Definisi
Dislokasi genu adalah kondisi bergeser atau keluarnya sendi lutut dari posisi normal. Kejadian dislokasi genu diperkirakan sebesar 43 kasus per 100.000 orang per tahun. Frekuensi tertinggi terjadi pada kelompok usia 10 sampai 14 tahun. Kondisi dislokasi genu terjadi terutama pada anak perempuan yaitu sekitar 85% kasus dari keseluruhan kasus dislokasi genu. Ketidakstabilan pada lutut ini diperkirakan mewakili sekitar 3% dari keseluruhan gejala gangguan pada lutut.
Pasien biasanya datang dengan perubahan bentuk lutut yang jelas pada lutut yang mengalami dislokasi dan ketidakmampuan untuk meluruskan lutut. Dislokasi genu yang paling sering terjadi adalah dislokasi lateral (ke arah samping) dibandingkan dislokasi ke medial (tengah). Penyebab dislokasi lateral dapat berupa penyakit kongenital (bawaan) yang memperlihatkan gangguan pada perkembangan dan pertumbuhan atau sebagai akibat dari kejadi pasca trauma. Dislokasi genu karena penyakit kongenital (bawaan) paling sering terjadi pada anak dengan dengan sindroma Down.
Penyebab
Dislokasi genu akut biasanya terjadi sebagai akibat dari trauma, baik cedera tidak langsung maupun pukulan langsung terhadap bagian tengah lutut. Mekanisme trauma terdiri dari dua jenis, yaitu dengan energi tinggi dan energi rendah. Energi tinggi umumnya akibat kecelakaan kendaraan bermotor atau cedera dasbor yang mengakibatkan hantaman ke lutut saat dalam posisi sedang tertekuk. Mekanisme trauma dari energi tinggi juga termasuk cedera pada lutut saat jatuh dari ketinggian. Dislokasi genu yang disebabkan karena trauma dengan energi rendah seperti pada cedera atlet saat latihan, contohnya pada atlet sepak bola yang melakukan gerakan memutar ekstrem pada lutut.
Dislokasi genu juga dapat terjadi pada pasien dengan kelemahan ligamen (jaringan ikat penghubung antar sendi). Pasien dengan struktur ligamen yang lemah tersebut pada umumnya cenderung mengalami subluksasi (pergeseran sendi) berulang pada lutut, namun kemudian menjadi dislokasi lutut. Kelemahan ligamen lebih sering terjadi pada wanita serta sebagai akibat dari penyakit Sindrom Marfan atau Ehlers-Danlos. Selain itu, pada beberapa kondisi kelemahan kontraksi otot, terutama kelemahan otot vastus medialis oblique (otot membentuk paha) juga akan menyebakan ketidakstabilan pada genu.
Dislokasi genu karena penyakit kongenital (penyakit bawaan) juga dapat terjadi, paling sering muncul pada pasien dengan sindroma Down. Hal ini dikaitkan dengan struktur genu yang lebih kecil, dislokasi genu ini membetuhkan intervensi bedah untuk mengembalikan lutut ke posisi normal.
Dislokasi genu umumnya terjadi ke arah lateral. Dislokasi genu lateral berdasarkan waktu terjadinya diklasifikasikan sebagai berikut:
- Dislokasi soliter, yaitu jika seseorang pertama kali mengalami dislokasi genu. Hal ini sebagian besar disebabkan karena trauma pada lutut.
- Dislokasi berulang, terjadi setelah dislokasi yang sebelumnya sudah kembali normal. Penyebabnya bisa karena traumatis atau non traumatis.
- Habitual dislocation, kondisi ini ditandai dengan dislokasi genu yang selalu terjadi pada saat melakukan gerakan menekuk lutut.
- Dislokasi kronis, kondisi dislokasi genu yang menetap menyebabkan ketidakstabilan pada lutut. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit kongenital, infeksi, atau pembedahan
Faktor Risiko
Banyak faktor risiko potensial yang dianggap memengaruhi kejadian dislokasi genu, beberapa di antaranya:
- Pada usia lebih muda, sekitar 45% dari keseluruhan kasus dislokasi genu yang dikaitkan dengan aktivitas yang masih mobile, sehingga rentan untuk mengalami cedera karena trauma.
- Berbagai kelainan anatomis pada lutut yang berkaitan dengan risiko kekambuhan dislokasi berulang dengan mekanisme cedera non traumatik.
- Riwayat keluarga dengan dislokasi genu berulang.
- Jenis kelamin wanita
Gejala
Gejala yang timbul pada dislokasi genu dapat terjadi secara akut sesaat setelah terjadinya trauma baik kontak maupun non kontak. Beberapa gejala dan tanda yang dapat terjadi antara lain:
- Nyeri lutut
- Perubahan bentuk lutut
- Adanya riwayat trauma atau cedera lutut
- Adanya bunyi 'pop' pada saat cedera disertai dengan pergeseran lutut
- Sulit meluruskan lutut.
- Adanya lebam pada lutut atau hemarthrosis.
Diagnosis
Diagnosis dislokasi genu didasarkan pada gejala dan tanda yang dialami pasien yang dihubungkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penununjang yang didapatkan oleh dokter. Pada pemeriksaan dislokasi genu akut, akan ditemukan kondisi yang khas seperti tanda lebam pada sendi lutut (hemarthrosis). Tanda deformitas (perubahan bentu) dari lutut, ketidaksejajaran antara paha, lutut, dan betis juga nampak jelas pada penderita.
Pemeriksa juga akan memeriksa ada atau tidak nyeri tekan pada lutut, memeriksa kemampuan pergerakan lutut berupa gerakan fleksi (menekuk) dan ekstensi (meluruskan). Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mengonfirmasi adanya dislokasi pada genu adalah dengan radiologi X-Ray, CT-Scan, hingga MRI juga dapat dilakukan tergantung penilaian kondisi oleh dokter yang memeriksa.
Pengobatan
Pada kondisi awal saat terjadi cedera dislokasi genu perlu dilakukan penanganan awal berupa imobilisasi sendi lutut yang bertujuan untuk mengistirahatkan lutut dan mengurangi rasa nyeri pada pasien. Perawatan selanjutnya adalah dengan mengembalikan sendi lutut ke posisi normal atau yang disebut dengan reposisi. Reposisi tersebut dapat dilakukan baik tanpa pembedahan maupun dengan pembedahan.
Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada dislokasi genu adalah sebagai berikut:
- Penekanan pembuluh darah. Kejadian komplikasi ini sekitar 5-15%.
- Arthrofibrosis (kekakuan), kondisi komplikasi yang paling umum terjadi yaitu sekitar 38%.
- Kelemahan dan ketidakstabilan pada lutut dengan kejadian sekitar 37%.
- Cedera saraf peroneal, yaitu cedera pada saraf yang berperan dalam pergerakan kaki.
Pencegahan
Dislokasi genu pada umumnya disebabkan oleh cedera, sehingga pencegahan dislokasi genu di antaranya adalah proteksi saat melakukan aktivitas dengan risiko cedera yang mengakibatkan kondisi dislokasi genu. Namun, pada beberapa kondisi seperti dislokasi genu yang terjadi karena penyakit kongenital (bawaan), diagnosis dini penting dilakukan agar penanganan lebih optimal dan tidak menimbulkan kecacatan permanen di kemudian hari.
Kapan Harus ke Dokter?
Prinsip pengobatan dislokasi sendi lutut pada umumnya sama dengan penyakit gangguan tulang dan sendi lain yang diakibatkan oleh cedera. Sehingga, setelah proses pertolongan pertama dilakukan, penderita sebaiknya segera memeriksaan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Bila mengalami dislokasi genu, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter spesialis ortopedi terdekat.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Review: Fixed Pattelar Dislocation. (2022). Retrieved 20 September 2022, from https://advances.massgeneral.org/ortho/journal.aspx?id=2270
Risk assessment and management of primary patellar dislocation is complex and multifactorial: a survey of Australian knee surgeons. (2022). Retrieved 20 September 2022, from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2059775421003126
Patellar Dislocation With Genu Valgum Treated by DFO. (2022). Retrieved 20 September 2022, from https://www.researchgate.net/publication/237093095
Knee Dislocation. (2022). Retrieved 20 September 2022, from https://www.orthobullets.com/trauma/1043/knee-dislocation