Brand/Nama Lain
Merek dagang dari obat ini yang dapat ditemui di pasaran adalah Colistine Actavis dan Colistine.
Cara Kerja
Obat ini bekerja dengan cara merusak selaput tipis pelindung inti sel bakteri. Hal ini menyebabkan cairan dalam sel bakteri keluar sehingga bakteri rusak dan mengalami kematian. Pada akhirnya bakteri tidak tumbuh dan berkembang biak kembali.
Indikasi
Colistin digunakan pada beberapa kasus infeksi seperti di bawah ini:
- Infeksi berat akibat infeksi gram negatif
- Infeksi gram negatif yang tidak respon terhadap antibiotik lainnya
- Kasus infeksi yang kebal terhadap beberapa jenis antibiotik
- Untuk sterilisasi saluran pencernaan
- Infeksi pada sistem pencernaan
Kontraindikasi
Obat ini tidak dapat digunakan pada pasien yang mengalami reaksi alergi terhadap obat ini. Selain itu, pada pasien yang menderita myastenia gravis (gangguan saraf yang menimbulkan kelemahan otot tubuh).
Efek Samping
Berikut ini adalah efek samping yang perlu Anda ketehui dari penggunaan obat colistine:
- Kerusakan pada ginjal
- Gangguan penglihatan
- Gangguan pada saluran pencernaan
- Mual dan muntah
- Kerusakan pada saraf tepi
- Kelemahan otot
- Superinfeksi
Efek samping fatal yang dapat terjadi adalah adanya peradangan dan infeksi berat pada usus besar.
Sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 1.500.000 IU (internastional unit), suntikan dan hirup.
Dosis
Dosis dari colistin bergantung dengan tujuan pengobatan dan usia yaitu:
Infeksi saluran pencernaan
- Dewasa, dosis obat minum sebesar 1.500.000-3.000.000 IU 3 kali sehari.
- Anak, dosis obat minum berdasarkan berat badan. BB kurang dari 15 kg tidak direkomendasikan menggunakan obat ini. BB 15-30 kg dosis obat sebesar 750.000-1.500.000 IU diminum 3 kali sehari.
Infeksi berat bakteri gram negatif
- Dewasa, obat diberikan secara suntik. Dengan dosis obat 2.5 mg-5 mg/kgBB per hari yang dibagi menjadi 2-4 dosis. Dosis maksimal harian adalah 5 mg/kgBB.
- Anak, dosis obat suntik sebesar 2.5 mg/kgBB perhari diberikan setiap 6-12 jam sekali.
Keamanan
Penggunaan obat ini pada kehamilan masuk kategori C. Artinya obat ini pada hewan percobaan menyebabkan dampak buruk terhadap janin. Akan tetapi pada manusia belum ada bukti secara penelitian. Sedangkan obat ini belum diketahui keamanaan pada ibu menyusui. Sehingga jika Anda sedang menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat ini tanpa rekomendasi dan pengawasan dokter.
Interaksi Obat
Obat ini dapat berinteraksi dengan beberapa obat dan dapat menimbulkan beberapa efek pada tubuh yaitu:
- Interaksi dengan obat pelemas otot seperti tubocucarine dapat meningkatkan efektivitas obat tersebut.
- Penggunaan bersama dengan antibiotik lainnya seperti antibiotik golongan aminoglikosida, capreomycin, vancomycin dan anti jamur (amphotericin B) dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan ginjal.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono