Pencahar umumnya digunakan untuk mengatasi keluhan sembelit. Obat pencahar biasanya diberikan dalam bentuk cair, pil atau supositoria (obat berbentuk padat yang dimasukkan lewat dubur). Zat ini memengaruhi usus dengan cara menyebabkan buang air besar.
Pencahar sebaiknya tidak digunakan sembarangan, penggunaan pencahar dalam jangka waktu yang lama berisiko menyebabkan kerusakan usus.
Mengenal Jenis-Jenis Pencahar
Pencahar sendiri sebenarnya juga memiliki beberapa jenis berbeda yang diresepkan dokter sesuai dengan keluhan dan kondisi pasien. Ada pencahar yang digunakan untuk mengatasi sembelit ringan, ada pula pencahar dosis tinggi yang biasanya hanya digunakan sebelum kolonoskopi (pemeriksaan usus).
- Pencahar Tipe Bulk-Forming
Obat pencahar jenis ini terbuat dari jenis serat yang tidak dapat diserap oleh usus. Karena tidak diserap usus, pencahar jenis ini akan melewati seluruh pencernaan, menyerap air dan melunakkan tinja sehingga membuat buang air besar lebih mudah. Obat pencahar ini efektif mengatasi sembelit, namun cenderung menyebabkan sedikit rasa kembung.
- Pencahar Tipe Emolien
Obat pencahar jenis emolien bekerja dengan membantu tubuh menarik lebih banyak lemak dan air ke dalam tinja, yang juga dikenal sebagai pelunak tinja. Cara kerjanya membuat tinja lebih mudah dikeluarkan.
- Pencahar Tipe Pelumas
Pencahar tipe pelumas bekerja mirip dengan minyak pelumas yang melapisi tinja sehingga tinja menahan lebih banyak air dan air ekstra ini membantu tinja tetap lunak agar lebih mudah dikeluarkan.
- Pencahar Tipe Hiperosmotik
Pencahar ini membantu meringankan sembelit dengan cara menarik lebih banyak air ke usus. Air akan membuat tinja tetap lunak sehingga mudah dikeluarkan.
- Pencahar Tipe Stimulan
Pencahar tipe stimulan bekerja dengan mempercepat gerakan otot-otot di usus untuk memproses makanan dan mengeluarkan limbah.
Selain obat-obatan di atas sebenarnya ada beberapa jenis makanan yang memiliki sifat pencahar ringan, misalnya seperti buah plum, buah ara, licorice dan makanan lain dengan serat tinggi.
Bahaya Penyalahgunaan Pencahar untuk Menurunkan Berat Badan
Karena bersifat menstimulasi tinja, sebagian orang menyalahgunakan pencahar untuk menurunkan berat badan. Mereka berpikir bahwa semakin mudah dan banyak tinja dikeluarkan maka berat badan akan turun.
Penggunaan pencahar untuk menurunkan berat badan ini cukup berbahaya dan tidak direkomendasikan oleh dokter. Penelitian menemukan bahwa penyalahgunaan pencahar ini dapat mencegah tubuh menyerap kalori yang dibutuhkan untuk energi harian tubuh.
Tidak memiliki cukup asupan kalori dapat memengaruhi kondisi kesehatan, di antaranya menyebabkan beberapa hal berikut:
- Terlihat lesu dan mudah lelah
- Mengalami kerontokan rambut
- Merasa lapar sepanjang waktu
- Kesulitan untuk hamil
- Gangguan tidur (sulit untuk tidur)
- Mudah tersinggung dan mengalami perubahan suasana hati
- Merasa kedinginan sepanjang waktu
- Sembelit
- Mengalami kecemasan
Penurunan berat badan sementara mungkin dialami oleh orang yang mengonsumsi pencahar, namun kenyataannya sebenarnya bukan lemak tubuh yang hilang namun justru air yang ada di dalam tubuh. Obat pencahar tidak mengurangi lemak tubuh, konsumsi dosis tinggi bahkan hanya akan menyerap lebih banyak air untuk melunakkan tinja.
Efek samping dari kehilangan cairan tubuh dapat menyebabkan dehidrasi yang ditandai dengan adanya rasa haus terus-menerus, pusing, tubuh yang melemah, sakit kepala, mulut kering dan urine yang sangat sedikit.
Selain itu, konsumsi pencahar jangka panjang yang dilakukan untuk menurunkan berat badan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Beberapa jenis pencahar juga ikut menyerap natrium, fosfor, kalium, magnesium dan kalsium yang pada akhirnya dapat menyebabkan denyut jantung yang tidak normal.
Menurut penelitian lain, penggunaan pencahar yang menstimulasi otot-otot pencernaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan. Otot jadi enggan berkontraksi tanpa adanya obat, dan pada akhirnya Anda akan lebih sering mengalami sembelit. Penggunaan pencahar jangka panjang juga sangat mungkin mengiritasi lapisan usus yang berpotensi adanya darah di tinja saat buang air besar.
Bagaimana, sudah tahu kan bahaya penyalahgunaan pencahar untuk menurunkan berat badan. Di lain waktu, hindari penggunaan pencahar bila tidak dalam kondisi sembelit, ya. Atau apabila Anda membutuhkan bantuan untuk mengelola atau menurunkan berat badan, Anda bisa membicarakannya dengan dokter ahli gizi yang dapat menangani masalah berat badan dengan lebih tepat.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Lana Burgess (2019). Are laxatives safe for weight loss?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/325892
Amber J. Tresca (2021). How Laxatives Treat Constipation. Available from: https://www.verywellhealth.com/what-are-laxatives-1942430
Scott Frothingham (2019). Laxatives Side Effects: Understanding the Risks. Available from: https://www.healthline.com/health/laxatives-side-effects
Franziska Spritzler (2017). 9 Signs That You're Not Eating Enough. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/signs-of-not-eating-enough