan mencari adanya pola gerakan kuman parasit penyebab filariasis yang biasanya berada di saluran limfe.

 

Tata Laksana

Obat-Obatan

Untuk mengobati kasus filariasis, dokter Anda akan memberikan obat antiparasit untuk mengatasi infeksi kuman parasit penyebab terjadinya filariasis. Dokter juga dapat memberikan antibiotik doksisiklin pada pasien, terutama jika pasien tinggal di daerah endemik Loa loa (salah satu cacing gelang yang dapat menyebabkan terjadinya filariasis).

 

Prosedur Operasi

Salah satu tindakan selain pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi filariasis berupa prosedur operasi. Tindakan operasi dilakukan untuk memperbaiki saluran drainase limfe yang dirusak oleh kuman parasit penyebab filariasis.

Filariasis juga dapat bersifat kronis dan menyebabkan terjadinya pembengkakan berulang pada pembuluh limfe. Untuk mengatasi hal tersebut, dokter Anda akan menyarankan Anda untuk melakukan menjaga kebersihan kulit, memakai sepatu yang nyaman, mencuci tubuh dengan sabun dan air secara teratur, meninggikan anggota badan, serta menggunakan perban tekan. 

 

Komplikasi

Jika penyakit ini tidak diobati dengan baik, filariasis dapat menyebabkan berbagai macam jenis penyakit komplikasi. Pada kondisi kaki gajah, akan terjadi penebalan kulit dan pembengkakan pada betis. Lebih lanjut, hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecacatan tubuh yang bersifat sementara dan dapat juga bersifat permanen.

Cacat tubuh yang terjadi karena filariasis dapat menyebabkan munculnya stigma sosial dan kesehatan mental yang cukup menganggu bagi penderitanya. Hal ini juga dapat menimbulkan hilangnya peluang untuk memperoleh pendapatan dan peningkatan biaya untuk pengobatan bagi pasien serta bagi orang yang merawat. Sehingga filariasis menyebabkan terjadinya beban sosial ekonomi semakin membesar.

Selain itu, filariasis juga dapat menyebakan Tropical pulmonary eosinophilia syndrome. Kondisi ini terjadi karena ada peningkatan jumlah sel darah putih eosinofil karena infeksi filariasis di paru, yang kemudian memicu terjadinya batuk dan kesulitan bernapas.

 

Pencegahan

Penyakit filariasis ditularkan melalui liur nyamuk yang terinfeksi kuman parasit penyebab filariasis. Untuk mencegah terjadinya filariasis, Anda dapat melakukan beberapa cara, seperti:

  • Saat malam hari, tidur pada ruangan berpendingin ruangan (AC) atau tidur dengan menggunakan kelambu
  • Gunakan pakaian yang panjang, sepeti baju tangan panjang dan celana panjang, dapat juga dilakukan pemberian krim anti nyamuk pada kulit
  • Bila terdapat infeksi filariasis biasanya puskesmas dapat memberikan obat anti-filariasis secara massal untuk membunuh kuman parasit penyebab filariasis dan mengontrol perkembangan nyamuk dan memperkecil penyebaran

 

Kapan Harus Ke Dokter?

Segera kunjungi dokter Anda jika Anda merasakan adanya gejala berupa pembengkakan yang abnormal disertai rasa nyeri dan peradangan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya, cek di sini ya!

 

Writer : dr Sherly Deftia Agustina
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 08:33

Newman, TE, Juergens AL. Filariasis. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556012/

Zulfiqar H, Malik A. Bancroftian Filariasis. [Updated 2022 Jan 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547682/

Maryen, Y., Kusnanto, H., & Indriani, C. (2018). Risk Factors of Lymphatic Filariasis in Manokwari, West Papua. Tropical Medicine Journal, 4(1), 62.

CDC.gov. (2020, 26 Oktober). Parasites-Lymphatic Filariasis Prevention & Control. Diakses pada 16 Maret 2022, dari https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/prevent.html

WHO.int. Lymphatic filariasis (Elephantiasis) Treatment. Diakses pada 16 Maret 2022, dari https://www.who.int/health-topics/lymphatic-filariasis#tab=tab_3

Clevelandclinic.org. (2021, 15 Oktober). Filariasis. Diakses pada 16 Maret 2022, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21925-filariasis

WHO.int. (2022, 16 Maret). Lymphatic Filariasis. Diakses pada 16 Maret 2022, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis