Diabetes Gestasional

Kenali tanda dan tata laksana diabetes gestasional

Bagikan :


Definisi

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang terdiagnosis pertama kali saat kehamilan. Layaknya penyakit diabetes lainnya, diabetes gestasional mempengaruhi bagaimana sel dalam tubuh kita dalam menggunakan gula atau glukosa, kadar hormon insulin tidak mampu untuk mengatur sel gula sehingga gula darah cenderung tinggi selama kehamilan. Diabetes gestasional menyebabkan gula darah tinggi yang dapat mempengaruhi kehamilan dan kondisi kesehatan janin.

Pada ibu hamil, kadar gula darah yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

  • Sebelum makan: < 95 mg/dL
  • Satu jam setelah makan: <140 mg/dL
  • Dua jam setelah makan atau lebih: <120 mg/dL

Selama kehamilan, seorang ibu dapat mengontrol diabetes gestasional dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi tinggi, berolahraga, dan minum obat bila perlu. Dengan mengontrol gula darah, ibu hamil dapat menjaga kondisi kesehatan dan janinnya sehingga mencegah adanya komplikasi selama persalinan berlangsung.

Bila seorang ibu mengalami hanya diabetes gestasional selama kehamilan, secara umum profil gula darahnya akan kembali lagi ke kadar normal segera setelah persalinan. Namun juga, bila ibu hamil mengalami diabetes gestasional, maka ia berisiko untuk mengalami diabetes melitus tipe 2 kedepannya, sehingga perlu dilakukan adanya skrining gula darah secara teratur kedepannya.

Kondisi diabetes gestasional ini cukup umum dialami oleh ibu hamil, namun karena tindakan skrining diabetes gestasional belum menjadi hal yang wajib di Indonesia, maka kesadaran penuh dari ibu hamil untuk mengetahui gejala serta faktor risiko dari diabetes gestasional berperan penting dalam mencegah terjadinya diabetes gestasional.

 

Bila Anda tertarik untuk mengetahui pemeriskaan yang bisa dilakukan pada diabetes, Anda bisa membacanya di sini: Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu - Indikasi, Kontraindikasi, dan Persiapan Sebelum Pemeriksaan.

 

Penyebab

Sampai saat ini, penyebab pasti dari diabetes gestasional masih diteliti. Namun, perubahan hormon pada wanita selama hamil berperan besar terhadap kejadian diabetes gestasional. Perubahan hormon wanita hamil mempengaruhi kerja dari banyak organ dan sel dalam tubuh, salah satunya adalah hormon insulin. Normalnya, hormon insulin bertugas untuk mengatur kadar gula dalam darah, sehingga gula darah tidak terlalu tinggi. Namun pada kondisi diabetes, hormon insulin tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mengembalikan kadar gula darah ke dalam nilai normalnya. Sehingga kadar gula darah cenderung naik dan di atas rata-rata dari nilai normal.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko dari diabetes gestasional antara lain adalah:

  • Obesitas
  • Gaya hidup sedenter, yaitu kurang bergerak dan berolahraga
  • Mengalami prediabetes sebelum hamil
  • Mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
  • Mengalami Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
  • Mengalami anggota keluarga dengan diabetes, baik itu diabetes gestasional ataupun diabetes tipe 2
  • Memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kilogram
  • Memiliki keturunan dari etnis tertentu seperti keturunan latin, afrika, dan asia
  • Memiliki riwayat keguguran sebelumnya
  • Usia di atas 35 tahun
  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung

 

Gejala

Diabetes gestasional umumnya tidak memiliki gejala yang terlihat. Namun, ibu hamil dengan diabetes gestasional dapat merasakan gejala klasik dari diabetes pada umumnya seperti:

  • poliuria, yaitu sering buang air kecil
  • polidipsia, yaitu sering merasa haus
  • polifagia, yaitu sering merasa lapar

 

Diagnosis

Dalam mendiagnosis diabetes gestasional, dokter akan melakukan wawancara tanya jawab kepada pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Wawancara dilakukan dengan menanyakan:

  • keluhan utama pasien
  • keluhan penyerta
  • usia kehamilan
  • keluhan selama hamil
  • riwayat penyakit sebelumnya
  • riwayat penyakit di keluarga
  • riwayat kehamilan dan persalinan
  • riwayat pengobatan tertentu

 

Pemeriksaan Fisik

Wawancara dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik untuk diagnosis diabetes gestasional biasanya dilakukan saat pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC). Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah, laju napas, nadi, dan suhu tubuh. Kemudian dokter juga dapat sekaligus melakukan pemeriksaan kehamilan untuk memperkirakan berat janin, posisi janin, serta kondisi kesehatan ibu secara umum.

 

Pemeriksaan Penunjang

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang bila perlu. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan melakukan cek laboratorium dan pemeriksaan USG. Pemeriksaan yang dicek adalah pemeriksaan darah untuk mengecek:

  • kadar gula darah puasa (GDP)
  • kadar gula darah sewaktu (GDS)
  • HbA1c, untuk melihat kemungkinan prediabetes

Selain itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) pada usia kehamilan 24 minggu hingga 28 minggu. TTGO adalah jenis pemeriksaan dengan pasien puasa selama 12 jam, lalu dicek kadar gula darah puasanya. Setelah itu, pasien harus meminum cairan gula sebanyak 75-100 gram yang harus habis dalam waktu maksimal 5 menit dan kembali puasa selama 1 jam tanpa melakukan aktivitas apapun kemudian dicek gula darah nya kembali dan kembali puasa selama 1 jam. Di jam kedua, pasien kembali puasa tanpa melakukan aktivitas apapun dan diambil darah kembali. Kemudian hasil TTGO akan disesuaikan dengan kadar normal.

Kemudian, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang berupa USG kandungan untuk memperkirakan panjang dan berat janin, dan tes urine untuk mengetahui adanya kandungan glukosa, protein, dan keton pada urine ibu hamil.

Anda bisa membaca artikel pemeriksaan HbA1c lebih jauh di sini: Pemeriksaan HbA1c - Definisi, Indikasi dan Kontraindikasi.

 

Tata Laksana

Pengobatan dan terapi pada diabetes gestasional bergantung pada usia ibu hamil, keparahan penyakit, dan gaya hidup ibu hamil. Pada prinsipnya penanganan diabetes gestasional akan berfokus pada menjaga kadar gula darah agar tetap dalam kadar normalnya.

  • Menjaga pola makan dengan mengurangi asupan gula dan karbohidrat
  • Melakukan lebih banyak aktivitas fisik dan olahraga
  • Pengawasan gula darah harian, terutama setelah makan
  • Injeksi hormon insulin bila perlu
  • Pemantauan ibu dan janin secara rutin dengan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC)

Salah satu obat antidiabetes untuk menurunkan kadar gula darah adalah empagliflozin, Anda bisa membacanya di sini: Empagliflozin - Cara Kerja, Sediaan, Dosis dan Interaksi Obat.

 

Komplikasi

Secara garis besar, komplikasi diabetes gestasional dapat terjadi pada ibu mau pun janin atau bayi.

Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu:

  • Menderita tekanan darah tinggi dan preeklamsia
  • Menjalani persalinan caesar
  • Risiko untuk mengalami diabetes melitus tipe 2 kedepannya

Komplikasi yang bisa terjadi pada janin atau bayi :

  • Makrosomia, atau bayi lahir dengan berat di atas 4 kilogram
  • Persalinan prematur
  • Asfiksia, atau terjadi kesulitan bernapas saat bayi baru lahir
  • Hipoglikemia, atau kadar gula darah terlalu rendah pada bayi
  • Obesitas dan diabetes tipe 2 saat anak menjadi dewasa
  • Kematian bayi saat lahir

 

Pencegahan

Cara mencegah diabetes gestasional pada ibu hamil dapat dilakukan sejak sebelum hamil ataupun saat kehamilan diketahui dan bahkan sejak belum terdiagnosis. Berikut cara-cara mencegah penyakit diabetes gestasional:

  • Makan makanan sehat dan bergizi seimbang

Ibu hamil dapat makan makanan yang mengandung serat tinggi, rendah lemak, dan rendah karbohidrat. Perbanyak makan gandum, sayur, dan buah. Hindari juga makanan dengan pemanis yang terlalu banyak.

  • Aktivitas fisik

Melakukan aktivitas fisik dan olahraga sejak sebelum hamil dapat menurunkan risiko terkena diabetes gestasional. Ibu dapat mulai dengan jalan kaki minimal 30 menit per hari dengan intensitas sedang. Bila ibu hamil tidak ada kontra indikasi untuk berolahraga, maka ibu hamil juga dapat melakukan olahraga seperti prenatal yoga dan prenatal pilates.

  • Menjaga berat badan

Bila seorang wanita sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya ia menjaga berat badan sesuai indeks massa tubuh normal agar dapat mengurangi risiko terkena diabetes gestasional. Begitu juga saat ia hamil, pastikan ibu hamil menjaga berat badan tubuh sesuai dengan kenaikan berat badan yang direkomendasikan sesuai dengan berat badan sebelum hamil.

  • Hindari stress berlebih

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa stress berlebihan terutama pada kehamilan dapat menambah risiko mengalami diabetes gestasional, sehingga disarankan untuk mengurangi stress dengan melakukan teknik relaksasi.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Saat hamil, lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dengan bidan atau dokter kandungan terdekat. Komunikasikan bila ibu hamil memiliki riwayat diabetes di keluarga, riwayat pengobatan tertentu, dan riwayat memiliki diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya. Bila ibu hamil merasa lebih sering lapar, haus, dan berkemih pada kehamilan segera periksakan ke dokter spesialis kandungan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 09:42

Centers for Disease Control and Prevention - Gestational Diabetes. (2021). Retrieved 3 October 2022, from https://www.cdc.gov/diabetes/basics/gestational.html

John Hopkins Medicine - Gestational Diabetes Mellitus. (2021). Retrieved 3 October 2022, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/diabetes/gestational-diabetes

Mayo Clinic - Gestational Diabetes. (2022). Retrieved 3 October 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gestational-diabetes/diagnosis-treatment/drc-20355345

WebMD - Early Signs and Complications of Diabetes. (2021). Retrieved 3 October 2022, from https://www.webmd.com/diabetes/guide/understanding-diabetes-symptoms#091e9c5e80008f8c-2-5