Brand/Nama Lain
Arcoxia, Coxiloid, Coxiron, Coxtor, Etorix, Etorvel, Lacosib, Orinox, Sikstop, Simcox, Soricox.
Cara Kerja
Etoricoxib adalah obat yang memiliki properti penurun demam, antinyeri dan antiperadangan nonsteroid. Obat ini tergolong sebagai obat penghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) yang sangat selektif.
Etoricoxib bekerja dengan berikatan pada enzim COX-2 secara spesifik, untuk menghambat perubahan asam arakidonat menjadi prostaglandin. Asam arakidonat adalah sejenis asam lemak esensial yang tidak jenuh, sementara prostaglandin adalah senyawa yang umumnya dihasilkan sebagai respon tubuh terhadap peradangan atau kerusakan jaringan.
Indikasi
Obat etoricoxib umumnya digunakan untuk tujuan berikut:
- Meredakan nyeri
- Nyeri kronis terkait jaringan otot dan tulang.
- Nyeri pinggang persisten.
- Nyeri yang baru muncul dalam waktu ≤4 minggu.
- Meredakan keluhan dari penyakit di bawah ini bila obat pereda nyeri lain kurang efekti:
- Gout
- Osteoarthritis
- Ankylosing spondylitis
- Rheumatoid arthritis
- Nyeri haid (dismenore)
Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh digunakan bila Anda memiliki kondisi berikut:
- Memiliki alergi atau hipersensitivitas terhadap kandungan etoricoxib atau obat antiinflamasi nonsteroid.
- Wanita hamil dan menyusui.
- Anak-anak dan remaja yang berusia <16 tahun.
- Gangguan ginjal dan hati berat.
- Gagal jantung kongestif.
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, dll.
Efek Samping
Efek samping dapat terjadi dari konsumsi obat, dan efek yang muncul bisa bervariasi pada setiap individu. Berikut ini adalah efek samping obat etoricoxib yang dapat terjadi:
- Jantung terasa berdetak lebih cepat atau tidak beraturan.
- Sakit perut.
- Sembelit.
- Refluks asam lambung.
- Diare.
- Rasa tidak nyaman di ulu hati.
- Mual muntah.
- Kelelahan.
- Keluhan mirip flu.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Tekanan darah tinggi.
- Reaksi alergi berat, dll.
Sediaan
Tablet salut selaput 30 mg, 60 mg, 90 mg, 120 mg.
Dosis
Obat bisa diberikan pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia ≥16 tahun. Diusahakan agar obat hanya diberikan dalam dosis terendah yang efektif pada pasien dengan waktu pengobatan sependek mungkin.
- Rheumatoid Arthritis dan Ankilosing Spondylitis
- Dosis 60 mg sekali sehari yang jika perlu bisa ditingkatkan hingga 90 mg per hari.
- Umumnya dosis akan diturunkan kembali menjadi 60 mg ketika keluhan sudah stabil.
- Osteoarthritis
- Dosis 30 mg sekali sehari yang jika perlu bisa ditingkatkan hingga 60 mg per hari.
- Gout arthritis akut
- Dosis 120 mg sekali sehari dengan durasi maksimal pengobatan adalah 8 hari.
- Nyeri setelah operasi gigi
- Dosis 90 mg sekali sehari dengan durasi maksimal pengobatan adalah 3 hari.
- Obat hanya boleh diberikan ketika ada keluhan, dan dosis obat bisa bervariasi tergantung produk obat.
- Nyeri menstruasi
- Dosis 120 mg sekali sehari dengan durasi maksimal pengobatan adalah 3 hari.
- Obat hanya boleh diberikan ketika ada keluhan.
Keamanan
Kehamilan: Kategori Z
Dari penelitian yang dilakukan pada hewan uji coba dan/atau ibu hamil, obat bisa menimbulkan efek samping dan gangguan pada janin dalam kandungan. Oleh karena itu, etoricoxib sebaiknya tidak boleh diberikan pada ibu hamil.
Interaksi Obat
- Etoricoxib bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami perdarahan bila diberikan bersama obat pengencer darah warfarin.
- Efek obat antihipertensi dan obat diuretik (meningkatkan produksi urine) bisa berkurang.
- Meningkatkan risiko luka atau tukak pada saluran cerna bila diberikan bersama aspirin.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Pusat Informasi Obat Nasional. Monografi - etoricoxib. Retrieved 15 September 2022, from https://pionas.pom.go.id/monografi/etorikoksib.
MIMS Indonesia. (2022). Etoposide: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution. Retrieved 15 September 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/etoricoxib?mtype=generic.
National Center for Biotechnology Information. (2022). PubChem Compound Summary for CID 123619, Etoricoxib. Retrieved 14 September, 2022 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Etoricoxib.