Epiglotitis

Epiglotitis

Bagikan :


Definisi

Epiglotis merupakan tulang rawan elastis yang terletak pada belakang lidah. Epiglotis membentuk sebuah katup yang menjaga agar makanan dan minuman tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Jika epiglotis mengalami infeksi, trauma, atau terbakar diakibatkan oleh minuman panas, epiglotis akan meradang, membengkak, dan memblokade saluran pernapasan. Kondisi tersebut disebut sebagai epiglotitis.

Epiglotitis dapat terjadi pada semua umur. Namun, penyakit ini lebih cenderung terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Epiglotitis merupakan kondisi yang berbahaya dan dapat mengancam jiwa sehingga memerlukan tindakan medis sesegera mungkin, terutama jika terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan anak-anak lebih rentan mengalami komplikasi pernapasan.

Penyebab

Infeksi bakteri merupakan penyebab paling umum terhadap terjadinya epiglotitis. Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh Anda ketika Anda menarik napas. Bakteri masuk dan kemudian dapat menginfeksi epiglotis Anda.

Jenis bakteri yang paling dominan menyebabkan terjadinya epiglotitis adalah Haemophilus influenzae tipe b atau disebut juga sebagai Hib. Hib dapat masuk pada saat Anda menghirup udara yang mengandung Hib dari orang yang terinfeksi ketika mereka bersin atau batuk.

Selain Hib, terdapat beberapa jenis bakteri dan virus yang dapat menyebabkan epiglotitis, yaitu Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), Streptococcus A, B, dan C, serta Staphylococcus aureus.

Tak hanya infeksi, trauma dapat menyebabkan epiglotitis. Trauma dapat berupa trauma fisik seperti pukulan secara langsung pada tenggorokan dan trauma suhu berupa minuman yang sangat panas atau cairan kaustik (cairan yang dapat membakar atau merusak) yang terminum.

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Anda lebih berisiko mengalami epiglotitis, berupa:

  • Jenis kelamin laki-laki. Epiglotitis lebih cenderung terjadi pada laki-laki.
  • Memiliki sistem imun yang lemah. Jika sistem imun Anda melemah disebabkan oleh penyakit tertentu atau karena konsumsi obat tertentu, Anda menjadi lebih berisiko mengalami epiglotitis.
  • Kurangnya vaksinasi yang memadai. Imunisasi yang tertunda atau terlewatkan dapat menyebabkan anak menjadi lebih rentan terhadap infeksi Hib dan meningkatkan risiko terjadinya epiglotitis.

Gejala

Terlepas apa pun penyebabnya, gejala yang muncul pada epiglotitis serupa. Pada anak, epiglottitis dapat menimbulkan gejala dalam hitungan jam. Gejala yang ditimbulkan seperti:

  • deman tinggi,
  • gejala berkurang ketika anak duduk tegak atau condong ke depan,
  • nyeri tenggorokan,
  • suara serak,
  • meneteskan air liur,
  • kesulitan menelan dan nyeri saat menelan,
  • gelisah,
  • bernapas melalui mulut.

Pada orang dewasa, gejala muncul cenderung lama dan membutuhan waktu berhari-hari. Gejala yang muncul dapat berupa:

  • demam,
  • kesulitan bernapas,
  • kesulitan menelan,
  • hot potato voice atau muffled voice,
  • suara bernapas yang berisik dan keras,
  • nyeri tenggorokan yang berat,
  • ketidakmampuan untuk menarik napas.

Jika kondisi ini tidak diobati, akan terjadi blokade saluran napas sepenuhnya. Lebih lanjut, hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan warn apada kulit Anda karena jumlah oksigen yang kurang.

Diagnosis

Jika dokter Anda mencurigai adanya epoglotitis, dokter Anda akan segera merujuk Anda ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit, dokter Anda akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis, seperti:

  • Pemeriksaan X-ray tenggorkan dan dada Anda untuk meihat tingkat keparahan peradangan dan infeksi pada epiglotis Anda.
  • Kultur darah dan tenggorokan untuk mengetahui penyebab terjadinya infeksi, seperti bakteri atau virus.
  • Pemeriksaan tenggorokan dengan menggunakan fiber optic tube.

Tatalaksana

Ketika dokter Anda mencurigai bahwa Anda mengalami epiglotitis, dokter Anda akan segara memastikan jalan napas Anda terbuka dan kecukupan jumlah oksigen yang masuk. Dokter Anda juga anak melakukan mengawasi napas dan kadar oksigen dalam darah Anda.

Jika saturasi oksigen turun terlalu rendah, dokter Anda akan melakukan tatalaksana lebih lanjut membantu Anda bernapas. Keadaan ini merupakan kondisi kegawatdaruratan yang perlu segera ditangani. Beberapa cara yang digunakan oleh dokter untuk membantu Anda bernapas di antaranya:

  • Menggunakan masker oksigen yang membantu mengalirkan oksigen menuju ke paru,
  • Memasukan tabung pernapasan yang diletakan di tenggorokan. Tabung tersebut dimasukan melalui hidung atau mulut dengan intubasi.
  • Memasukan jarum ke trakea atau needle cricothyroidotomy.

Selain membantu agar dapat bernapas dengan baik, dokter dapat melakukan tatalaksana lebih lanjut untuk mengobati infeksi yang terjadi. Obat yang digunakan biasanya merupakan antibiotik intravena. Antibiotik yang diberikan dapat berupa antibiotik spektrum luas dan antibiotik yang lebih spesifik.

Antibiotik spektrum luas digunakan untk mengatasi infeksi dengan cepat. Setelah mendapatkan hasil dari pemeriksaan kultur darah dan jaringan, dokter Anda akan memberikan antibiotik yang lebih spesifik tergantung pada jenis bakteri penyebab terjadinya epiglotitis.

Komplikasi

Kejadian epiglotitis dapat mengakibatkan beberapa komplikasi, berupa:

  • Kegagalan pernapasan. Epiglotis merupakan katup kecil yang berfungsi untuk mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran napas Anda, yaitu tenggorokan. Namun, jika epiglotis membengkak, baik disebabkan karena infeksi, trauma fisik ataumpun trauma suhu, hal ini akan menyebabkan menyempitkan saluran pernapasan Anda. Lebih lanjut, kondisi ini dapat menyebabkan blokade sepenuhnya pada saluran napas Anda dan menyebabkan terjadinya kegagalan napas. Blokade pada saluran napas akan menyebabkan penurunan tingkat oksigen dalam darah. Kondisi ini merupakan kondisi yang mengancam jiwa sehingga harus ditatalaksana dengan segara.
  • Penyebaran infeksi. Tak jarang bakteri yang menyebabkan epiglotitis turut menyebar ke bagian tubuh lain dan menyebabkan infeksi, seperti pneumonia, meningitis, atau infeksi pada aliran darah.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya epiglotitis, lakukan imunisasi Hib berkala pada anak Anda sesuai jadwal. Vaksin Hib dilakukan tiga kali. Di Indonesia, menurut rekomendasi IDAI atau Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2020, anak mendapatkan vaksin Hib pertama pada saat berusia 2 bulan, dan diberikan dosis ke 2 pada usia 3 bulan, dosis ke tiga pada usia 4 bulan. Kemudian anak mendapatkan vaksin Hib dosis booster pada saat berusia 18 bulan.

Selain melakukan vaksin, menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan juga sangat perlu dilakukan untuk mencegah masuknya bakteri atau virus penyebab epiglotitis. Jaga sistem imun agar tetap sehat. Istirahat yang cukup dan makan makanan yang sehat.

Kapan Harus Ke Dokter?

Kondisi ini merupakan kondisi gawat darurat. Segera bawa ke rumah sakit jika Anda menemukan adanya gejala yang telah dijabarkan di atas.

Writer : dr Sherly Deftia Agustina
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Selasa, 23 Juli 2024 | 06:48