Ganja adalah salah satu jenis narkotika yang paling populer di Indonesia. Nama lain ganja yang beredar di masyarakat antara lain mariyuana, weed, pot, dan grass. Ganja yang berasal dari tanaman bernama Cannabis sativa ini sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan medis, namun saat ini banyak orang yang menyalahgunakan ganja sebagai pemuas kesenangan yang dapat berbahaya bagi kesehatan.

Bisakah ganja menyebabkan kecanduan?

Jika dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang lainnya, ganja dianggap memiliki efek samping yang lebih ringan dibandingkan jenis narkotika lainnya. Dilansir dari Verywell Mind, tidak semua orang yang mengonsumsi ganja dapat mengalami kecanduan. Meskipun demikian, orang yang terbiasa menikmati ganja secara rutin dan dalam jumlah banyak, dapat menunjukkan tanda-tanda kecanduan apabila berhenti menggunakannya secara tiba-tiba.

Menurut National Institute of Drug Abuse (NIDA), seseorang dapat dikatakan telah kecanduan ganja apabila ia tetap menggunakan ganja meskipun hal ini sudah mengganggu banyak aspek kehidupannya. Selain itu, seseorang juga dapat dikatakan telah kecanduan ganja jika menunjukkan gejala sakau ketika mencoba untuk berhenti.

Tanda seseorang kecanduan ganja

Meskipun kecanduan ganja jarang dikaitkan dengan kasus kematian akibat kecanduan, namun kecanduan ganja juga memiliki efek samping serius. Dilansir dari WebMD, berikut ini beberapa tanda seseorang mengalami kecanduan ganja:

1. Kehilangan minat dalam beraktivitas

Ganja mengandung senyawa tetrahydrocannabinol (THC) yang dapat memengaruhi hubungan antara otak dan sistem saraf pusat. Menggunakan ganja dapat memengaruhi motivasi dan pengambilan keputusan seseorang. Salah satu dampaknya, seseorang dapat kehilangan minat pada aktivitas sosial dan aktivitas menyenangkan lainnya.

Pengguna ganja yang mendadak merasa kehilangan minat pada banyak hal terutama hal-hal yang dulu disukainya, maka gejala ini termasuk tanda-tanda kecanduan ganja.

2. Memiliki masalah dalam hubungan sosial

Pengguna ganja kelas berat seringkali menunjukkan gejala menarik diri dari pergaulan sosialnya. Mereka juga tidak berusaha mempertahankan atau memperbaiki hubungan sosial baik dengan teman, keluarga dan pasangan. Mereka cenderung menjauhi orang-orang yang menentang penggunaan ganja di sekitar mereka, dan lebih memilih untuk terus menggunakan ganja dibandingkan mendengar nasihat dari orang-orang terdekat tersebut. 

3. Menunjukkan gejala sakau

Sakau ganja adalah gejala yang muncul akibat berhenti atau pengurangan dosis saat menggunakan ganja. Gejala sakau ganja dapat berupa gejala emosional dan gejala fisik. Pada gejala emosional umumnya tanda yang muncul antara lain:

• Cemas
• Mudah marah
• Suasana hati mudah depresi
• Badan sangat bersemangat
• Insomnia dan kelelahan
• Tidak nafsu makan

Sedangkan gejala fisik yang mungkin dirasakan saat sakau ganja di antaranya:

• Nyeri di bagian perut
• Berkeringat
• Badan gemetar
• Demam, pusing
• Menggigil

4. Kebutuhan akan ganja terus meningkat dan sulit dihentikan

Kebiasaan menggunakan ganja akan meningkatkan toleransi tubuh pada ganja. Akibatnya, toleransi tubuh akan ganja terus meningkat sehingga tubuh membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk dapat menikmati efek dari ganja.

Selain itu, keinginan untuk terus menggunakan ganja semakin sulit dihentikan meskipun kecanduan ganja ini telah menyebabkan berbagai masalah di kehidupan seperti masalah finansial, kehilangan pekerjaan, masalah sosial dan lain-lain. Apabila seseorang menunjukkan tanda-tanda tersebut maka dapat dikatakan ia mengalami kecanduan ganja.

Penyalahgunaan ganja dapat menyebabkan masalah kesehatan saraf dalam jangka panjang. Jika Anda mengalami kesulitan untuk berhenti menggunakan ganja, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog atau psikiater agar dapat merekomendasikan Anda program rehabilitasi yang tepat.