Hipertensi

Credit: Medicine.Net.

Bagikan :


Definisi

Secara awam, Hipertensi dikenal sebagai penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi merupakan kondisi yang serius, dan bisa meningkatkan risiko penyakit lainnya seperti penyakit jantung, ginjal, dan bahkan otak. Hipertensi merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, dengan rasio 1 dari 4 laki-laki dan 1 dari 5 perempuan. Di seluruh dunia, sekitar 1,13 juta orang mengidap hipertensi. Sedangkan di Indonesia sendiri sebanyak 34,1% dari penduduk Indonesia mengidap Hipertensi.

 

Penyebab

Di dalam tubuh, darah dibawa dari jantung ke seluruh tubuh dan setiap kali jantung berdetak, darah dipompa ke pembuluh darah. Tekanan darah terbentuk akibat gaya yang ditimbulkan darah saat melewati dinding pembuluh darah selagi dipompa oleh jantung. Semakin tinggi tekanannya, maka semakin berat kerja jantung.

Hipertensi dapat terjadi akibat berbagai faktor, mulai dari genetik atau turunan, dan faktor lingkungan, seperti pola hidup dan penyakit yang menyertai pasien. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi 33-57% dapat diturunkan secara genetik.

 

Faktor Risiko

Ada faktor risiko Hipertensi yang tidak dapat dihindari dan ada pula yang bisa dihindari. Faktor risiko yang bisa diperbaiki ialah pola makan yang tidak sehat, seperti terlalu banyak mengonsumsi garam, lemak jenuh dan lemak trans, serta kurangnya konsumsi sayur dan buah-buahan. Selain itu, aktivitas yang kurang, merokok, minum minuman beralkohol, serta kegemukan merupakan faktor risiko yang bisa dimodifikasi. 

Namun ada faktor risiko yang sudah Anda miliki sejak lahir atau tidak bisa dihindari, yaitu: orang tua atau kakek/nenek yang mengidap Hipertensi; usia melebihi 65 tahun; serta sudah mengidap penyakit lain seperti Diabetes atau penyakit ginjal. Jika Anda sudah memiliki faktor risiko ini, mulailah pola hidup sehat sedari dini untuk mencegah timbulnya Hipertensi.

 

Gejala

Kebanyakan orang yang sebenarnya mengidap Hipertensi tidak menyadari gejalanya. Gejala yang sering dikeluhkan ialah sakit kepala di pagi hari, mimisan, detak jantung yang tidak teratur atau ireguler, penurunan penglihatan, dan telinga berdenging. Pada kasus yang lebih serius, pasien seringkali mengeluhkan pegal-pegal, mual, muntah, linglung, berdebar-debar, nyeri dada, dan tremor pada otot-otot.

 

Diagnosis

Mendiagnosis Hipertensi dilakukan dengan sangat mudah dan tanpa sakit, yaitu dengan pengukuran tekanan darah. Normalnya, tekanan darah kurang dari 130/85 mmHg. Anda boleh mengulang pemeriksaan dalam 3 tahun ke depan, namun jika memiliki faktor risiko sebaiknya diulang dalam 1 tahun.

Apabila tekanan darah melebihi 140/90 mmHg, maka menunjukkan orang tersebut mengidap Hipertensi. Jika tekanan darah berkisar antara 130-140 / 85-90 mmHg, maka termasuk ke dalam tekanan darah normal-tinggi.

Meskipun Anda memiliki alat pemeriksaan tekanan darah di rumah, sebaiknya tetap ke dokter yang dapat melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan juga mengevaluasi faktor risiko serta kondisi medis yang terkait.

Sebelum memeriksa tekanan darah, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, pastikan keadaan berikut:

  • Pasien harus tenang, tidak dalam keadaan cemas atau gelisah, maupun kesakitan. Dianjurkan istirahat 5 menit sebelum pemeriksaan.
  • Pasien tidak mengkonsumsi kafein maupun merokok, ataupun melakukan aktivitas olah raga minimal 30 menit sebelum pemeriksaan.
  • Pasien sedang tidak mengonsumsi obat-obatan yang mengandung phenylephrine atau pseudoephedrine, misalnya obat flu atau obat tetes mata.
  • Pasien tidak sedang menahan buang air kecil maupun buang air besar.
  • Pasien tidak mengenakan pakaian ketat terutama di bagian lengan.
  • Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang dan nyaman.
  • Pasien dalam keadaan diam, tidak berbicara saat pemeriksan.

 

Tata Laksana

Mengubah pola hidup menjadi lebih sehat adalah cara terbaik untuk mencegah Hipertensi dan komplikasinya. Berikut ini pola hidup yang harus diperbaiki:

  • Jika Anda merokok, berhentilah merokok.
  • Jika Anda gemuk dengan indeks massa tubuh lebih dari 25 kg/m2, turunkanlah berat badan Anda secara perlahan, yaitu 0,5-1 kg per minggunya, dengan target berat badan ideal, yaitu berdasarkan indeks massa tubuh 18,5 – 22,9 kg/m2; serta target lingkar pinggang kurang dari 90 cm pada laki-laki dan  kurang dari 80 cm pada perempuan.
  • Ubahlah pola makan Anda menjadi pola makan yang rendah garam yaitu kurang dari 6 gram sehari, rendah lemak jenuh dan lemak trans, serta perbanyak konsumsi sayur, buah-buahan segar, kacang-kacangan, produk susu rendah lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama minyak zaitun), serta membatasi asupan daging merah.
  • Tingkatkan aktivitas fisik yang bersifat kardio atau aerobik berintensitas sedang, seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau berenang. Berolahraga setidaknya 30 menit per hari, 5-7 hari per minggu.
  • Kurangi juga mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Jika pasien mengalami stres, atasilah masalah tersebut karena dapat memperburuk kondisi Hipertensi.

Hipertensi harus diatasi dengan mempersiapkan mental dan psikis pasien, rutin memeriksa tekanan darah, kontrol ke dokter, minum obat rutin, serta mencegah komplikasi Hipertensi. 

 

Komplikasi

Apabila tekanan darah terus tinggi dan tidak terkontrol dalam waktu yang lama, Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti nyeri dada persisten seperti pada kasus serangan jantung, gagal jantung, dan penyakit irama jantung yang dapat berujung pada kematian mendadak.

Hipertensi juga bisa menyebabkan stroke akibat penyumbatan maupun perdarahan pada pembuluh darah nadi yang membawa suplai darah dan oksigen ke otak. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan ginjal hingga berujung pada gagal ginjal. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan kerusakan jantung akibat pengerasan pembuluh darah nadi dan pengurangan asupan darah dan oksigen ke jantung.

 

Hipertensi dan Kehamilan

Ibu hamil yang mengidap Hipertensi tetap dapat melahirkan dengan normal. Namun jika tekanan darahnya tidak dikontrol selama kehamilan, hal ini membahayakan baik Ibu maupun janin. Wanita hamil yang mengidap Hipertensi lebih berisiko mengalami penurunan fungsi ginjal. Bayi yang lahir dari Ibu yang mengidap Hipertensi mungkin lahir dengan berat rendah atau bahkan secara prematur. 

Ada juga wanita yang belum pernah terdiagnosis Hipertensi sebelum kehamilan, kemudian didiagnosis mengalami Hipertensi pada kehamilan. Seringkali, setelah bayinya dilahirkan Hipertensi ini sembuh, namun hal ini perlu pemantauan lebih lanjut oleh dokter. Mengidap Hipertensi pada kehamilan dapat meningkatkan risiko Hipertensi di masa depan.

Pada beberapa kasus, Ibu hamil yang mengidap Hipertensi dapat pula mengidap pre-eklampsia. Kondisi ini dapat meningkatkan tekanan darah Ibu hamil, risiko komplikasi ke ginjal dan organ lainnya, sehingga menyebabkan peningkatan kadar protein dalam urin, penurunan fungsi hati atau liver, penumpukan cairan di paru, bahkan masalah penglihatan seperti kebutaan.

Jika pre-eklampsia terlambat atau bahkan tidak tertangani, Ibu dapat mengidap eklampsia. Eklampsia dapat menyebabkan kejang hingga penurunan kesadaran yang tentu akan berbahaya bagi Ibu dan janin. Janin pun dapat terdampak komplikasi eklampsia, seperti lahir dengan berat rendah, kelahiran prematur, hingga janin lahir dalam keadaan mati.

 

Pencegahan

Jika Anda berisiko tinggi menderita Hipertensi, mulailah ubah pola hidup Anda menjadi pola hidup yang lebih sehat. Berikut cara menjaga tekanan darah Anda tetap dalam rentang normal:

  • Jika Anda merokok, mulailah dari berhenti merokok.
  • Mengonsumsi makanan sehat yang tinggi serat, rendah garam, dan rendah lemak jenuh. Perbanyak makan buah dan sayuran. 
  • Tingkatkan aktivitas fisik Anda. Latihan fisik dimulai dengan latihan kardio atau aerobik sedang, seperti jogging atau bersepeda; 5 kali per minggu, selama 150 menit per minggu dengan minimal 30 menit dalam 1 harinya.
  • Pertahankan berat badan Anda jika ideal, yaitu dengan indeks massa tubuh 18,5 – 22,9 kg/m2; serta lingkar pinggang kurang dari 90 cm pada laki-laki dan kurang dari 80 cm pada perempuan. Jika Anda memiliki berat badan berlebih dengan indeks massa tubuh lebih dari 25 kg/m2, turunkan berat badan Anda. Menurunkan berat badan juga sebaiknya dilakukan perlahan, 0,5-1 kg setiap minggu untuk mencapai berat badan ideal. 
  • Jika Anda sering minum minuman beralkohol, batasilah konsumsinya. Sebaiknya, untuk pria dibatasi hanya minum 2 gelas minum alkohol dalam sehari, sedangkan wanita 1 gelas sehari. 
  • Cukup tidur, yaitu pada orang dewasa sekitar 7-8 jam sehari terutama tidur panjang di malam hari. Hal ini dikarenakan regenerasi sel-sel tubuh di hampir semua organ terutama dilakukan pada malam hari, oleh sebab itu istirahat di waktu ini akan mengoptimalkan fungsi organ di kemudian harinya.
  • Jagalah kesehatan psikis Anda, karena stres dapat meningkatkan risiko Hipertensi.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda belum pernah terdiagnosa Hipertensi, namun berisiko tinggi mengidapnya, berkonsultasilah dengan dokter untuk diskrining dan diperiksa lebih lanjut. Jika Anda memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah, seringlah ukur tekanan darah Anda. Bila hasilnya melebihi 140/90 mmHg, maka temuilah dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Jika Anda pengidap Hipertensi, berhati-hatilah dengan tanda bahaya berikut:

  • Muntah-muntah
  • Sesak napas
  • Pusing berputar atau keliyengan
  • Sakit kepala
  • Berkeringat berlebihan tanpa olahraga
  • Berdebar-debar
  • Gangguan penglihatan atau pandangan kabur
  • Kebingungan

Mungkin hal tersebut disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol. Jika muncul gejala di atas dan Anda memiliki alat pengukur tekanan darah, segera ukur tekanan darah pasien. Jika tekanan darahnya lebih dari 160/100, segera bawa pasien ke IGD rumah sakit terdekat.

 

 

Writer : dr Anita Larasati Priyono
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 17:59

WHO. Hypertension. https://www.who.int/health-topics/hypertension

Jermendy G, Horvath T, Littvay L, et al. Effect of genetic and environmental influences on cardiometabolic risk factors: a twin study. Cardiovasc Diabetol. 2011 November. 10:96.

Alexander MR, Yang EH. Hypertension. Medscape. 2019 February. https://emedicine.medscape.com/article/241381 

Lukito AA, Harmeiwaty E, Situmorang TD, et al. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2021: Update Konsensus PERHI 2019. PERHI. Jakarta 2021.

Holland K, Marcin J. Everything You Need to Know About High Blood Pressure (Hypertension). Healthline. 2020 June. https://www.healthline.com/health/high-blood-pressure-hypertension

CDC. Prevent High Blood Pressure. 2020 February. https://www.cdc.gov/bloodpressure/prevent.htm

Beckerman J. When to Call Your Doctor About High Blood Pressure. WebMD. 2021 June. https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/hypertension-when-call-your-doctor