Gangguan Ejakulasi

Gangguan Ejakulasi
Credit: Mayo Foundation. Gangguan ejakulasi merupakan bentuk gangguan seksual pada pria yang paling sering terjadi dan umumnya menjadi penyebab gangguan kesuburan yang mendasari pada pria.

Bagikan :


Definisi

Gangguan ejakulasi adalah adanya masalah terkait kemampuan seorang pria untuk mengeluarkan air mani (semen) dari penis pada saat klimaks ketika berhubungan seksual. Ejakulasi bisa terjadi terlalu cepat, terlalu lambat, tidak terjadi sama sekali, atau disertai rasa nyeri.

Gangguan ejakulasi merupakan bentuk gangguan seksual pada pria yang paling sering terjadi dan umumnya menjadi penyebab gangguan kesuburan yang mendasari pada pria. Normal bagi pria untuk mengalami ejakulasi tertunda dari waktu ke waktu. Namun bila terus terjadi dan dirasakan oleh pria, kondisi ini dapat menyebabkan kepuasan seksual yang buruk, stres dan trauma emosional bagi pria dan pasangannya.

Di bawah ini adalah klasifikasi gangguan ejakulasi di Jepang tahun 2019 yang sudah dimodifikasi berdasarkan klasifikasi ICSM 2015 (International Consultation on Sexual Medicine) dan klasifikasi ICD-11 2018 (International Classification of Diseases).

  1. Tidak bisa ejakulasi
    1. Tidak dapat ejakulasi melalui masturbasi dan hubungan seksual
      1. Ejakulasi retrograde, air mani berbalik masuk ke kandung kemih bukan keluar melalui kelamin.
      2. Anejakulasi, kondisi orgasme yang tidak disertai dengan keluarnya air mani dari penis.
    2. Gangguan ejakulasi intravagina (pasien masih bisa ejakulasi saat masturbasi)
  2. Waktu ejakulasi tidak normal
    1. Ejakulasi prematur/dini
    2. Delayed ejaculation (ejakulasi tertunda)
  3. Nyeri selama ejakulasi
  4. Ejakulasi anhedonik (ejakulasi spontan, tidak terasa menyenangkan)
 

Penyebab

Fungsi seksual pria terbagi dalam lima stadium, yaitu:

  • Hasrat seksual
  • Ereksi
  • Hubungan seksual (seperti penetrasi penis ke dalam vagina)
  • Ejakulasi
  • Orgasme

Ejakulasi yang normal terjadi ketika air mani bisa dikeluarkan dari penis ketika pria mencapai klimaks saat berhubungan seksual. Ejakulasi adalah sebuah refleks, rata-rata memerlukan waktu sekitar 9 menit dari penetrasi seksual.

Gangguan ejakulasi dapat timbul karena berbagai penyebab, seperti penyakit medis lain yang dimiliki, efek samping pengobatan atau prosedur operasi, dan masalah mental. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini timbul dari kombinasi faktor fisik dan psikologis seperti:

  • Depresi.
  • Gangguan ansietas atau kecemasan.
  • Adanya kecemasan terkait performa saat berhubungan seksual.
  • Masalah fantasi seksual.
  • Rendahnya kepercayaan diri terhadap citra tubuh.
  • Pengobatan tertentu seperti obat antihipertensi, antidepresan, antikejang.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Cedera saraf tulang belakang atau pada saraf panggul yang mengontrol orgasme.
  • Prosedur operasi kelenjar prostat.
  • Neuropati diabetikum.
  • Gangguan terkait hormon.

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang pria mengalami gangguan ejakulasi adalah:

  • Usia tua.
  • Disfungsi ereksi.
  • Kondisi psikologis seperti depresi atau gangguan kecemasan.
  • Kondisi medis tertentu seperti diabetes atau sklerosis multipel.
  • Prosedur medis tertentu, seperti operasi prostat.
  • Obat-obatan, terutama antidepresan atau obat penurun tekanan darah tertentu.
  • Adanya masalah atau komunikasi yang kurang baik dengan pasangan terkait hubungan seksual.
  • Penggunaan alkohol yang berlebihan.

 

Gejala

Ejakulasi dini/prematur

Ejakulasi dini adalah kondisi medis ketika waktu terjadinya ejakulasi setelah penetrasi penis ke dalam vagina terlalu pendek. Pasien bisa ejakulasi dalam 1 menit setelah penetrasi vagina dari hubungan seksual pertama. Atau, pasien yang sebelumnya tidak mengalami masalah saat berhubungan seksual, secara perlahan waktu munculnya ejakulasi berkurang sampai menjadi 3 menit.

Ejakulasi dini bisa menimbulkan rasa frustrasi dan bisa membuat pasien menghindari aktivitas seksual. Ejakulasi dini terjadi pada sekitar 30% pria dan merupakan tipe gangguan ejakulasi yang paling banyak.

 

Ejakulasi tertunda (delayed ejaculation)

Ejakulasi tertunda adalah ejakulasi yang terjadi beberapa waktu setelah stimulasi seksual, dimana periode waktu ini sudah melampaui batas wajar. Hal ini terjadi pada banyak pria sebagai sesuatu yang wajar, namun dapat menjadi masalah ketika terjadi terus-menerus dalam jangka panjang atau membuat frustasi diri atau pasangannya. Umumnya waktu ejakulasi setelah penetrasi vagina menjadi 25-30 menit atau lebih.

Ejakulasi tertunda dapat merupakan masalah permanen yang sudah ada bahkan sebelum seseorang pernah melakukan aktivitas seksual. Namun, kondisi ini juga dapat merupakan masalah didapat pada seseorang yang sebelumnya dapat ejakulasi dengan normal. Ejakulasi tertunda dapat terjadi terus-menerus atau situasional, dimana kondisi ini hanya terjadi saat dengan pasangan tertentu atau berada dalam situasi tertentu.

 

Ejakulasi retrograde (ejakulasi kering)

Kondisi ini terjadi ketika beberapa atau seluruh air mani tidak mengalir keluar melalui penis, namun mengalir balik ke kandung kemih saat klimaks seksual. Ejakulasi retrograde dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

 

Anejakulasi

Pria tidak mengalami ejakulasi saat klimaks seksual, bisa benar-benar tidak mengalaminya selama mendapat stimulus seksual (anejakulasi total), atau hanya terjadi pada situasi tertentu (anejakulasi situasional).

 

Diagnosis

Untuk mendiagnosis suatu gangguan ejakulasi, dokter akan menanyakan mengenai keluhan yang Anda rasakan, riwayat penyakit dan pengobatan, serta riwayat aktivitas seksual Anda. Evaluasi ini umumnya juga meliputi:

  • Pemeriksaan fisik tubuh, penis, buah zakar, dan rektal untuk mencari bila ada masalah struktural.
  • Pengambilan sampel air mani untuk mengevaluasi jumlah dan kualitas sperma.
  • Sampel urine setelah ejakulasi jika tidak ada ejakulasi yang keluar. Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk melihat adanya ejakulasi balik, dimana bisa ditemukan air mani pada sampel urine yang diambil setelah ejakulasi.
  • Pemeriksaan darah dan hormon.
  • Ultrasonografi transrektal (TRUS) untuk melihat adanya masalah struktural. TRUS dilakukan dengan memasukan probe USG ke dalam rektum untuk melihat saluran reproduksi pria.

 

Tata Laksana

Umumnya usia pasien dan pasangannya menjadi faktor penting dalam memilih pengobatan, contohnya bila pasien berada di kelompok usia reproduktif. Hal ini karena banyak pasien yang ingin memiliki anak. Pengobatan gangguan ejakulasi umumnya dibagi menjadi farmakoterapi (terapi dengan obat-obatan) dan non-farmakoterapi seperti terapi perilaku, terapi reproduksi, dll.

Terapi perilaku meliputi edukasi seks untuk mengubah perilaku dan konseling psikologis untuk mengatasi masalah seperti kecemasan yang dapat menyebabkan ejakulasi dini. Edukasi dapat meliputi teknik relaksasi dan metode untuk memperpanjang gairah tanpa ereksi atau ejakulasi. Perubahan perilaku dapat dilakukan dengan metode:

  • Menghentikan stimulasi ketika akan klimaks.
  • Mengubah stimulasi sebelum klimaks.
  • Pengalihan mental dari stimulasi.

Dokter juga akan melihat kondisi pasien, apakah ada penyakit medis yang belum tertangani dan menjadi penyebab munculnya gangguan ejakulasi. Pada kondisi seperti ini, dokter akan berusaha mengatasi penyakit tersebut agar terkontrol atau sembuh. Dokter juga akan menyarankan pasien untuk mengubah gaya hidup dengan:

  • Menjaga waktu tidur yang cukup dan berkualitas di malam hari.
  • Berhenti atau hindari merokok.
  • Berolahraga secara rutin.

 

Pencegahan

Tidak ada cara spesifik untuk mencegah gangguan ejakulasi. Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, pastikan Anda mengikuti terapi untuk mencegah komplikasi seperti gangguan ejakulasi. Anda juga sebaiknya menanyakan pada dokter mengenai efek samping obat yang mungkin berpengaruh pada ejakulasi dalam hubungan seksual. Selalu libatkan pasangan dalam menyelesaikan masalah ejakulasi, terutama yang berkaitan dengan faktor psikologis.

 

Komplikasi

Komplikasi gangguan ejakulasi yang bisa terjadi adalah:

  • Menurunnya kesenangan seksual untuk Anda dan pasangan Anda.
  • Stres dan cemas mengenai performa seksual.
  • Masalah pernikahan atau hubungan akibat kehidupan seksual yang tidak memuaskan.
  • Gangguan kesuburan pada pria.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda memiliki masalah seperti gangguan ereksi, gangguan ejakulasi, atau masalah seksual lainnya yang sudah terjadi dalam waktu lama dan mengganggu hubungan Anda dengan pasangan, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 15:59