Fluconazole

Fluconazole
credits: google.com

Bagikan :


Brand/nama lain

Cancid, Fludis, Flukonazol, Candipar, Fluxar, Candizol,Funzela, Cryptal, Funzela, Fuzolan, Cryptal, Fuzolan, Diflucan, Govazol,Diflucan, Govazol, Diflucan, Govazol, Fcz, Kifluzol, Fioflucan, ifluzol, Flucanol, Lunazol, Flucess, Lunazol, Flucess, Quazol, Sifluzol, Fluconazole, Sifluzol, Flucoral, Sporale, Flucoral, Zemyc, Fludis.

 

Cara Kerja

Fluconazole adalah obat antijamur yang bekerja dengan mengubah fungsi sel dinding jamur. Obat ini bekerja dengan menghambat pembentukan zat penting yang menyusun dinding jamur, yaitu ergosterol. Dengan demikian, kondisi tersebut menyebabkan bocornya sel dinding jamur dan menghancurkan jamur. 

                 

Indikasi

Fluconazole diindikasikan untuk pasien dengan infeksi jamur, seperti:

  • Infeksi jamur candida pada tenggorokan, kerongkongan, kulit, alat kelamin.
  • Infeksi jamur kulit secara umum
  • Infeksi jamur pada otak

Selain itu, fluconazole dapat digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi jamur pada pasien yang memiliki imunitas rendah, seperti pada pasien HIV/AIDS.

Anda dapat membaca lebih lanjut mengenai infeksi jamur Candida dan infeksi jamur lainnya pada artikel Ai Care di bawah ini:

 

Kontraindikasi

Fluconazole dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitivitas dan penggunaan bersama obat-obatan lain seperti astemizole, cisapride, quinidine, terfenadine, pimozide, eritromisin.

                                                                                                                                                                                                               

Efek Samping

Konsumsi obat fluconazole dapat memberikan efek samping sebagai berikut:

  • Mual, muntah
  • Nyeri perut
  • Kembung
  • Diare
  • Gangguan enzim hati
  • Adanya ruam pada kulit yang dapat memburuk menjadi bengkak dan lenting

Pada kasus yang berat, dapat terjadi reaksi anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa), sindrom Stevens-Johnson, serta reaksi kulit yang hebat.

 

Sediaan

Fluconazole tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, yaitu:

  • Serbuk injeksi 50 mg, 70 mg
  • Kapsul 50 mg, 150 mg
  • Infus 2mg/mL

 

Dosis

  • Pengobatan kandidiasis vagina dan penis
    • Dewasa: 150 mg sekali.
  • Pengobatan kandidiasis vagina berulang (minimal 4 kali per tahun)
    • Dewasa: 150 mg sekali setiap 3 hari dengan total 3 dosis (hari 1, 4, 7). Kemudian pertahankan 150 mg seminggu sekali selama 6 bulan.
  • Pengobatan kandidiasis pada tenggorokan
    • Dewasa: Awalnya 200-400 mg pada hari 1, kemudian 100-200 mg sekali sehari selama 7-21 hari.
    • Anak-anak usia 0-14 hari: Mulai dari 6 mg/kg, kemudian 3 mg/kg setiap 72 jam. Dosis maksimum adalah 12 mg/kg setiap 72 jam.
    • Anak-anak usia 15-27 hari: awalnya 6 mg/kg, kemudian 3 mg/kg setiap 48 jam. Dosis maksimum adalah 12 mg/kg setiap 48 jam.
    • Anak-anak 28 hari sampai 11 tahun: awalnya 6 mg/kg, kemudian 3 mg/kg sekali sehari.
  • Pencegahan kekambuhan kandidiasis pada pasien terinfeksi HIV
    • Dewasa: 100-200 mg sekali sehari atau 200 mg tiga kali seminggu
  • Pengobatan kandidiasis kerongkongan
    • Dewasa: Awalnya 200-400 mg pada hari 1, kemudian 100-200 mg sekali sehari selama 14-30 hari. Anak-anak usia 0–14 hari: awalnya 6 mg/kg, kemudian 3 mg/kg setiap 72 jam. Dosis maksimum adalah 12 mg/kg setiap 72 jam.
    • Anak-anak usia 15-27 hari: awalnya 6 mg/kg, kemudian 3 mg/kg setiap 48 jam. Dosis maksimum adalah 12 mg/kg setiap 48 jam.
    • Anak-anak 28 hari sampai 11 tahun: awalnya 6 mg/kg, kemudian 3 mg/kg sekali sehari.
  • Pencegahan kekambuhan kandidiasis kerongkongan pada pasien terinfeksi HIV
    • Dewasa: 100-200 mg sekali sehari atau 200 mg tiga kali seminggu.
  • Pengobatan kandidiasis invasif (gejala lebih berat dan tidak membaik dengan pengobatan sebelumnya)
    • Dewasa: Mulailah dengan 800 mg pada hari pertama, kemudian 400 mg sekali sehari selama 2 minggu.
    • Anak-anak 4 minggu sampai 11 tahun: 6-12 mg/kg sekali sehari.
  • Pengobatan infeksi jamur otak
    • Dewasa: Awalnya 400 mg setiap hari, kemudian 200-400 mg sekali sehari selama 6-8 minggu. Untuk pasien dengan risiko kekambuhan, lanjutkan 200 mg sekali sehari hingga 1 tahun setelah inisiasi terapi awal.
    • Anak-anak 4 minggu sampai 11 tahun: 6-12 mg/kg sekali sehari. Dosis pemeliharaan adalah 6 mg/kg sekali sehari.
  • Pengobatan kandidiasis gigi palsu kronis
    • Dewasa: 50 mg sekali sehari selama 14 hari.
  • Pengobatan Kandida yang ditemukan dalam urin
    • Dewasa: 200-400 mg sekali sehari selama 7-21 hari.
  • Pengobatan kandidiasis kronis pada kulit
    • Dewasa: 50-100 mg sekali sehari selama 28 hari.
  • Pencegahan infeksi jamur pada pasien immunocompromised
    • Dewasa: 200-400 mg sekali sehari.
    • Anak-anak 4 minggu - 11 tahun: 3 - 12 mg/kg,1 kali sehari
  • Pengobatan infeksi jamur kulit
    • Dewasa: 150 mg sekali seminggu atau 50 mg sekali sehari.
  • Pengobatan panu (pitiriasis versicolor)
    • Dewasa: 300 hingga 400 mg sekali seminggu selama 1 hingga 3 minggu atau 50 mg sekali sehari selama 2 hingga 4 minggu.
  • Pengobatan infeksi jamur kuku
    • Dewasa: 150 mg sekali seminggu.

 

Keamanan

Ibu hamil

Kategori C: Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa mengonsumsi fluconazole 150 mg (digunakan untuk mengobati kandidiasis vagina) berdampak buruk pada janin. Namun, tidak ada uji coba terkontrol yang dilakukan pada wanita hamil. Obat harus digunakan hanya jika manfaat yang diharapkan lebih besar daripada risiko pada janin. 

Kategori D: Ada bukti bahwa fluconazole menimbulkan risiko bagi janin manusia dalam situasi selain yang tercantum di atas. Namun, manfaatnya mungkin lebih besar daripada risikonya, seperti saat menghadapi situasi yang mengancam jiwa.

Menyusui

Fluconazole masuk ke dalam ASI. Jangan gunakan obat ini pada ibu menyusui tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.

 

Interaksi Obat

Fluconazole dapat meningkatkan waktu pembekuan darah jika digunakan bersamaan dengan obat warfarin.

Interaksi obat yang dapat berakibat fatal adalah bila fluconazole digunakan bersama dengan obat astemizole, cisapride, terfenadine, quinidine, pimozide, atau eritromisin. Hal tersebut dapat menimbulkan pemanjangan interval QT pada gambaran rekam jantung atau meningkatkan risiko serangan jantung akibat gambaran rekam jantung yang tidak nromal.

Apabila digunakan bersamaan dengan obat fentanyl, dapat meningkatkan risiko terjadinya henti napas.

 

Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 22:59