Definisi
Hipomastia atau mikromastia adalah istilah untuk menggambarkan perkembangan payudara wanita setelah masa pubertas yang kurang optimal. Kondisi ini juga dikenal dengan hipoplasia payudara.
Tidak ada definisi objektif untuk mendeskripsikan hipomastia karena besar kecilnya payudara merupakan suatu hal yang subjektif. Namun, hipomastia dapat didiagnosis bila jaringan payudara tidak memiliki jaringan kelenjar payudara dengan jumlah yang sesuai.
Besar kecilnya payudara pada wanita tentunya bergantung dengan faktor genetik, status nutrisi, etnis, usia, suku, tinggi badan, massa lemak tubuh, dan kondisi lain. Terlepas dari ukurannya, payudara wanita normal akan memiliki bagian kelenjar susu, jaringan lemak, puting, dan areola.
Pada wanita, kasus hipomastia jarang terjadi, tetapi hipomastia perlu dideteksi dan ditangani dengan baik karena dapat memengaruhi kondisi fisik maupun psikis. Hipomastia dapat terjadi pada salah satu atau kedua payudara. Bila terjadi di salah satu payudara dapat disebut unilateral hipomastia.
Penyebab
Penyebab dari hipomastia beragam, mulai dari tidak diketahui, bahkan bila terdapat beberapa penyakit hormonal seperti sindrom poland, sindrom turner, sindrom ulnar – mammary, dan beberapa kelainan hormonal seperti hiperplasia adrenal kongenital.
Sindrom Poland
Sindrom poland adalah kumpulan gejala kurangnya perkembangan otot pada salah salah satu sisi tubuh, seperti dada, payudara, dan terkadang anggota gerak bagian atas. Hal ini terjadi karena otot pektoralis yang menyangga dada dan payudara tidak ada atau tidak berkembang, sehingga payudara terlihat kecil atau seperti tidak ada. Kondisi ini jarang terjadi.
Sindrom Turner
Sindrom turner adalah kumpulan gejala yang terjadi ketika salah satu kromosom seks menghilang dari kondisi normalnya. Pada pasien dengan sindrom turner, pasien akan menunjukkan dada yang membusung namun payudara kecil dan puting yang berjarak sangat jauh.
Sindrom Ulnar-mammary
Sindrom ulnar-mammary atau sindrom schinzel adalah kondisi pada kulit yang memiliki gejala puting dan payudara berukuran kecil dari yang seharusnya. Kondisi ini biasanya juga ditandai dengan kecacatan anggota tubuh bagian atas, seperti tidak lengkapnya pertumbuhan jari dan tangan.
Hiperplasia Adrenal Kongenital
Kondisi ini merupakan kondisi bawaan sejak lahir karena adanya kelainan pada kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal adalah kelenjar berukuran sebesar kacang yang berada di atas ginjal dan berperan dalam produksi dan pengaturan berbagai hormon.
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi besar atau kecilnya payudara, termasuk pada kasus hipomastia. Di antaranya:
Faktor Gizi dan Nutrisi
Pola makan sangat berpengaruh terhadap ukuran payudara. Beberapa makanan yang mengandung fitoestrogen atau zat yang bertugas untuk membuat hormon estrogen seperti kacang kedelai dipercaya berpengaruh terhadap pembesaran payudara. Meski demikian, sampai saat ini belum ada riset klinis yang membuktikan hal tersebut.
Faktor Hormonal
Jumlah hormon dalam tubuh berpengaruh terhadap ukuran payudara dan perkembangan kelenjar susu dalam payudara.
Faktor Genetik
Gen dari keluarga juga memiliki peran besar terhadap ukuran dan perkembangan payudara wanita.
Menopause
Menopause adalah proses alami yang menandai masa akhir siklus menstruasi. Kondisi ini berpengaruh pada perkembangan dan ukuran payudara.
Faktor Radiasi
Salah satu faktor yang bisa menyebabkan adanya hipomastia adalah paparan sinar radiasi pada payudara.
Gejala
Gejala dari hipomastia dapat dilihat saat masa pubertas, yakni dengan melihat apakah payudara berhenti bertumbuh ketika masa pubertas. Kemudian, dapat dilihat adanya payudara yang terlihat kecil, areola yang tampak membesar, bentuk dada yang tidak simetris, area di sekitar puting yang menyempit, bentuk payudara yang tidak bulat, dan munculnya stretchmark di payudara yang tidak diikuti dengan pembesaran payudara.
Diagnosis
Anamnesis atau wawancara antar dokter dan pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang diperlukan untuk diagnosis hipomastia.
Dokter akan menanyakan keluhan utama pasien, keluhan penyerta, riwayat penyakit pasien, riwayat pengobatan, riwayat aktivitas sehari – hari, riwayat pola makan dan gaya hidup, dan riwayat penyakit keluarga.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan umum dan mengecek tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dan laju napas. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan pada payudara, lalu memeriksa secara menyeluruh dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Sedangkan, untuk pemeriksaan penunjang, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium darah untuk memeriksa kadar hormon dalam tubuh, dan memeriksa USG payudara bila dirasa perlu.
Tata Laksana
Tidak ada tata laksana khusus dalam menangani hipomastia. Namun, bila penyebab hipomastia diketahui akibat kelainan hormon tertentu, maka tata laksana akan mengikuti penanganan kelainan hormon tersebut.
Selain tata laksana hormonal, tata laksana pembedahan rekonstruksi dan estetik (bedah plastik) juga dapat dipertimbangkan oleh dokter mengikuti kondisi dan kesepakatan antara dokter dan pasien untuk meningkatkan volume dan ukuran payudara.
Komplikasi
Hipomastia dapat menimbulkan beberapa komplikasi, terutama ketika seorang wanita akan menyusui. Hipomastia dapat menyebabkan produksi ASI yang kurang, bahkan ketidakmampuan seseorang untuk menyusui bila hipomastia nya sudah cukup parah.
Selain komplikasi tersebut, seorang wanita juga dapat mengalami kondisi psikis akibat hipomastia yakni rendahnya percaya diri, dan buruknya persepsi mengenai bentuk tubuh. Namun para wanita dengan hipomastia tidak perlu khawatir karena hipomastia ini tidak berhubungan dengan kondisi kesuburan wanita, sehingga wanita dengan hipomastia masih berpeluang hamil sama seperti dengan wanita lain selama tidak ditemukan adanya kondisi yang mempengaruhi organ reproduksi dan hormonalnya.
Pencegahan
Anda dapat melakukan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, mengurangi makanan berlemak, serta memperbanyak asupan buah dan sayur.
Anda juga dapat melakukan aktivitas fisik yang direkomendasikan WHO dengan berolahraga ringan - sedang 75 hingga 150 menit perminggu, menghindari konsumsi rokok, alkohol, dan zat narkotika, serta menghindari paparan radiasi dan zat kimia yang tidak perlu.
Kapan Harus ke Dokter?
Segeralah ke dokter bila Anda mengalami perubahan payudara yang signifikan saat masa pubertas. Selain itu, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter bila Anda memiliki faktor risiko dari hipomastia.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK