Gangguan Kandung Kemih Neurogenik

Gangguan Kandung Kemih Neurogenik

Bagikan :


Definisi

Gangguan kandung kemih neurogenik atau neurogenic bladder adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang tidak dapat mengontrol kandung kemihnya dan disebabkan oleh gangguan di sistem saraf pusat yaitu otak dan tulang belakang. Pada saat berkemih, kandung kemih memiliki fungsi untuk menyimpan dan mengeluarkan urine di saat yang diinginkan. Hal ini dapat tercapai karena kerjasama dari beberapa otot secara bersamaan. Ketika seseorang mengalami gangguan kemih neurogenik, otot di kandung kemih kehilangan koordinasi sehingga seseorang tidak dapat memiliki fungsi berkemih seperti pada umumnya. Kemampuan koordinasi otot berasal dari sel saraf, sehingga kerusakan pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk mengeluarkan urine.

Terdapat dua jenis gangguan yang dapat terjadi, yaitu kandung kemih yang menjadi hiperaktif atau kandung kemih yang tidak aktif. 

Penyebab

Penyebab dari gangguan kandung kemih neurogenik dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyakit genetik dan trauma atau penyakit lainnya. Gangguan pada sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan gangguan kandung kemih neurogenik adalah sebagai berikut:

  1. Hidrosefalus: penumpukan cairan otak di dalam rongga kepala
  2. Cerebral palsy
  3. Sindroma Shy-Drager
  4. Gangguan di sumsum tulang belakang
  5. Penyakit multiple sclerosis
  6. Trauma di sumsum tulang belakang bagian sakrum 
  7. Kerusakan di saraf perifer, contohnya yang disebabkan oleh diabetes mellitus atau AIDS.
  8. Stroke
  9. Kelainan Parkinson
  10. Trauma  atau riwayat operasi di sumsum tulang belakang.
  11. Keracunan logam berat

Kelainan yang timbul sejak kecil juga dapat menyebabkan gangguan kandung kemih neurogenik, seperti:

  1. Spina bifida, yaitu kelainan pada bayi dimana tulang belakang tidak terbentuk secara sempurna pada bulan pertama kehamilan. 
  2. Agenesis sakral, yaitu kelainan yang ditandai dengan tidak tumbuhnya bagian dari sakrum atau bagian dari panggul.
  3. Cerebral Palsy, merupakan keadaan kronik dimana seseorang kehilangan koordinasi terhadap gerakan dan postur tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh kejadian saat bayi sedang dalam kehamilan atau terjadi setelah bayi lahir. 

Faktor Risiko

Keadaan yang dapat membuat anda lebih berisiko mengalami gangguan kandung kemih neurogenik, yaitu:

  1. Memiliki riwayat gangguan pada sumsum tulang belakang atau saraf. Gangguan dapat berasal dari kelainan yang timbul sejak kecil seperti spina bifida.
  2. Riwayat diabetes mellitus, hal ini disebabkan oleh neuropati atau kerusakan pada serabut saraf yang merupakan salah satu komplikasi dari diabetes mellitus.
  3. Riwayat stroke.
  4. Memiliki riwayat kerusakan pada sistem saraf pusat seperti gangguan pada kepala.

Gejala

Gejala dari gangguan kandung kemih neurogenik dapat menyerupai gejala penyakit lain. Namun, umumnya seseorang yang mengalami gangguan kandung kemih neurogenik dapat memiliki gejala sebagai berikut:

  1. Adanya aliran kencing yang lemah atau menetes.
  2. Frekuensi berkemih yang sering, umumnya lebih dari delapan kali per hari.
  3. Adanya rasa urgensi, yaitu dorongan untuk segera berkemih.
  4. Nyeri pada saat berkemih. Keluhan nyeri dapat menandakan adanya infeksi saluran kemih.
  5. Terdapat batu ginjal.
  6. Kehilangan sensasi bahwa kandung kemih sudah penuh.

Diagnosis

Selain melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosa gangguan kandung kemih neurogenik adalah sebagai berikut:

  1. Analisa urine: untuk menilai infeksi saluran kemih yang dapat menyebabkan keluhan seperti inkontinensia urin atau tidak dapat menahan kencing.
  2. Pemeriksaan untuk mendeteksi batu ginjal.
  3. Pemeriksaan urodinamik: Pemeriksaan untuk melihat dan menilai kemampuan dalam berkemih, dimulai dari kemampuan menahan kencing, tekanan yang ada di dalam kandung kemih, dan aliran kencing. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menempelkan sensor di kulit sekitar kandung kemih, hasil dari pemeriksaan ini adalah penilaian kemampuan saraf dan otot yang mengontrol kemampuan untuk berkemih. 
  4. Pemeriksaan radiologi untuk memeriksa jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang menggunakan MRI atau CT-Scan.
  5. Pemeriksaan sitoskopi: merupakan pemeriksaan yang bersifat invasif, di mana pemeriksa akan menggunaan teleskop kecil untuk melihat keadaan saluran kencing.

Pemeriksaan untuk menilai kemampuan kandung kemih membutuhkan waktu yang lama dan proses yang panjang karena kemiripan gejala dengan penyebab penyakit lain. 

Tata Laksana

Tujuan pengobatan pada gangguan kandung kemih neurogenik adalah dengan mencegah terjadinya kerusakan pada ginjal dan mengontrol gejala yang ada. Jika gangguan pada ginjal dapat dicegah dan gejala yang ada dapat diatasi, hal ini dapat menghasilkan peningkatan kualitas hidup. Tindakan yang dapat diberikan untuk meringankan gejala adalah sebagai berikut:

  1. Penggunaan obat-obatan yang dapat merelaksasi otot di sekitar kandung kemih atau membuat saraf semakin aktif. 
  2. Penggunaan kateter: kateter adalah selang yang dimasukkan ke dalam saluran kemih, hal ini biasa diberikan pada kasus saluran kemih yang kurang aktif. Tujuan pemasangan kateter adalah untuk membantu mengeluarkan kemih di dalam kandung kemih saat sudah penuh. 
  3. Penyuntikkan cairan botox: Lokasi penyuntikkan di sekitar otot saluran kemih agar otot tidak berkontraksi terus. Namun, pengobatan ini akan semakin berkurang efektivitasnya seiring berjalannya waktu dan mungkin membutuhkan pengulangan di masa depan.
  4. Terapi stimulasi saraf: Tindakan ini dilakukan saat obat dan perubahan gaya hidup gagal untuk memberikan terapi. Terapi dilakukan dengan cara meletakkan kawat di sekitar lokasi saraf kemudian menghentikan aktivitas listrik yang menyebabkan gangguan pada kandung kemih.
  5. Tindakan operasi: Operasi menjadi pilihan pengobatan untuk beberapa pasien. Jenis tindakan yang dapat dilakukan adalah memasang alat untuk menjadi pengganti otot sfingter (otot yang berfungsi untuk menahan berkemih), pembuatan lubang kemih yang baru, dan operasi untuk mengangkat bagian otot yang lemah sehingga tubuh tersisa dengan otot yang sehat.

Selain tindakan di atas, perubahan gaya hidup juga dapat dilakukan untuk mencoba mengobati dan mengurangi gejala yang disebabkan oleh gangguan kandung kemih neurogenik, seperti:

    1. Menjadwalkan waktu untuk berkemih, sehingga melatih kemampuan untuk menahan kemih.
    2. Membatasi beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat menyebabkan iritasi saat berkemih seperti makanan yang pedas, kopi, teh, dan minuman bersoda.
    3. Double voiding, yaitu teknik yang digunakan untuk memastikan kandung kemih benar-benar kosong dengan cara menunggu beberapa saat setelah berkemih, kemudian mencoba untuk mengeluarkan kencing kembali.
    4. Melatih otot-otot yang ada di dasar panggul yang bertujuan untuk memperkuat otot dasar panggul.

Komplikasi

Komplikasi dari gangguan berkemih dapat dimulai dari gangguan di daerah kulit hingga ginjal. Pada saat kulit memiliki kontak yang lama dengan urine, hal ini dapat menyebabkan iritasi dan merusak lapisan kulit. Jika keluhan ini tidak diobati dapat menyebabkan ulkus atau luka yang dalam, hingga infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui ulkus atau luka terbuka. Menahan kemih untuk waktu yang lama dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih. Pada pasien dengan gangguan saraf, gejala umum seperti nyeri pinggang dan nyeri di daerah perut cenderung tidak muncul sehingga gangguan baru terdeteksi saat sudah terjadi kerusakan yang berat. Pada pasien yang menggunakan kateter, luka pada daerah saluran kemih, infeksi, dan pembentukan batu di kandung kemih dapat terjadi. 

Pencegahan

Sebagian besar penyebab dari gangguan kandung kemih neurogenik tidak dapat dicegah, namun tindakan yang dapat dilakukan, yaitu:

  1. Menjaga kadar gula darah jika Anda mengalami diabetes mellitus. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan pada saraf tepi yang dapat menyebabkan gangguan kandung kemih neurogenik.
  2. Menggunakan alat pelindung saat melakukan aktivitas seperti penggunaan helm dan safety belt untuk mencegah trauma di kepala dan sumsum tulang belakang.

Kapan harus ke dokter?

Tanda bahaya dari gangguan kandung kemih neurogenik adalah sebagai berikut:

  1. Tidak dapat berkemih atau mengeluarkan urine sama sekali.
  2. Memiliki gejala infeksi saluran kemih seperti rasa panas saat berkemih disertai dengan nyeri dan frekuensi berkemih yang meningkat.
  3. Sering berkemih dalam waktu yang singkat dan hanya mengeluarkan urine yang sedikit.

Apabila Anda mengalami gejala tersebut, segera menuju ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

 

Ingin tahu informasi seputar penyakit lainnya? Silakan kunjungi tautan berikut ini ya!

Writer : dr Erika Indrajaya
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Selasa, 6 Agustus 2024 | 07:07
  1. Neurogenic Bladder: Symptoms, Diagnosis & Treatment - Urology Care Foundation. Urologyhealth.org. (2021). 

  2. Gill, B. (2021). Neurogenic Bladder: Overview, Neuroanatomy, Physiology and Pathophysiology. Emedicine.medscape.com. 

  3. Neurogenic Bladder: Symptoms, Causes, Tests and Treatment. Cleveland Clinic. (2021). 

  4. Neurogenic Bladder. Hopkinsmedicine.org. (2021). 

  5. Neurogenic bladder: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Medlineplus.gov. (2021).

  6. Neurogenic Bladder—Adult | Winchester Hospital. Winchesterhospital.org. (2021).

  7. Neurogenic Bladder | UVA Health. Uvahealth.com. (2021).